"bisakah kau lepaskan aku, Tuan Jeon yang terhormat?" Jimin menatap mata Jungkook sangat dalam, lurus, dan tajam. Menghantarkan rasa sakit dan kecewanya.
"Jimin, dia bukan siapa - siapa!" bela Jungkook, kekasih, atau mungkin mantan kekasih Jimin.
"oh benarkah? bukan siapa - siapa katamu? lalu katakan padaku mengapa dia bisa bercumbu denganmu sementara aku mengurus semua kebutuhanmu Jeon?" sarkas Jimin.
Jungkook tidak bisa berkata kata. Ia sudah kehabisan akal, sebenarnya apa yang mau ia sangkal? semua ucapan Jimin benar, ia berkhianat. Namun ia juga tidak menyangkal ia masih sangat mencintai Jiminnya ini, ia hanya bosan, Jiminnya tidak semenarik saat pertama bertemu, namun sekali lagi tidak dapat dipungkiri Jungkook masih mencintai sosok itu. Hanya saja Eunha lebih menarik, menurutnya.
"tak bisa menjawah eoh? sudah kuduga, saya permisi" ucap Jimin dingin, lalu melangkah angkuh menjauh dari pandangan Jungkook.
Jungkook diam, tidak bergeming, memikirkan setega itukah Jiminnya? atau setega itukah dia? dan satu hal yang tidak disadarinya bahwa Jiminnya pergi dengan air mata yang deras dan membawa luka besar.
.
"Jungkook bodoh, atau aku yang bodoh?" Jimin merutuki dirinya sendiri, ia terlihat seperti orang gila sekarang, sebentar tertawa, sebentar menangis.
"JIMIN!" ucap seseorang, Jimin menoleh ke arah suara itu.
"eoh? Taetae?" namja tampan berkulit tan, sahabat Jimin, Kim Taehyung itu menghampiri Jimin, menelisik seluruh penampilan Jimin, kesan pertama, buruk.
"kau kenapa eoh?" tanya Taehyung to the point.
"aku? memangnya aku kenapa?" jawab Jimin seadanya. Hey! dia tidak mau terlihat lemah.
"kau bisa berbohong pada yang lain, tapi tidak padaku Jim" ya Taehyung benar, mana mungkin Jimin bisa berbohong pada Taehyung, mereka sudah dekat sejak masih pakai popok.
"Tae, tawaranmu masih berlaku?" Taehyung tersenyum penuh arti.
"tentu sayang, kau tau itu" Jawab Taehyung disertai smirknya.
.
Sementara Jungkook saat ini sedang bingung dengan situasi yang ia hadapi.
"ARGH! kenapa dengan diriku sih?" tanya Jungkook entah pada siapa.
"oppa, kau kenapa?" tanya seorang yeoja.
"tidak apa, hanya kepalaku sedikit sakit, kau bisa pulang sendiri kan?" Ucap Jungkook tanpa menoleh pada yeoja tersebut {re:ad:eunha}
"tentu oppa, baiklah aku pulang dulu ya oppa, saranghae" Yeoja itu langsung menghilang dibalik pintu setelah mengucapkan kata terakhir.
Jungkook menghempaskan tubuhnya ke sofa, ia memejamkan berharap semua beban di pikirannya menghilang, tak lama iapun larut dalam mimpi.
.
"kau tahu Tae, aku menyesal" ucap Jimin.
"kau salah Jim, ia yang akan menyesal kehilanganmu sebentar lagi, aku jamin itu" balas Taehyung mantap.
.
sesuatu yang dimulai dengan buruk, maka akan berakhir buruk sayang, lihat saja akhirnya. -Jimin.
kau membuat malaikatku sakit Jeon, kau akan membayarnya, ku pastikan malaikatku akan tersenyum lagi nanti. -Taehyung.
aku mencintaimu, namun rasa bosan ini lebih besar kurasa, jujur aku ragu dengan perasaan ini. -Jungkook.
lihatlah jalang, ia milikku sekarang. -eunha
.
3 tahun kemudian."Jim, kau siap?"
"tentu aku siap, sudah 3 tahun, dan ini waktunya, tidakkah aku terlihat lebih baik Tae?" Jawab Jimin.
"jauh dari baik, kau memukau sayang, kau tau itu dan semua orang mengakuinya" jawab namja Tan bernama Taehyung itu.
"kau selalu tau cara membuatku tersipu Tae" ucap Jimin, namun Taehyung tidak melihat sedikitpun rona merah di wajah Jimin, kecuali di bagian pipi itu, karena memang Jimin memiliki rona alami.
aku tidak akan pernah sebaik si Jeon brengsek itu kan? -Ucap Taehyung dalam hati.
"baiklah, kajja, kita tunjukkan dirimu yang memukau ini pada dunia" kata Taehyung sembari menggenggam tangan mungil Jimin.
Jiminnya terlihat manis sekali, Jiminnya manis sejak dulu, namun sekarang, Jimin tidak hanya manis, ia juga cantik dan memukau, anggun dan berkelas, hampir menyentuh sempurna, jika saja hatinya tidak rapuh.
"baiklah, CEO Park, kita sampai di Jeon corp, perusahaan si brengsek itu, kau harus berhasil bekerja sama dengan perusahaannya, aku percaya padamu sayang" ucap Taehyung sambil mengelus surai merah muda Jimin.
"Tuan Kim, aku tidak akan mengecewakanmu, jemput aku saat makan siang, aku mencintaimu dan kau tau itu" jawab Jimin lalu meninggalkan Taehyung di dalam mobil.
"Kau mencintainya jauh lebih banyak dari kau mencintaiku Jim" gumam Taehyung dengan senyum miris memandang kearah punggung Jimin yang berlalu menjauh.
.
"Selamat pagi Tuan Kim, Tuan Jeon sudah menunggu di ruangannya, mari saya antar" kata seseorang sambil memberi hormat.
Tuan Kim atau Park Jimin, ia sengaja tidak memakai marga aslinya, ia ingin memakai marga kekasihnya, uhm tidak, suaminya. Ya, Kim Taehyung. Jimin sudah resmi menikah dengan Kin Taehyung 2 tahun yang lalu, setelah kejadian itu, Jimin memutuskan menerima tawaran Taehyung, bahwa jika Jungkook menyakitinya, Taehyung bersedia menjadi penggantinya. Jimin mencintai Taehyungnya, sangat. Namun, dendam tetaplah dendam bagi seorang Park-Kim Jimin, maka disinilah ia sekarang, berdiri dihadapan Jeon Jungkook, mantan kekasihnya, sang pengkhianat.
"Selamat Pagi Tuan Kim" ucap Jungkook.
"Selamat Pagi Tuan Jeon" ucap Jimin dengan datar.
Dan saat itu juga pertahanan Jungkook runtuh, senyumnya tidak bisa ditahan untuk tidak muncul, merindukan sosok di hadapannya membuatnya hampir gila, soal Eunha, ia sudah tidak berhubungan dengan Eunha sejak Jimin pergi, namun, kita semua tau, hari itu Jeon Jungkook akan patah hati.
.
.
.
TBChai temen2 hehe, aku balik lagi nih! kalian apa kabar? sehat kan? jangan keluar rumah dulu ya temen2.
aku bingung, cerita ini mau dilanjutin ga? comment ya gais, hehe.
sayang kaliann❤
KAMU SEDANG MEMBACA
jikook's
Randompokoknya Jungkook cinta Jimin, dan cinta Jimin cuma boleh buat Jungkook. Jangan baca pake logika. serius deh.