"Hmm... pembunuhan 5 orang... yatim piatu... hidup pas-pasan... tampang cukup menarik... korban perempuan... hmm... tidak bisa sepertinya..." Airin bergumam sendiri seperti seorang dukun yang merapalkan mantra untuk menyantet seseorang. :v
Meja Airin yang tadinya bersih-kinclong-tanpa debu sekalipun kini menjadi super berantakan. Kertas berserakan di sana-sini dan meja Airin terlihat sangat abstrak. Tulisan tangannya, info-info dari Kunikida, beberapa lembar foto, dan alat tulis memenuhi mejanya.
"Ng... ano... Airin-san, mejamu sangat berantakan." Kata Atsushi.
"Aku tahu." Jawab Airin sambil terus mengamati kertas-kertas itu dengan abstrak, sekali-kali mengangkatnya untuk melihat lembaran yang tertimpah lembaran lain.
Merayu saja takkan mempan. Harus pakai cara lain untuk menaklukkan orang sejenis ini. Dan Airin masih memikirkan caranya. Otak Airin berpikir dengan keras, matanya menjelajahi setiap lembar kertas di mejanya sambil terkadang menggumam tak jelas.
"Ketemu!" Airin berdiri dari tempat duduknya sambil memukul mejanya dan kertas-kertas berterbangan.
"Hee? Nani Airin-san?" Tanya Atsushi.
"Aku menemukan ide." Jawabnya singkat sambil tersenyum licik.
(*3*)
"Ano... Airin-san... kau yakin ini akan berhasil?" Tanya Atsushi sambil membetulkan pakaiannya.
Atsushi memakai baju sobek-sobek seperti gembel. Airin memakai baju ala wanita-wanita holkay.
Atsushi maju mendekati orang itu.
"E... etto... aku ingin tanya... apa kau melihat adikku... tingginya kira-kira se... se... sedada... umurnya... s... sekitar 12 tahun... erh... aku rasa... dia lewat sini tadi..." Kata Atsushi terbata-bata. Airin terlihat menepuk dahinya.
"Aku tidak melihatnya, tapi mungkin adikmu sudah kembali ke rumah." Kata orang itu.
"Ah... Maaf mengganggumu." Kata Atsushi sambil membungkuk. Dari kejauhan, Airin menekan tombol untuk mengeluarkan gas beracun yang disembunyikan di baju Atsushi. Karena gas itu tidak memiliki warna, tidak ada yang menyadari kalau gas itu berbahaya.
Efeknya adalah melemahkan orang dengan membuat otot-ototnya lemas. Dan gas ini dapat bertahan selama 1 hari.
Atsushi kembali ke tempat Airin. Lalu Airin memberi penawar gas itu. Meskipun Atsushi sudah menutup saluran pernapasannya, tidak menutup kemungkinan bahwa gasnya tidak sengaja terhirup.
"Ayo kita ikuti dia." Ajak Airin.
(.-.)
Orang itu pergi ke sebuah jalan yang ramai, lalu memasuki gang sempit yang berujung tembok. Orang itu memanjat tembok itu dengan lincah. Dan ia tiba di sebuah perumahan tempat orang-orang kaya.
Airin dan Atsushi yang mengikutinya dari belakang langsung berhenti. Mereka sudah sampai di tempat tujuan.
Tempat di mana nasib orang itu akan berakhir.
Airin maju mendekati orang itu dan ia sengaja menjatuhkan diri di depan orang itu dengan akting yang bagus.
Orang itu melihat Airin dan membantunya berdiri.
"Ah... arigato gozaimasu..." Kata Airin dengan nada bicara ala wanita yang lemah lembut.
"Tidak apa." Jawabnya.
"Aku tidak pernah melihatmu di sini, apa kau orang baru?" Tanya Airin.
"Ah, aku memiliki urusan dengan orang di sini. Anda sendiri, apakah anda tinggal di sekitar sini?"
"Iya, tentu saja." Jawab Airin. Kebohongan yang cukup bagus.
"Mau mampir ke rumahku? Aku akan buatkan teh." Airin mulai memikatnya.
"Tidak perlu."
"Demo..."
"Baiklah kalau kau memaksa, nona."
Airin langsung berjalan dengan tenang. Diam-diam pria itu menyiapkan pisau. Lalu pria itu mendekati Airin dan ia hendak menusuk leher gadis cantik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Target [Dazai Osamu X OC]
FanfictionSeorang mantan pembunuh bayaran yang ingin menjadi baik ditolong oleh sesosok manusia perban yang absurd. Dia bukan orang baik Tidak ada yang menganggapnya baik Dan dia merasa tidak pantas untuk cahaya Mungkin dia bukanlah orang yang baik, tetapi di...