11

956 124 19
                                    

"Bisa kau lepaskan tanganku, tuan Choi?"

Seungcheol menatap lesu ke arah koper yang telah berdiri tegak di samping Jeonghan. Meringis ketika sang kekasih kembali menyeret koper berwarna biru itu. "Bisakah aku ikut?" Lirih Seungchrol tanpa berniat melepaskan genggamannya pada tangan putih Jeonghan yang selalu menggoda untuk disentuh.

"Aku hanya pergi sebentar, Cheollie. Lagi pula selain ulang tahunku, ini juga menjadi perjalanan bisnis pertama ku." Jeonghan sungguh tidak menyukai sifat over protektif Seungcheol terhadapnya. Baru pukul 7 pagi dan Seungcheol telah berada di depan pagar rumahnya. Jeonghan yakin semalam ia sudah bilang jika dirinya tak bisa merayakan ulang tahunnya bersama Seungcheol tahun ini. Omma-nya meminta pertemuan bisnis pertama Jeonghan bersamaan ulang tahun anak laki-lakinya itu di Jeju.

"Dengan Seokmin? Untuk apa kau bersama kakak Jisoo?" Jeonghan kembali mendesahkan nafasnya dengan berat. Benar. Perjalanan bisnis nya yang pertama kali, melibatkan Lee Seokmin sebagai relasi dan pemegang saham di perusahaan orang tuanya.

"Jangan lupa ada omma yang menemani ku."

Seungcheol menahan nafas ketika Jeonghan menyatukan bibirnya dengan bibir tebal Seungcheol. Kecupan singkat yang menggoda, sebelum pemuda berambut indah itu melumatnya sedikit dan kembali memberi jarak di antara mereka.

Helaan nafas berat keluar dari mulut Seungcheol, menegaskan jika pemuda tampan itu tidak rela melepaskan bibir merah Jeonghan. "Jangan tinggalkan aku. Aku mencintaimu."

Jika saja Jun ada di antara mereka berdua, mungkin muntahan terung akan menempel dengan elegannya di wajah Seungcheol.

"Jangan kekanakan, Cheollie. Kau tahu aku selalu mencintaimu."

"Jika kau ketahuan macam-macam dengan pria kuda itu, jangan harap bibirmu aman setelah kembali ke Seoul."

"Yya! Byuntae!"

Seungcheol terkekeh. Yah mencium Jeonghan adalah salah satu hobinya selain bermain musik.

.

Hari ini hari minggu. Jisoo masih bergelung nyaman di balik selimutnya. Tidak peduli dengan waktu yang telah menunjukkan pukul 11 pagi. Mood nya buruk. Setelah tragedi di club kemarin lusa yang menyebabkan dirinya dan Seungcheol tidak jadi makan malam, hari ini juga adalah ulang tahun Jeonghan. Ia sungguh berharap ketika Seungcheol mengajaknya untuk memberi kejutan pada Jeonghan, pemuda itu akan membatalkannya saat Jisoo tak bisa dihubungi.

Tapi yang dilihat kini adalah Wonwoo yang berhasil masuk ke dalam apartemennya dengan pakaian yang rapih. Jisoo hampir menjerit kesal jika Wonwoo tidak segera naik ke atas ranjang dan menutup bibir kucing itu.

"Mwoya?! Bagaimana kau tahu password apartemenku?" Cerca Jisoo setelah Wonwoo melepaskan dekapannya.

"Seokmin-hyung yang memberitahuku." Astaga! Jisoo yakin jika dirinya sudah tak memiliki privasi lagi di apartemennya sendiri. Semua orang terdekatnya telah mengetahui password apartemennya? Ia berpikir harus harus segera mengganti password sialan itu. "Sudahlah, ayo bersiap." Lanjut Wonwoo.

Jisoo menggeleng keras. Sungguh, ia mempunyai mood buruk hari ini. "Aku sudah mengucapkan selamat ulang tahun tepat tengah malam pada Hannie, jadi tak perlu datang kan?" Tanyanya lembut seraya bangkit terduduk. Melonggarkan selimut yang membungkus tubuh Jisoo selayaknya kepompong.

Wonwoo menyerngit. "Datang? Kemana? Oh- jangan banyak bicara. Sekarang mandi dan bersiap. Seungcheol dan Mingyu telah berada di bawah."

Jisoo kembali menggeleng. Sifat manja nya keluar. Ayolahh siapa yang mau merayakan ulang tahun mantan pacarmu? "Kau keras kepala sekali! Akan ku panggilkan Seungcheol untuk memandikanmu." Kali ini perkataan Wonwoo berhasil membuat Jisoo melompat dari kasur. Berjalan mundur menjauhi Wonwoo yang terkekeh penuh kemenangan.

Snow Song [Cheolsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang