H a p p y R e a d i n g
* * *
ENTAH sudah keberapa kali kedua mataku melirik ke arahnya yang sibuk mencatat tugas secara diam-diam.Wajahnya tidak pernah bosan untuk menjadi objek fokusku setiap saat. Apa lagi jika tengah serius seperti sekarang. Rasanya aku ingin berteriak sekeras-kerasnya.
Aku refleks menoleh ketika dia bangkit dari kursi, melenggang ke depan kelas untuk mengumpulkan tugas proposal minggu lalu yang harus dikerjakan bersama teman semeja.
Dia tersenyum, dan entah mengapa aku melihat ada maksud meledek dibalik senyumnya kali ini.
Tiba-tiba saja, berputar kejadian memalukan tadi pagi. Melintas jelas dan tak mau hilang dari pikiran.
Aku lantas berpaling, menyembunyikan pipiku yang dikhawatirkan berubah warna karena tiba-tiba saja rasa hangat menjalar di kedua pipiku.
Sial.
Aku amat sangat berharap dia tidak akan pernah mengungkit kejadian tadi pagi maupun kemarin. Itu sangat memalukan. Sungguh.
"Zo." Aku bisa mendengar suara decitan kursi, "Gue ntar tanding futsal. Lo dateng gak?" Aku refleks menoleh, mendapati dia menggaruk tengkuknya salah tingkah. "Ya ... sekedar nyemangatin gitu, Zo."
Sudut bibirku berkedut menahan senyum, "Di mana?"
"Libero, daerah Margonda."
Aku menaikan kedua alis, "Jauh banget."
"Bareng sama gue kok. Lagi pula tandingnya jam tiga. Lo pulang dulu aja. Nanti gue jemput." Aku mengerjap tak percaya, "Gimana, mau gak?"
Aku berdehem, seolah menimang. Karena, tidak elit 'kan jika aku langsung mengiyakan ajakannya?
Beberapa detik aku membiarkan dia menunggu, walau akhirnya aku melempar senyum tipis seraya mengangguk. "Oke deh."
Dia tersenyum semringah, "Lo send location aja ya." Aku mengangguk pelan, bersikap biasa walau siapa sangka jika di dalam sana hatiku tengah berpesta ria.
Dan entah kenapa, hati kecilku berbisik, jika dia sudah mulai mempunyai perasaaan yang sama.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
are you in love with me?
ContoKamu, Zidan Alkavi. Laki-laki misterius yang tidak pernah bisa aku baca apa isi hatimu. Kamu terlalu abu-abu. Dan kamu terlalu mahir untuk membuatku terus terombang-ambing dalam ketidakpastian yang menyakitkan. "Bila kamu udara, bagaimana aku bisa...