spesial (one shoot)

1K 101 1
                                    

Hujan deras masih mengguyur kota Seoul itu, membuat jalanan basah, membuat genangan air yang tidak begitu dalam. Hal itu cukup untuk membuat seorang namja manis meringkuk dalam selimut di rumahnya. Jeon Jimin.

Namja berparas cantik itu kini menahan dingin di sekujur tubuhnya, memaksanya untuk tetap membuka mata melawan dingin. Menunggu seseorang yang ia rindukan. 2 bulan lamanya hingga akhirnya ia bertemu lagi pujaan hatinya.

tok tok~

Mendengar suara ketukan membuat namja mungil itu berbalik ke arah pintu, menunggu seseorang yang berada di balik pintu itu segera menghampirinya.

Aroma ini, aroma yang ia rindukan, sudah lama rasanya sejak terakhir kali ia menghirup aroma ini, wangi manly dan manis bercampur jadi satu.

"kau pulang" kata namja mungil itu sambil berusaha bangkit dari tempat tidur.
"tentu aku pulang sayang" ucap namja yang Jimin kenal sebagai suaminya, Jeon Jungkook.

"aku merindukanmu" kata Jimin memeluk Jungkook yang kini berada di sebelahnya.
"aku lebih merindukanmu chagi, apa kabarmu?" tanya Jungkook
"kau lihat sendiri aku sehat, aku hanya merindukanmu" Jimin sangat merindukan Jungkook-nya itu, ia memeluk Jungkook sangat erat, menghirup aroma namja itu kuat kuat, mencengkram kemeja Jungkook, tidak ingin melepasnya.

"kau terlihat baik, dan cantik tentunya, kau gemukan" kata Jungkook sambil tertawa lalu menjauhkan badan Jimin agar ia bisa melihat keseluruhan dari namja mungil itu.
"kau menyebalkan, merusak suasana, baru pulang malah mengejekku" kata Jimin mendengus kesal, menjauh dari Jungkook dan menghadap ke arah jendela.
"hei, aku bercanda, mengapa kau jadi sensitif begini heum?" tanya Jungkook.

Jimin tidak menjawab, hanya mendengus lalu membungkus tubuhnya dalam selimut.

"chagi~ aku rindu tubuhmu" kata Jungkook sambil memeluk tubuh Jimin di dalam selimut.
"kau hanya rindu tubuhku eoh?"
"ani~ , aku rindu semua yang ada pada dirimu"
"kau mau apa sekarang heum?"
"mau memakanmu" kata Jungkook menggoda JImin.
"aish, tidak bisa dan aku tidak mau"
"eoh? wae? kau tak merindukanku?"
"kau mau bayiku mati tersedak sperma mu huh?"
"tentu saja tidak, aish kau ini" kata Jungkook.

oke biarkan otak Jungkook bekerja untuk mencernanya sekarang.

"e-eh? t-tunggu, kau apa?! Bayi apa?" tanya Jungkook menyakinkan pendengarannya.
"aish bagaimana bisa kau punya ayah tuli sepertinya?" kata Jimin mengelus perutnya yang rata namun agak sedikit buncit.
"chagi, kau tidak bercanda?"
"menurutmu?"
"ini serius kan? bukan prank atau semacamnya?"
"pabo" Jimin meninggalkan Jungkook yang masih bingung. Jimin mengambil selembar kertas, memberinya pada Jungkook.

"POSITIF? EH?" kata Jungkook tidak percaya.

Jimin hanya tersenyum, Jungkook tiba tiba memeluknya. sangat erat. Ia senang.

"kenapa tidak memberi tahuku?"
"ini sebuah kejutan"
"kau tau sejak kapan?"
"seminggu setelah kau pergi, aku selalu saja mual, huh menyebalkan. Lalu aku memeriksakan diri ke dokter, dokter bilang aku hamil, entah mengapa bisa terjadi, padahl aku namja tulen, lalu dia bilang aku spesial" kata Jimin menjelaskan.

"tentu kau spesial sayang, milik Jeon Jungkook memang selalu spesial, aku mencintaimu sayang, gomawo untuk hadiah indah ini" kata Jungkook mengecup puncak kepala Jimin.
"nado Jungkook" Jimin mengeratkan pelukannya. Sempurna sudah.

Namun itu bukan sebuah akhir cerita.

"JEON JUNGKOOK!!!" Teriakan Jimin membuat Jungkook yang sedang membaca koran di ruang tamu kaget dan segera menghampiri namja mungil yang memanggil namanya di kamar.
"Ada apa chagi? Kenapa berteriak? Kau tidak apa kan? Ada yang sakit?" Tanya Jungkook khawatir.
"Ani!" Jimin menggeleng.
"Ini sama sekali tidak baik Jungkookie" kata Jimin melanjutkan.
"Hah? Kau kenapa?" Kata jungkook mendekatkan diri kepada namja yang sedang bercermin.
"Lihat! Aku gendut hiks bagaimana ini? Hiks" baiklah seorang Jeon Jimin sedang menangis, Jungkook yang panik pun segera memeluk tubuh istr-suaminya itu.
"Chagi, kau tidak gendut, kau masih sangat imut, lagipula jika kau gendut juga tak apa, kau masih sangat cantik" kata Jungkook menenangkan kekasih manisnya.
"Hiks tapi nanti hiks kau tidak suka lagi hiks padaku" kata Jimin sesegukan.
"Hei, kau gendut kan karena anakku yang ada di dalam perutmu chagi" kata Jungkook mengeratkan pelukannya.

Jimin berpikir.
"Oh iya, benar juga, berarti kau harus bertanggung jawab, kalau begitu bagaimana kalau aku saja yang tidak suka denganmu? hitung hitung untuk membayar kesalahanmu karena mebuatku gendut" Baiklah ingatkan Jimin bahwa kata - katanya barusan hampir membuat Jungkook ingin melemparkan tubuhnya sendiri dari atas gedung tertinggi di Korea.
"Eh? Kok jadi aku?" Tanya Jungkook berusaha tetap tenang walau tetap saja tidak tenang.
"Jadi kau mau kau yang melakukannya?" Habislah sudah riwayatmu kelinci.
"Eh, aniyaa~ aku tidak mau kita berdua melakukan itu, kau dan aku kan saling mencintai" kata Jungkook.
"Ah benar juga, saranghae Jeon Jungkook"
"Saranghae Jeon Jimin"

'Untung saja ia mengerti' batin Jungkook.

Hal diatas hanyalah satu dari banyaknya kesadisan dan mood swing seorang Jeon Jimin saat sedang mengandung. Jungkook sudah terlalu terbiasa dengan hal itu. Ia hanya bisa pasrah apalagi ketika istrinya eh maksudku suaminya itu mengidam macam macam. Bayi seperti apa yang akan keluar nanti. Itu lah yang Jungkook pikirkan saat ini.

.
.
.
END

uda gitu lah pokoknya, maaf aku buntu mau bikin cerita apa, jadi receh gini. hehe

-bangtanboystrash❤

jikook'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang