Kucing yang Tidak Diketahui

1.5K 168 4
                                    

Sudah 2 bulan sejak Airin mundur dari misi yang diberikan kliennya, si stalker.

Airin menyerah karena mustahil rasanya membunuh Dazai Osamu. Dan setelah kejadian itu, ia kembali menjadi pembunuh bayaran.

Kantor Armed Detective Agency

"Hmm... dalang dari semua pencurian ini akan berada di restoran mewah di daerah sekitar sini." Kata Ranpo.

"Baiklah. Ayo, Atsushi-kun." Dazai berjalan ke arah pintu.

"Ha.. Ha'i!" Atsushi mengikuti Dazai.

"Aku punya firasat kita akan bertemu dengan seorang wanita cantik."

Sementara itu...

"Arigato sudah mengundangku, tuan." Kata Airin sambil duduk di kursi.

"Tentu saja, Airin-chan."

"Jadi, apa yang ingin anda bicarakan?"

"Hmm... Airin-chan, maukah kau menjadi istriku?"

"Wah... tawaran yang sangat bagus tuan. Sungguh beruntung aku jika menerima tawaran anda."

"Ya, tentu saja. Aku kaya dan cukup tampan, Airin-chan."

"Tapi sayangnya, aku tidak ingin menjadi janda."

"Hee? Apa maksudmu?"

Seketika, sebuah pisau hampir mengenai leher tuan itu.

"Untungnya meleset." Kata Airin sambil berdiri. Ia lalu mengambil pistol yang sudah dipersiapkannya sejak awal. Lalu ia menodongkan benda itu pada orang di depannya.

"Aku... tidak peduli pada tawaranmu. Apa untungnya bagiku menjadi istri kedua dari seorang yang sudah tua? Cih, memangnya aku ini apa?" Kata Airin.

Dan ternyata, tidak hanya Airin yang mempersiapkan ini dengan matang. Para pengawal tuan itu bermunculan dari pintu-pintu.

"Wah, tadi kau bilang apa Airin-chan? Aku tidak mendengarnya dengan jelas." Tuan, atau bisa disebut pemimpin para pencuri yang saat ini sedang dicari, menyeringai lebar.

Boom! Terdengar sebuah ledakan. Ledakan yang berisi asap tidur. Siapapun yang menghirupnya akan pingsan beberapa menit.

"Cih, tak kusangka ia membawa pasukan. Lain kali, aku akan mempersiapkannya dengan matang." Gumam Airin. Ia lalu menarik pelatuk pistolnya.

Dor! Kini bos para pencuri itu telah tewas.

"Ah, sungguh melelahkan." Airin merenggangkan tubuhnya.

Dor! Terdengar suara tembakan dari belakang.

Salah satu pengawal sudah sadar tetapi masih lelah sehingga tidak bisa membidik dengan baik. Bidikannya mengenai pundak Airin. Airin yang kelelahan ditambah kaget dari tembakan tadi langsung jatuh pingsan.

Tetapi sebelum itu, ia mendengar suara samar-samar, "Dazai-san, bossnya sudah..."

Setelah itu, ia pingsan total.

{○▪○}

"Dimana... aku..." Gumam Airin.

"Wah, kita bertemu lagi, Rin-chan!" Seru sebuah suara yang terdengar agak menyebalkan di telinga Airin.

"Kau... Hah..." Airin berusaha untuk duduk di atas kasurnya.

"Etto, kalian pernah bertemu?" Tanya Atsushi.

"Tentu saja! Dia ini pacarku!" Jawab Dazai. Airin yang sedang kesal langsung menampar Dazai.

"Salah. Aku bahkan tidak mengenalnya, Atsushi-kun." Kata Airin yang berusaha untuk tenang.

"Rin-chan kau tega sekali padaku." Kata Dazai.

"Eeeh... tokoro de, arigato sudah membunuh boss dari para pencuri." Kata Atsushi sambil membungkukan badan.

"Sudahlah, aku hanya melakukan pekerjaanku." Airin bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar.

"Arigato sudah merawatku." Kata Airin sambil membuka pintu lalu menutupnya.

"Umm... Dazai-san kau kenal orang itu?" Tanya Atsushi yang sebenarnya agak kebingungan.

"Ha? Tentu saja! Kau ingat si topeng kucing yang berusaha membunuh kita?"

"Eh... etto... kejadian 2 bulan yang lalu itu ya?"

"Nah, dia adalah pembunuh itu!"

"HEEEEEEE?!" Teriak Atsushi yang benar-benar terkejut.

"Aku punya ide."

(♡•♡)

"Yo, Rin-chan!" Sapa Dazai.

"Nani? Kita sudah tidak punya urusan, kan?" Tanya Airin dengan malas.

"Mau melakukan bunuh diri ganda bersamaku?" Tawar Dazai.

"Tidak. Nyawaku masih berharga." Jawab Airin sambil terus berjalan, berusaha tak menghiraukan Dazai.

"Cih! Jangan dingin begitu dong!" Kata Dazai sambil mengejar Airin.

"Kalau begitu, bagaimana kalau masuk Armed Detective Agency, Rin-chan?" Tanya Dazai.

"Tidak tertarik." Jawab Rin singkat, padat, dan jelas.

"Lalu apa yang kau mau?" Tanya Dazai yang mulai kesal karena Airin hanya menjawab pertanyaan Dazai dengan kalimat pendek.

"Kehidupan yang normal." Gumam Airin.

"Hah? Tadi kau bilang apa?" Tanya Dazai.

"Tidak, lupakan."

"Aku tahu, jauh di dalam hatimu ada keinginan untuk menjadi baik. Atau bisa dibilang, kau ini baik?"

"Pfft... jangan bercanda. Pembunuh bayaran sepertiku takkan pernah menjadi orang baik."

"Tidak akan pernah kalau kau tidak berubah. Yah, datanglah ke Kantor Agensi saat kau berubah pikiran."

"Terserah saja."

"Kalau begitu, aku ke sungai dulu ya!" Seru Dazai sambil berjalan ke arah sungai.

Dazai mencoba bunuh diri, tetapi Kunikida tentu berhasil menangkapnya.

Sedangkan Airin terdiam di rumahnya sambil memikirkan tawaran Dazai.

The Target [Dazai Osamu X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang