Misi darinya

871 96 1
                                    

Port Mafia

"Maaf boss, saya tidak dapat membujuk Airin untuk masuk Port Mafia." Lapor Chuuya.

"Hmm... begitu ya..."

"Apa kita perlu menculiknya?" Tanya Chuuya.

"Tidak perlu. Kita akan melihat pergerakan mereka terlebih dahulu."

"Salah satu tertangkap, kita akan mendapat keduanya."

Laki-laki yang bernama Mori Ougai itu terlihat menyeringai.

"Kau sudah boleh pergi." Katanya pada Chuuya.

"Kalau begitu, permisi." Chuuya berjalan keluar dari ruangan itu.

"Aku tidak mengerti kenapa boss ingin mengembalikannya." Gumam Chuuya.

Kantor Armed Detective Agency

"Dazai-san ada di sini?" Tanya Kenji yang memasuki ruangan.

"Sepertinya Dazai-san tadi pergi." Jawab Atsushi.

"Ada pekerjaan untuk Dazai-san." Kata Kenji.

"Ah kalau begitu, Airin susul Dazai." Kunikida berbicara sambil terus mengetik di laptopnya.

"Hah? Kenapa aku?" Tanya Airin tidak terima.

"Kami semua sibuk." Jawab Kunikida.

Airin menghela napas. "Ya sudah."

Lalu ia berjalan mencari Dazai. Yah sebenarnya, wanita itu tidak tahu di mana Dazai berada. Kan mungkin saja Dazai di sungai, di pelabuhan, di sarang port mafia, atau mungkin di puncak bangunan tinggi bersiap untuk terjun. Kita tidak pernah tahu bung .-.

Jadi, Airin jalan tanpa arah. Tanpa sadar, ia sampai di jalan tempat ia mendapat misi membunuh anggota Armed Detective Agency. Sampai sekarang, orang itu tidak pernah muncul lagi. (Buat yang lupa silahkan cek chapter 1 ya ^^)

"Jadi kau masuk Armed Detective Agency?" Tanya seorang pria dengan penampilan ala orang kaya.

"KAU?!"

"Kenapa stalker sepertimu ada di sini?" Tanya Airin penuh curiga.

"Aku hanya kebetulan lewat. Omong-omong, aku punya pekerjaan untukmu kali ini."

"Kau bukan boss-ku." Airin menatap pria itu dengan galak.

"Kali ini kau hanya perlu membawa seorang weretiger." Lanjut pria itu tanpa memperdulikan Airin.

"Weretiger? Memangnya ada yang seperti itu ya?" Tanya Airin. Menurutnya, itu konyol.

"Kau akan segera tahu."

Airin melewati pria itu.

"A.. ano... Francis-sama... aku sudah menyiapkan rencana... ka... kalau pembunuh itu menolak... bekerja sama..." Seorang wanita berkacamata menghampiri pria itu ketika Airin sudah agak jauh.

Pria bernama Francis itu menyeringai.

(*&*)

Akhirnya Airin menemukan Dazai di atap gedung tinggi. Entah bagaimana mereka naik ke atas sana, tapi setidaknya Airin sudah menemukan Dazai.

"Dazai, kau dicari tuh."

"Heee... Rin-chan kau bisa menemukanku?! Jangan-jangan kita ini jodoh!" Seru Dazai.

"Jangan konyol. Lebih baik kita segera kembali." Kata Airin bersiap turun. Turun melalui tangga, bukan terjun ya gais .-.

"Rin-chan, ayo ke sini sebentar! Pemandangannya bagus, lho!" Dazai mengajak Airin untuk berdiri di sampingnya.

Airin memutar bola matanya lalu berjalan menuju tempat Dazai.

"Nee nee Rin-chan, aku akan bahagia kalau kau bersedia bunuh diri bersamaku." Kata Dazai sambil memegang kedua tangan Airin.

"Kenapa aku?" Tanya Airin kesal.

"Heee? Tentu saja karena aku sangat menyukaimu. Aku ingin kita pergi ke alam baka bersama, pasti menyenangkan."

Kalau saja Dazai hanya mengucapkan kalimat pertama tanpa tambahan, Airin mungkin akan tersipu sebentar.

Tapi karena kalimat tambahan itu, tangan Airin terasa gatal ingin meninju laki-laki di hadapannya itu.

"PERGI SAJA SENDIRI SANA!" Seru Airin dengan kesal.

Lalu Airin berjalan ke arah tangga tempat ia turun.

Tapi...

Airin salah jalan...

"Cih... Baka! Siapa yang akan menyukainya kalau begi- WHOA!"

Airin tanpa sadar sudah berada di ujung bangunan itu.

The Target [Dazai Osamu X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang