H a p p y R e a d i n g
* * *
SEJAK bel istirahat berdering beberapa menit lalu, aku segera pergi keluar kelas untuk mencari tempat aman yang setidaknya dia jarang kunjungi.
Hari ini, aku benar-benar ingin menghindar darinya.
Dan mungkin, tempat terbaik untuk bersembunyi adalah ruang musik.
Saat jam istirahat seperti ini, sangat jarang yang mau menghabiskan waktunya di tempat yang terletak di ujung sekolah ini.
Aku menoleh ke kanan dan kiri. Memastikan jika tidak ada dia di sekitar. Setelah merasa aman, aku segera melangkah masuk. Lalu menutup pintunya rapat-rapat.
Aku menghela napas lega, lalu melenggang masuk untuk melihat-lihat ruangan yang amat sangat jarang aku kunjungi ini.
Setelah puas, aku duduk di salah satu kursi plastik yang ada di sana seraya memasang earphone. Berniat untuk melihat hasil rekaman colonganku tadi pagi dengan volume penuh.
Namun, baru beberapa menit aku menikmati nyanyian merdu yang mengalir indah memasuki indra pendengaranku, seseorang berkata dengan polosnya, membuatku jantungku rasanya meledak hebat di dalam sana.
"Oh, video gue rupanya."
Aku melotot lebar, segera menoleh kuat dan refleks berteriak kencang ketika mendapati dia tengah berdiri di belakangku sambil tertawa kecil.
"Eh, eh jangan teriak-teriak dong." Dia membungkam bibirku panik, "ntar sangkanya gue ngapa-ngapain lo."
Setelah dirasa aku cukup tenang, dia melepaskan bungkamannya. Lalu kembali tertawa kecil, "Lo fans rahasia gue ya ternyata?"
Aku kelabakan. Lalu dengan pipi yang memanas, aku menggeleng kuat. "Bukan sih! Pede banget." kataku berusaha tenang.
Dia menaikan sebelah alisnya meledek, "Masa?"
Aku mengangguk mantap, "Iya!" jawabku tegas lalu segera beranjak dari sana.
Dan untuk kedua kalinya, aku benar-benar berharap bisa menghilang saat ini juga ketika mendengar suara tawanya yang menggema.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
are you in love with me?
Short StoryKamu, Zidan Alkavi. Laki-laki misterius yang tidak pernah bisa aku baca apa isi hatimu. Kamu terlalu abu-abu. Dan kamu terlalu mahir untuk membuatku terus terombang-ambing dalam ketidakpastian yang menyakitkan. "Bila kamu udara, bagaimana aku bisa...