"Alpha Kim, menurutmu hal ini sudah benar?"
Saat ini, Jimin dan Taehyung sedang berada di perkarangan mansion Jimin yang baru.
"Entahlah, Luna. Mau bagaimanapun, dia tidak sepenuhnya bersalah atas dosa ayahnya."
"Ya, kau benar." Ucap Jimin sambil memandang langit malam.
"Tenang saja, Luna. Apapun keputusanmu, aku akan tetap mendukung."
"Terima kasih, Tae." Jimin memamerkan senyum bulan sabitnya pada Taehyung.
"Tidak, terima kasih, Luna." Taehyung membalas dengan senyuman hangat.
"Kau tau, aku merindukannya." Jimin kembali menghadap langit.
"Ya, aku tau, temui. Dia juga merindukanmu."
.
.
"Kau baik - baik saja?"
"Ya, kau?"
"Tidak, aku tidak baik - baik saja."
"Kenapa? Kau sakit? Terluka? Atau apa?"
Jungkook terkekeh mendengar suara panik di sebrang sana,
"Ya, aku sakit. Aku sakit karena merindukanmu terlalu banyak."
Suara helaan nafas panjang terdengar jelas ditelinga Jungkook,
"Kau membuatku khawatir, Alpha."
Suara dan bau feromon ini, terlalu nyata untuk sebuah panggilan telfon. Jungkook segera menoleh ke arah suara, dan disana ia melihat Lunanya, orang yang ia rindukan sudah berdiri dihadapannya.
"Merindukanku, Alpha?"
Tatapan kaget itu berganti menjadi sebuah senyum lebar. Dengan cepat ia langkahkan kakinya menuju sang Luna.
"Sangat! Aku sangat merindukanmu, cintaku." Jungkook menarik sang Luna dalam pelukan hangat, menyalurkan jutaan rasa rindu.
"Memang seharusnya begitu." Yang lebih kecil membalas pelukan Jungkook tak kalah erat.
Setelah berpelukan lebih dari 15 menit, mereka akhirnya memasuki rumah Jungkook. Sebagai penyamaran, Jungkook memiliki rumah dikawasan manusia, sekitar 30 menit dari kantor pusat, dan sekitar 5 jam dari kawasan manusia serigala.
"Kau kemana saja? Kenapa tiba - tiba menghilang?" Jungkook masih memeluk tubuh mungil Jimin.
Jimin tersenyum kecil, "Maafkan aku, tampan. Yang penting kan sekarang aku sudah disini."
Jungkook kembali mengeratkan pelukannya, meletakkan kepalanya diceruk leher Jimin.
"Rencana kita, bagaimana?"
Jungkook mengangkat kepalanya, kemudian menunjukkan sebuah seringai kecil,
"Tinggal menunggu perintahmu, ratuku."
KAMU SEDANG MEMBACA
jikook's
Randompokoknya Jungkook cinta Jimin, dan cinta Jimin cuma boleh buat Jungkook. Jangan baca pake logika. serius deh.