H a p p y R e a d i n g
* * *
ENTAH kenapa, hari ini aku jadi lebih sering menangkap dia dan Alsya menghabiskan waktu bersama. Padahal, biasanya, dia selalu bersama teman-temannya di kantin.
Keduanya terlihat riang, sesekali tertawa girang padahal menurutku tidak ada yang lucu.
Ya, aku 'kan memang gadis kurang kerjaan yang sukanya memperhatikan dia dalam diam tanpa berani menyapa lebih dulu.
Benar, aku terlalu gengsi.
"Tumben mereka mesra ya?" Audri berkomentar seraya memakan mie ayam pesanannya.
Aku menyikut lengannya, melempar pelototan tajam. Audri ini jika sudah bergosip tidak pernah tau kondisi.
Kantin ini cukup ramai, dan dia asal nyeplos tanpa memperhatikan suaranya yang cukup keras.
"Pelan-pelan ngomongnya."
"Mereka semua bolot-bolot, santai aja." katanya enteng.
Aku hanya mendengus, tidak menanggapi ucapannya. Memilih kembali memperhatikan mereka yang kini asik berselfie ria.
"Gue heran deh, kenapa ya, Zidan mau diintilin sama cewek macem Alsya?" Aku menoleh, memperhatikan ratu gosip ini. "Gue sih jengah parah. Gak bebas. Deket sama cewek dikit, dia marah-marah."
Aku terbelalak, "Emang Alsya gitu?" Audri mengangguk mantap, lalu menyuap gulungan mie ayamnya. "Lo tau dari mana emang?"
Audri tertawa, "Gue mah sebagai pecinta gosip sejati, jelas tau lah. Kuping gue di mana-mana, Zo."
Aku ikut tertawa kecil, "Tapi lo gak tau kalo mereka pacaran apa gak." kataku meledek. Lalu menyeruput jus jambu kesukaanku.
"Tapi nih ya, akhir-akhir ini gue ngerasa mereka beneran pacaran deh." Audri berkata serius, tangannya terulur meraih tisu.
Aku jadi ikut serius, dan mulai menghadap ke arahnya. Dan tiba-tiba saja perkataan Alsya tadi pagi, terngiang jelas di kepalaku.
"Kok bisa lo berpikir kaya gitu?"
Audri mengeluarkan ponselnya, lalu membuka aplikasi instagramnya. "Nih," Audri mendekat ke arahku. Menunjukan akun Alsya yang begitu banyak foto kebersamaannya bersama dia.
"Foto-foto mereka sweet-sweet banget, ya gak sih Zo?" Aku mengangguk pelan dengan kedua mata yang sibuk memperhatikan wajah Zidan yang hampir semuanya di hias senyum lebar.
Mereka ... tampak serasi.
"Jadi nih Zo, menurut lo, mereka pacaran gak?"
Aku menoleh, lalu detik berikutnya aku berpaling ke arah ponsel. "Iya, mungkin."
Audri terkekeh geli, "Heran gue, misterius banget." Aku hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan. Dan lagi, entah yang keberapa kalinya, aku kembali bertanya pada diriku sendiri.
Apa selama ini, aku yang terlalu berharap?
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
are you in love with me?
Short StoryKamu, Zidan Alkavi. Laki-laki misterius yang tidak pernah bisa aku baca apa isi hatimu. Kamu terlalu abu-abu. Dan kamu terlalu mahir untuk membuatku terus terombang-ambing dalam ketidakpastian yang menyakitkan. "Bila kamu udara, bagaimana aku bisa...