Akhir (2)

694 78 60
                                    

Kalau kalian bukan penyuka happy-end, silahkan berhenti membaca book ini di chapter sebelumnya.

Perasaan yang pernah Dazai rasakan kembali lagi. Perasaan saat ia kehilangan sahabatnya, Odasaku. Hanya saja, untuk kali ini terasa menusuk lebih dalam ke hatinya.

"Kenapa? Kenapa kau membuatku menyesal? Kenapa kau membuatku menyesal karena tidak dapat menjagamu Airin?" Teriak Dazai penuh emosi.

Tepat setelah teriakan itu, Dazai tersungkur karena seseorang menendang punggungnya.

"Lebih baik kau terjun untuk mencari tubuh Airin dibanding teriak seperti tadi." Kata Hotarou. "Ada kemungkinan dia masih bisa diselamatkan."

Seketika, Dazai mendapatkan harapan. Ia langsung bangkit dan terjun ke dalam air untuk mencari Airin.

~~~

"Fuah"

Dengan susah payah, Dazai berhasil mengangkat badan Airin ke daratan.

Ternyata saat menyelam tadi, anggota Armed Detective lainnya sudah sampai di tempat itu.

Yosano mendekati tubuh Airin yang sudah tidak terlihat ada tanda-tanda kehidupan. Hotarou juga mendekati Airin. Hotarou langsung memeluk Airin, ia bahkan tidak mempedulikan pakaiannya yang menjadi basah.

Dengan berat, Hotarou menelan ludah.

Bersamaan dengan itu, Yosano mengambil lengan Airin. Ia mengecek pembuluh nadinya. Tetapi hasilnya nihil. Tidak ada detak sedikitpun. Mungkin karena geram, Yosano mengeratkan kepalan tangannya. Mungkin ia kesal karena tidak bisa menyelamatkan Airin. Mungkin ia kesal karena ia benar-benar kehilangan seseorang yang bisa ia ajak melakukan kegiatan perempuan bersama.

"Hotarou-san, Yosano-san..." kata Atsushi yang cukup peka dengan reaksi Yosano dan Hotarou.

Hotarou menggaruk kepalanya setelah melepaskan pelukannya pada Airin.

"Sepertinya aku akan melanggar janjiku pada Clarine." Hotarou mengatakannya sambil melepas cincin perni-- tidak, cincin perjanjiannya dengan Clarine. Ia menyimpan benda kecil itu di sakunya kemudian.

~~~

Satu hal yang masuk pertama kali dalam pandangan Airin, yaitu cahaya yang menyilaukan. Airin kembali menutup matanya. Setelah membiasakan diri dengan cahaya, ia memberanikan diri untuk membuka matanya.

"Ai-chan." Sambut sebuah suara yang sangat Airin rindukan.

Di hadapan Airin, ia melihat sesosok yang sangat cantik. Dalam ingatan Airin, namanya Marionette Clarine.

Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Airin mengusap matanya berkali-kali. "Okaa-san?" Tanya Airin akhirnya.

Sosok yang berada di depan Airin tersenyum dengan lembut sambil memeluk Airin.

Airin tak lagi dapat membendung air matanya. Ia benar-benar rindu dengan wanita yang melahirkannya itu. Tidak peduli ini mimpi atau kenyataan. Airin tidak ingin melepaskan pelukannya.

Tetapi ini bukan kenyataan. Kenyataan tidak dialami oleh seorang yang sudah mati bukan?

"Jangan menangis, Ai-chanku." Kata Clarine dengan lembut.

"Jadi, apa ada yang menarik dari kehidupan Ai-chan kesayanganku ini?" Tanya Clarine setelah melepaskan pelukannya.

Airin mengusap air matanya dan menjawab pertanyaan Clarine, "tidak ada."

"Eh? Aku sedikit kecewa. Bagaimana kabar Otou-san?"

"Dia kelihatan baik-baik saja." Jawab Airin dengan sedikit cuek.

The Target [Dazai Osamu X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang