"Tuan, mereka sampai." Kata seorang pelayan pada Taehyung.
"Bagus, dimana mereka?"
"Ruang bawah tanah, Tuan." Kemudian Taehyung menyeringai dan melangkah cepat ke arah ruang bawah tanah.
.
.
"Jadi kau berkhianat, Kim?" Tanya Jungkook geram.
Jungkook terlihat mengenaskan, dengan darah segar mengalir dari pelipisnya dan tangan yang terikat.
Taehyung hanya tertawa kemudian mencengkram wajah Jungkook dengan tangan besarnya, lalu berkata remeh,
"Cih, mana sudi aku mengabdi pada Alpha sepertimu." Taehyung melepaskan cengkramannya.
"Dimana Lunaku?"
"Lunamu? Ah, Park Jimin?"
"Jangan sembarangan menyebut namanya dengan mulut busukmu, Kim."
Taehyung tertawa keras, sampai Jungkook terkejut.
"HAHAHA, apa? Mulut busukku? Kau dengar ini baik - baik, Jeon. Lunamu sebentar lagi akan menjadi milikku. Ah, dan bahkan tahktamu, akan jadi milikku juga."
Jungkook hanya tersenyum remeh dan hal itu berhasil membuat Taehyung geram.
"Tersenyumlah selagi masih bisa, kau akan mati Jeon, jadi sebaiknya kau baik - baiklah padaku, agar aku mau bermurah hati untuk mempermudah kematianmu."
"Cih, bermurah hati? Bukankah harusnya aku yang mengatakan hal itu? Lihatlah sekelilingmu dengan jelas Kim, lihat siapa yang kau kira ada dipihakmu."
Salah satu penjaga maju ke hadapan Taehyung dan membuka tudung kepalanya,
"Rindu aku, keponakan?"
"Paman Kim?" Terlihat jelas bahwa Taehyung sangat terkejut.
"Ya, aku kembali, kau kira aku sudah mati kan?"
Itu Kim Namjoon, pemimpin pack Kim yang sesungguhnya. Yang diaku Taehyung sebagai ayahnya. Jimin berhasil menemukan Namjoon, dan membuka semua kebusukan Kim Taehyung.
Ya, Jimin dan Jungkook tau tentang segala hal, semua. Termasuk pengkhianatan yang akan dilakukan Taehyung. Mereka juga tau tentqng Seulgi, dan Kim Junmyeon.
"Cih, kau pikir kau siapa hm?" Jungkook berjalan setelah ikatan di tangannya ia lepaskan dengan mudah.
"Ikat dia, tangkap ayahnya, kurung di ruangan yang sama." Perintah Jungkook pada pasukannya.
Jungkook kemudian berjalan meninggalkan ruang bawah tanah menuju ke tempat Lunanya berada, begitu sampai ia langsung memeluk erat Lunanya yang terisak, ia tahu betul Jimin sedang rapuh.
"Kenapa dia benar - benar mengkhianati kita? Aku sangat menyayanginya, dia sudah seperti kakakku sendiri, tapi kenapa dia begitu tega?" Jimin meraung sejadi - jadinya. Ia begitu menyayangi Taehyung, bahkan setelah tau segala kejahatan Taehyung, Jimin masih tetap berharap bahwa itu semua kebohongan.
"Aku tahu, aku tahu." Jungkook sebisa mungkin menenangkan Jimin, dengan pelukan dan ciuman - ciuman kecil di kepalanya.
"Ini menyakitkan sekali, rasanya sama seperti saat kehilangan anak kita."
Jungkook paham. Ia juga merasakan sakit yang sama, walau tidak sebesar Jimin, tapi ia paham rasanya. Karena bagaimanapun, Jungkook tahu, Taehyung menyayangi Jimin, ia begitu menjaga Jimin, bahkan disaat Jungkook tidak bisa menjaga Jimin, Taehyung bisa.
"Tenangkan dirimu, aku tahu semua menyakitkan, tapi ia tidak bisa dilepaskan, kau tahu sendiri kan?"
Jimin menangis dalam pelukan Jungkook. Berbeda dengan keadaan Taehyung yang tersenyum seperti orang gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
jikook's
De Todopokoknya Jungkook cinta Jimin, dan cinta Jimin cuma boleh buat Jungkook. Jangan baca pake logika. serius deh.