"Aku hanyalah suruhan."
"Lalu siapakah boss-mu?" Tanya suara Dazai yang telah terekam dalam sebuah recorder.
"Seorang pria berambut pirang..."
"Maksudku, namanya." Jelas Dazai.
"Aku tidak tahu. S-sungguh aku tidak tahu!" Seru si pembunuh bayaran dengan nada yang benar-benar ketakutan.
Lalu terdengar keheningan sejenak sebelum Dazai melanjutkan pertanyaan, "kenapa kau mengincar salah satu anggota kami?"
"Boss yang memintaku," jawabnya dengan nada yang masih ketakutan.
"Hanya itu?"
"Ak- aku memiliki dendam... Kanagami... Airin..."
Kunikida menakan tombol pause dan bertanya, "kenapa dia?" Sambil menunjuk ke arah Airin.
Airin menaruh jari telunjuknya di dagu dan menjawab, "karena aku pernah menjebloskan dia ke penjara, kukira kau sudah mengetahui ini, Kunikida."
"Airin-san, jangan bilang kalau ini-" kata-kata Atsushi langsung dipotong oleh Airin.
"Yup, orang yang kita bawa ke polisi beberapa waktu yang lalu, Atsushi-kun."
Dazai menekan tombol play.
"Naruhodo. Kalau begitu, bagaimana kau bisa kabur dari penjara?"
"Orang itu yang membantuku. Ia menyuap polisi."
Semua orang di ruangan itu langsung geleng-geleng kepala secara berjamaah.
"Di mana aku bisa menemukan bossmu?"
"Di... sebuah gedung... letaknya di jalan XXXXX... jangan ke sana."
"Kenapa?"
"Aku akan dibunuh. Dan dia punya banyak aliansi."
"Siapa saja?"
"Hampir semua pembunuh bayaran berpihak kepadanya. Ada banyak pengusaha yang bersedia membiayai seluruh rencana orang itu. Mereka memiliki senjata terbaru, mata-mata, dan perlengkapan terbaik."
"Menarik sekali~ apa kau tahu berapa jumlah orang yang akan datang untuk membunuhmu?"
Tidak terdengar jawaban dari orang itu, hanya ada suara gertakan gigi yang terdengar sekilas.
"Kau tidak tahu?"
Kali ini Dazai menekan tombol pause dan berkata, "dia terlalu ketakutan sampai-sampai tidak bisa menjawab."
Dan setengah dari orang-orang di tempat itu ber-oh-ria sebelum Dazai melanjutkan rekaman itu.
"Ada berapa orang yang harus dihadapi?" Tanya Dazai.
"Puluh- ratusan! Kalian tidak akan menang!"
Dan terdengar suara tawa kecil ala Dazai.
"Bagaimana kalau kami sampai menang?"
(*--*")
Setelah mendengar rekaman itu, anggota Armed Detective Agency mulai menyusun rencana penyerangan. Singkatnya, 2 hari ke depan mereka akan menuju ke tempat persembunyian Francis. Airin dan Atsushi tidak akan ikut. Sebagai gantinya, Hotarou akan berada di garis paling depan.
Saat ini Airin sedang berjalan-jalan keluar untuk sekedar menenangkan pikiran. Dia masih kesal karena tidak diperbolehkan ikut menyerang.
Airin menendang batu yang ada di depannya dan menggumam, "dasar orang tua sok pintar, kenapa pula aku tidak boleh ikut. Untuk apa aku menjaga agensi coba? Cih, menyebalkan!"
"Aku menemukanmu." Adalah 2 kata yang diucapkan oleh seorang pria misterius yang tiba-tiba saja membawa Airin.
Maap chap ini pendek banget, ini cuma 400an words, kayak update-an dulu. Saya gatau lagi kapan bisa update, soalnya kalau boleh jujur, saya mulai kehilangan arah untuk menuju ending di cerita ini :v
~Saki-Kare
KAMU SEDANG MEMBACA
The Target [Dazai Osamu X OC]
FanfictionSeorang mantan pembunuh bayaran yang ingin menjadi baik ditolong oleh sesosok manusia perban yang absurd. Dia bukan orang baik Tidak ada yang menganggapnya baik Dan dia merasa tidak pantas untuk cahaya Mungkin dia bukanlah orang yang baik, tetapi di...