H a p p y R e a d i n g
* * *
TERNYATA hampir satu kelas X.3 ikut menonton pertandingan antar kelas yang rutin dilakukan setiap dua bulan sekali ini. Yang katanya untuk memperat hubungan antar seluruh kelas yang ada di sekolahku.
Tentu saja kini aku berada diantara teman-temanku. Berteriak menyebut nama kelas. Walau kadang, diam-diam banyak yang tidak sengaja menyebut nama salah satu laki-laki kelasku.
Seperti Alsya contohnya.
Entah kenapa, aku yang awalnya bersemangat berteriak untuk menyemangati tim kelasku, kini hilang begitu saja ketika tak sengaja telingaku menangkap suara Alsya yang meneriaki nama dia dengan semangat.
Tiba-tiba saja, aku beranggapan jika Alsya menyukai dia, sama sepertiku.
Dan, aku jadi takut, bisa saja 'kan, dia juga menyukai Alsya yang jelas lebih cantik dan periang dibandingkan aku?
"Zidan, semangat!" Alsya lagi-lagi berteriak. Mengalihkam fokusku menjadi ke arahnya yang kini berlari kecil ke bawah tribun, mendekat ke pinggir lapangan.
"Centil banget si Alsya, heran gue Zo." Audri, teman semejaku mencibir disertai tawa kecil.
Aku tersenyum tipis, "Suka sama Zidan ya dia?"
Audri menaikan kedua alisnya, "Lo emang gak tau? Udah lama kali, Zo."
Aku mengernyit tipis, masa iya aku bisa tidak tau? Padahal 'kan, aku sekelas dengannya. "Zidannya sendiri udah tau?"
Audri mengangguk mantap, "Udah lah, kan pernah ditembak sama doi." Kedua bola mata Audri melirik ke arah Alsya yang heboh berteriak di bawah sana.
Aku terbelalak, tidak percaya jika seorang Alsya berani melakukan hal yang wajarnya dilakukan oleh laki-laki. "Serius, Dri?"
Audri mengangguk, "Wajar sih Alsya kaya gitu. Mungkin dia gak tahan lagi mendem perasaannya. Soalnya setau gue nih ya, mereka itu kenal dari kecil."
"Maksud lo, mereka sahabatan gitu?"
Audri mengangkat kedua bahu tak acuh, "Gak tau, gak jelas."
Aku terdiam untuk beberapa saat, terfokus pada Alsya yang bertepuk tangan girang ketika tim kelasku berhasil mencetak gol.
"Jadi ... sekarang, mereka pacaran?"
Audri menjentikan jarinya tepat di depan wajahku, "Nah itu dia." Keningku berkerur tipis, "Gak ada yang tau hubungan mereka tuh apa. Setiap ditanya, Zidan cuma senyum doang, trus kalo Alsya sih, ngakunya mereka pacaran."
Aku masih menyimak dengan baik, benar-benar fokus mencerna kalimat demi kalimat yang Audri lontarkan.
"Kalo kata gue, mereka itu gak pacaran. Buktinya, Zidan gak pernah tuh nunjukin sikap manis ke Alsya. Tapi, kadang gue juga mikir mereka itu pacaran. Buktinya kaya ...," Audri melempar pandanganya jauh ke bawah sana.
Lalu berteriak heboh seraya memukul ganas lengan kananku. "Nah itu tuh!" Audri menunjuk ke bawah tribun, "Itu yang suka bikin gue yakin, kalo mereka beneran pacaran."
Lantas, aku mengikuti kemana arah yang Audri tunjuk. Dan dua detik setelahnya, hatiku seperti diremas kuat mendapati dia tengah berpelukan dengan Alsya. Mungkin merayakan kemenangan tim kelas kami.
Dan saat itu juga, aku beranjak pergi.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
are you in love with me?
KurzgeschichtenKamu, Zidan Alkavi. Laki-laki misterius yang tidak pernah bisa aku baca apa isi hatimu. Kamu terlalu abu-abu. Dan kamu terlalu mahir untuk membuatku terus terombang-ambing dalam ketidakpastian yang menyakitkan. "Bila kamu udara, bagaimana aku bisa...