Chapter 20

3.9K 299 20
                                    

Huhu fuu balik lagi banyak banget yang mau author up lagi jadi author putusin buat up lagi, soo enjoy my story...

~~
BrianPov:
Aku duduk dikursi Keagungan ku sesekali aku berdiri melihat keluar jendela, pikiran ku masih sama apakah hideo selingkuh? Entahlah perasaan ku campur aduk antara sedih, marah, dan tidak peduli

Kali ini aku hanya mendiamkannya ntah bagaimana perasaannya kepadaku, tanpa ku sedari aku mengeluarkan cairan bening di mataku, aku membuka amplop coklat yang tadi di buat Lia
Surat Perceraian

HideoPov:
Hati ku terasa sakit saat brian istriku sendiri mendiamiku, aku memanglah Gangster tapi hatiku selalu sakit saat didiami oleh Brian hanya Brian seorang, aku juga merasa ia tadi menyinggung ku..

Apa benar aku terlalu sibuk' Batinku

Aku salah kemaren aku sedang mabuk dan diantar oleh seorang wanita bar ia sempat membuka baju ku tapi aku mengusirnya lebih dulu... Aku harap kakaknya brian tidak memberi tahu soal inii...
Aku hari ini berniat ke kantor brian tapi tunggu pulang sajaaa..
EndPov:

•••

Back to brian:

Hari ini sudah malam aku melirik jam pukul 07 malam waktunya pulang dan memasak aku berjalan dari lorong ke lorong dengan suara sepatu yang menggema sesekali aku melihat kiri kanan pasien masih sibuk keluar masuk sesekali mereka membungkuk hormat dan aku membalas dengan anggukkan kepala..

Tiba tiba ada seorang anak kecil laki laki menabrak ku karena tidak melihat depan

"kamu tidak apa??" ujarku berjongkok dihadapannya anak laki laki itu hanya menunduk kan kepalnya

"tidak kok maaf ya tidak melihat tadi" aku tersenyum dan mencubit pipi gembilnya ia melihat ku dan tersenyum memperlihatkan gigi susunya

"Dera kamu kok sampai sini sih? Ayo anak panti asuhan yang lainnya menunggu mu, untuk disuntik" oh jadi anak ini namanya dera, saat ia mendengar suntik ia bersembunyi di belakang ku memeluk paha ku erat, aku tersenyum

"apa anak ini takut jarum suntik?" tanyaku ke wanita paruh baya tersebut

"ahh iyaa, maaf ya dok pasti dera nakal tadi" aku menggelengkan kepala ku

"tadi dera tidak sengaja menabrak saya" ibu paruh baya tersebut menutup mulut

"ahh maaf dokter, dera memang takut suntik dari kecil" aku berjongkok menyamai tinggi ku dengan Dera

"Dera tidak usah takut dengan jarum suntik cuman sakit kayak digigit semut kok" Dera memegang tanganku

"Dera mau disuntik tapi dokter ini yang suntik dan yang nemanin Dera bolehkan?" aku mengangguk sedangkan ibu panti itu hanya merasa bersalah atas Dera

"tidak apa buk, namanya juga anak kecil" setelah mendengar kata kataku hati ibu panti itu mencelos dan tersenyum ramah

Saat aku tiba di ruangan aku melihat banyak anak yang belum disuntik dan disana pun cuma ada lia disana, dia manager tak pantas melakukan itu tugasnya adalah operasi pasien bukan seperti ini dan tidak ada suster satu pun, aku benar benar kesal sekarang dengan para dokter dan suster nya disini seenaknya menelantarkan anak anak ini

"buk ini kenapa cuma satu dokternya?" aku menatap ibu panti menghela nafas

"anak anak panti asuhan hanya disuntik vaksin sekali saat mereka lahir saat ada orang tuanya, kami hidup serba berkecukupan, makan seadanya dan ini lah mereka suntik vaksin ke 2 kalinya karna kami menabung sedikit demi sedikit, saya sudah meminta dokter atau suster menyutik mereka saat saya jelaskan mereka hanya disuntik sekali mereka menolak begitu saja karna takut terkena virus syukurlah ada dokter cantik itu mau menolong kami tanpa pamrih dan tanpa disuruh" aku melihat ibu panti itu meneteskan air mata, okey aku sudah tidak tahan dengan dokter dan suster disini aku melanjutkan masuk ke kamar tersebut dan membantu Lia

