Chapter 2

11.7K 496 3
                                    

Yang gambar diatas contoh muka brian ya nama aslinya Kitcyha kaesuwan : SelebGram
...

Pukul 02.00 siang..

Jam menunjukkan pukul 2 siang sesuai dengan agenda rapat yang di beri oleh serketarisku, aku masih saja di ruangan ku memakai jas dokter dan langsung keruang rapat tapi...
Banyak sekali orang, apakah ini bodyguard dari jepang soalnya dari muka seram pakai kaca mata hitam dan ada muka asia

Hufftt ini rumah sakit atau tempat penitipan orang sih!!!
Pakai baju hitam hitam kayak patung

Setelah itu sampai lah di ruang rapat dan aku memasukinya dan wow ramai sekali yang duduk
Aku pun berdiri di depan meja dan orang yang duduk pun berdiri sambil membungkukkan badan mereka

"Silahkan Duduk" ujar ku sopan
Dan mereka pun duduk

"Begini Professor Brian-" aku memberhentikan ucapan professor dokter itu

"Belum menjadi professor panggil dokter aja" kataku dan professor itu mengangguk

"Begini dok negara jepang ingin membawa pasien penting nya kesini karena dokter di jepang sudah angkat tangan dalam istilah Menyerah jadi karena ada kabar disini ada dokter segala bidang yaitu anda dok" ujar sang professor aku hanya mikir kenapa dokter dari jepang menyerah bukannya disana alat nya lebih memadai

"Hm... baiklah silahkan jam berapa beliau akan sampai?" Tanya ku sang professor melirik jam arlojinya

"Kira kira sekitar jam 08 malam dok mereka akan terbang menaiki pesawat lalu pakai helikopter menuju ke sini" aku mengangguk dan langsung berdiri menandatangi surat perjanjian

"Baiklah acara meeting nya selesai saya akan menyiapkan alat alatnya" ujar ku dan membungkukkan badan ku lalu pergi

.....

Aku berdiri menatap jendela ruangan ku, sepi? Ya mom and dad pergi, kak bryan belum juga pulang aku hanya berpura pura mandiri dalam hatiku aku merindukan kakak ku yang sampai tahun ini belum mengirim surat, tak lama pintu terbuka dan menampilkan Lia sahabat ku sudah beberapa tahun ini kita jarang bertemu karna dia kuliah kedokteran

"A.a.a.a lady brian sudah lama tidak bertemu ~hap~" dia berloncat memeluk ku sang erat sampai aku sulit bernapas

"H-ey a..ku tid-ak bisa bernapas" ujar ku dan dia melepas pelukannya, akhirnya bisa bernapas

"Wah... kau terlihat cantik dengan anting anting mu" ujarnya dengan mata yang berbinar binar menatapku begitu gelinya aku

"Hey aku pria bodoh ~tuk~" aku memukul kepalanya dan dia mengaduh kesakitan

"Aww... sorry ya oh iya aku udah lulus yeyey jadi sekarang tinggal cari kerja dalam bidangku" ujarnya dan aku berfikir dia sangat cocok jadi asisten ku kan dia berasal dari ahli bedah

"Kau mau jadi asisten ku?" Tanyaku dan dia menatap ku tajam 'apa aku salah bicara' setelah dia menatapku lalu dia memeluk lagi tidak sekencang tadi

"Apa kau serius brian? Baiklah aku mau" ujarnya mengangguk girang

"Oke tugas mu nanti bantu aku mengoperasi orang yang sakit kan kebetulan dirimu ahli bedah" kataku dan dia tersenyum girang

Aku hanya memegangi kepala ku dan berpikir kenapa lia menjadi girang banget

"Lalu di mana ruangan ku?" Tanyanya dan aku berjalan keluar dan berhenti di satu ruangan agak besar menurutku tepat di sebelah ruangan ku

"Ini ruangan mu maaf agak kecil" dia hanya menatapku aneh dengan lekat

"Kau bilang ini agak kecil? Ini besar untukku ada sofa dan ada meja ku sendiri dan juga di meja itu tertulis papan nama Asisten Dokter" ujar nya girang dan aku hanya tertawa kecil

"Nanti akan ku tulis nama mu di papan itu dan foto besar di dinding meja kerjamu oh iya itu ada baju mu jangan lupa nanti malam jam 08 ada pasien dari jepang kau mulai kerja hari ini oke bye bye tini tini lia" ujarku sekarang aku yang mengejeknya dengan tini tini lia dia hanya menatapku

"Tunggu dokter... ini kan baju dokter? Aku kan asisten mu" aku hanya memegang kepalaku heran

"Kau itu asisten lia jadi harus baju dokter juga, kalau aku behalangan hadir kan kau yang gantikan ihh padahal kuliah jurusan dokter masak gak tau" kataku sedikit meninggikan suara ku

"Hehe maaf dokter gak tau" aku hanya memutar bola mata malas ku

"Aku akan keruangan ku dulu ingan jam delapan oke" dia hanya mengacungkan jempol lalu aku pergi ke ruanganku

Pukul ( 08.00 ) malam:

Tok .tok.tok

Aku mendengarkan suara ketukkan pinti lalu menyuruhnya masuk

"Dokter Lady....wah kau cantik sekali memakai baju dan celana sambung berwarna merah pula" aisshh anak ini aku ketuk lagi kepalanya

"Sudah lah ayo nanti keburu tiba helikopter nya" aku memakai jas dokter ku lalu pergi ke lantai paling atas tempat pendaratan helikopter darurat dan di ikuti asisten ku lia

Aku masuki lift dengan lia saat lift terbuka kami menaiki tangga lagi lalu sampai lah di dasar atas tapi belum datang juga

"Wah ini bagus sekali tempatnya ada bintang bintang bersinar" ujarnya aku pun ikut menatap saat kuraba saku ku ponsel ku tertinggal

"Lia aku lupa membawa ponsel aku akan turun sebentar oke ingat jangan ceroboh antar sampai Unit Emergency kalau udah sampai telpon aja taukan UE?" Dia hanya mengangguk mengerti padahal sudah terdengar suara helikopter tapi aku tetap harus ambil ponsel ku
Lalu aku berlalu pergi

....


See you in the next chapter yah♥♡♥♡

●That's Gangster My Husband ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang