Armed Detective Agency
Semua orang terlihat sibuk saat ini. Bahkan Ranpo yang mengenakan kacamata juga terlihat sibuk. Dazai juga, ia terlihat serius mengamati beberapa lembar kertas di mejanya.
"O... oi... ada apa ini?" Tanya Airin yang baru saja memasuki kantor.
Kunikida melempar sebuah koran pada Airin dan menyuruhnya untuk membacanya.
Itu adalah koran hari ini. Headlinenya memgenai tewasnya beberapa orang kemarin secara tragis.
"Bukannya ini kerjaan port mafia?" Tanya Airin.
"Ie... ada yang ingin mengadu domba." Jawab Ranpo.
"Rin-chan, coba perhatikan gambarnya baik-baik." Kata Dazai sambil menunjuk ke gambar di halaman paling depan koran itu.
"Mayatnya terlihat seperti habis disiksa. Tapi seperti bukan port mafia? Port Mafia tidak akan selembek ini." Gumam Airin sambil memperhatikan luka lebam di gambar mayat itu.
"Tepat sekali. Sebagai orang yang pernah disiksa Port Mafia, kau jelas mengerti." Kata Dazai.
Airin hanya menghela nafas. Sedangkan yang lain menatap Airin.
"Airin-san kau..."
"Ada masalah?" Tanya Airin dengan nada agak kesal.
"Aku hanya yah... terlalu bermain-main dengan Port Mafia." Jawab Airin.
"Oi kembali bekerja!" Seru Kunikida.
"Ha'i!" Semua yang ada di situ tersadar dan kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
Airin membaca isi koran yang menyangkut headline itu karena ia belum membacanya. Yah, dia tidak mau jadi orang yang kudet sendiri.
"Orang ini-" Airin terkejut melihat salah satu foto di meja Dazai.
"Ah, salah satu tersangka." Jawab Dazai seolah ia tahu apa yang akan ditanyakan Airin.
"Aku pernah bertemu dengannya. Dia bilang dia ingin mendapatkan weretiger atau apalah itu..." Airin mencoba mengingat-ingat saat ia bertemu dengan Francis.
"Weretiger?!" Atsushi menatap Airin tidak percaya.
"Sudah kuduga dia mengincar Atsushi-kun." Gumam Dazai.
"Atsushi-kun?" Airin menaikkan alisnya sebelah.
"Jadi weretiger itu Atsushi?!" Tanya Airin yang dijawab dengan anggukan Dazai.
Airin mencerna semua informasi yang ia dapatkan. "Jadi, organisasi yang mengincar Atsushi ingin mengadu domba agensi. Kalau agensi hancur, Atsushi jelas akan menjadi milik mereka. Cukup masuk akal sih. Souka, mereka ingin mengadu domba kita dengan Port Mafia."
"Kita dan Port Mafia memang tidak akur. Hanya perlu sedikit percikan api, perang bisa saja terjadi." Kata Kunikida.
Fukuzawa memasuki ruangan.
"Port Mafia pasti akan menyerang kita sebentar lagi, sachou." Kata Ranpo.
"Port Mafia atau Guild pasti akan memulai perang. Apapun yang terjadi, kita harus menlindungi masyarakat biasa. Jangan sampai ada korban." Kata Fukuzawa Yukichi.
"Ha'i!"
"Saat ini kita akan berusaha sebisa mungkin untuk mencegah perang." Lanjut Sachou.
(-'-)
Yosano, Kenji, Fukuzawa, dan Ranpo, serta para pegawai akan berlindung di ruang bawah tanah.
Dazai, Tanizaki, Kunikida, Atsushi, Kyouka, dan Airin akan menyerang sekaligus mengumpulkan informasi.
Itu adalah rencana awal sebelum seseorang datang.
"Aku tidak bisa diam dan hanya tetap menjadi pihak yang netral." Ucap sebuah suara yang berhasil membobol pertahanan ruang bawah tanah.
"Ah, Hou-san!" Sambut Kenji.
Wajah Airin tentu saja terlihat kesal sejak orang itu berbicara.
"Kau tukang pengantar daftar senjata itu kan?" Tanya Yosano memastikan.
Kenji menjawab Yosano dengan anggukan karena ia yang biasanya mengambil daftar senjata dari Hotarou.
"Bagaimana kau bisa masuk?!" Tanya Kunikida.
"Mudah saja, bahkan aku yakin Ai-chan ku juga bisa melakukannya." Jelas Hotarou.
"Ai-chan?!" Semua yang ada di ruangan itu menengok ke arah Airin. Minus Dazai, Fukuzawa, Ranpo, Hotarou, dan tentu saja Airin sendiri.
"Kenapa pula kau ada di sini?" Tanya Airin dengan nada yang kurang mengenakkan.
"Aku yang memanggilnya." Jawab Fukuzawa. Airin yang ingin kesal terpaksa menahan kekesalannya.
"Kalau tidak dipanggilpun aku tetap akan memihak kalian. Bagaimanapun juga, Mori benar mengenai 'aku akan selalu ada di pihak Airin berada'. Kalian juga pasti berpikir begitu." Hotarou menatap Dazai.
"Tokoro de, sistem keamanan ruang bawah tanah ini benar-benar lemah. Biar kuperbaiki sebentar." Hotarou berjalan ke arah laptop pengendali. Dengan cepat, ia mengutak-atik sistem keamanannya. Hanya perlu 5 menit, ia sudah memperkuat keamanan ruang bawah tanah.
"Seharusnya lebih baik dari sebelumnya." Gumam Hotarou.
Itu orang bener-bener master astagah -,-
Kunikida menge-cek laptop itu dan mukanya langsung ga nyelo- wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut.
"Kalau kau menganggap itu Masterpiece, dia bisa melakukan lebih dari itu." Kata Airin yang sebenarnya muak melihat ekspresi orang-orang yang kagum pada Hotarou. Tapi masalahnya, dia justru terdengar seperti orang yang sedang memuji Hotarou, kan yak?
"Tidak perlu memujiku begitu ah, Ai-chan."
"Aku tidak memujimu."
"Maa, bagaimana kalau kita bagi ulang tugasnya?" Tanya Dazai yang bertujuan untuk menghentikan bibit-bibit kekesalan Airin pada Hotarou.
"Fukuzawa, apa ada rencana?" Tanya Hotarou.
"Kami berempat akan bersembunyi di sini, sisanya akan mengumpulkan informasi di atas." Jelas Ranpo sambil menunjuk ke arah Kenji, Yosano, Fukuzawa, dan dirinya sendiri.
"Kalau begitu, ada saran aku harus bergabung di tim mana?" Tanya Hotarou. Dan Airin langsung menatap orang yang umur dan penampilannya ga sinkron itu.
"Tentu saja kau akan mencari informasi, memangnya kau pantas kalau hanya betlindung di bawah tanah?" Tanya Yosano.
"Demo... aku sudah tidak pernah bertarung lagi. Mungkin ada baiknya aku menjaga kalian di bawah sini? Bagaimana kedengarannya Yosano-san?"
"Kau tahu namaku, huh?" Tanya Yosano.
"Yosano-san, dia hanya akan menggodamu. Apapun yang dia katakan jangan dipedulikan." Kata Airin.
"Hidoi. Yah, ada benarnya juga sih. Karena itu semua juga berlaku padamu, kan Ai-chan?" Goda Hotarou.
"Urusai."
"Pfft... buah tidak jatuh jauh dari pohonnya." Gumam Hotarou.
"Dan, kurasa aku akan ikut mencari informasi. Meski aku sudah sulit untuk bertarung, setidaknya aku bisa memakai cara yang sama dengan Ai-chan."
"Cara yang sama?" Tanya Kenji.
"Sedikit tips untuk kalian, apapun yang terjadi, jangan dengan mudah percaya dengannya. Dia licik." Kata Airin.
"Dan sialnya aku sama seperti dia." Gumam Airin dengan suara yang betul-betul pelan diikuti ekspresi kesal.
"Ah, Fukuzawa agensimu memiliki kendaraan kan?" Tanya Hotarou yang dijawab dengan anggukan singkat dari Fukuzawa.
"Baiklah, kurasa kita akan memerlukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Target [Dazai Osamu X OC]
FanfictionSeorang mantan pembunuh bayaran yang ingin menjadi baik ditolong oleh sesosok manusia perban yang absurd. Dia bukan orang baik Tidak ada yang menganggapnya baik Dan dia merasa tidak pantas untuk cahaya Mungkin dia bukanlah orang yang baik, tetapi di...