"Prof Brian tidak apa, saya bisa sendiri kok" aku menggelengkan kepalaku

20 menit sudah anak anak panti asuhan ini sudah di suntik vaksin dan vitamin Lia membawa apa yang aku suruh bawa

"buk anak anak ini sudah divaksin dan diberi vitamin" ujarku ibu panti itu terkejut

"dokter kenapa disuntik vitamin? Saya hanya membawa uang pas pas an saja" aku tersenyum tulus dan menyodorkan Card Biru

"buk ini adalah Card Biru kartu kesehatan jika anak anak panti ini ada yang sakit bawa saja kesini atau telpon ambulan lalu tunjukan kartu biru ini, semua biaya itu akan ditanggung oleh saya sendiri ingat kartu ini untuk semuanya, siapa pun anak panti asuhan yang harus dioperasi saya sendiri akan melakukan itu ini gratis tidak ada biaya atau pajak kalau ada yang ngaku ngaku langsung lapor polisi lalu tunjukan kartu ini ke polisi saya jamin orang itu akan di penjara" ibu panti itu mengambil kartu ini dengan gemetar dan menangis

"terima kasih dokter, saya ingin berterima kasih dengan pemilik rumah sakit ini apakah boleh? " ujar ibu panti tersebut aku hanya menatap  ibu itu dengan senyuman

"ibu orang anda tatap dia lah CEO Pemilik Rumah Sakit Ini" ujar lia ibu itu menatapku tak percaya

"astaga, maafkan saya Dokter" aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku menandakan 'tidak apa'

"Nenek panti apa boleh Dera disini bersama dokter ini, boleh ya nenek?" Dera memohon sambil menggerak kan tangan ibu panti itu, dan aku menatap ibu panti itu lalu ia mengangguk dan dera melompat senang

"baiklah kalau begitu saya permisi dulu dokter, sesekali main lah di panti asuhan tempat dera tinggal" aku mengangguk setuju

Sepergi nya ibu panti dan anak anak tersebut aku menggandeng Dera

"Dokter Brian para dokter dan suster yang menolak anak anak panti asuhan sudah ada di ruang meeting" ujar lia dan aku mengangguk

"dera sama dokter lia dulu ya" ujar lia dan dera mengangguk lucu

Room Meeting:

Aku memasuki ruangan itu mendapat ada 3 dokter dan 6 suster yang menolak anak panti asuhan tersebut

"jika kalian tidak senang dengan peraturan rumah sakit saya silahkan tanda tangani lalu keluar lah dengan terhormat!!" ujarku dingin menatap keluar kearah depan dengan tatapan kosong

"maaf kan kami Prof Brian kami menyesal kami tidak akan mengulanginya lagi" ujar salah satu dokter menatapku tapi aku tidak membalas menatapnya

"Kalian Tahu Banyak Orang Diluar Sana Mengantri Menjadi Dokter Di Rumah Sakit Ini, Kupikir Saya Menerima Kalian Adalah Kesyukuran Bagi Saya Tapi Saya Salah, Menerima Kalian Rupanya KetidakSyukuran Saya" ujarku dengan tatapan dingin

"kupikir prioritas kalian adalah menyelamatkan nyawa seseorang tapi setelah kupikir prioritas kalian adalah membunuh orang termasuk anak kecil, Saya Bisa Saja Membuang Kalian!!" ujarku berdiri dari duduk saat aku ingin beranjak pergi salah satu suster menatap ku

"Anda ingin membuang kami Dokter Brian" aku balik menatap suster tersebut

"Dengar saya baik baik, apapun yang saya buang akan berakhir seperti remahan sampah Kalian Tau Itu!!!" aku membentak mereka di kalimat akhir mereka menunduk termasuk suster tadi

Aku keluar dari ruangan tersebut dan melihat Dera Menungguku di kursi tunggu sambil menggoyangkan kedua kakinya, aku tersenyum seperti rasa marah ku sudah lenyap begitu saja

"Dera ayo kerumah dokter kita memasak mau?" Dera melihatku lalu tersenyum mengangguk ia merentangkan tangannya meminta di gendong dan aku menggendong nya sampai masuk ke mobil

Tbc

Chap ini mungkin ngebosenin tapi tetap trus pantengin yaaa jangan lupa vote and comment
Jika Vote And Commentnya Tembus Fuu janji bakal up 2 kali

●That's Gangster My Husband ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang