EPILOG

1.8K 137 42
                                    

Mata kecilnya terbuka, menegakkan kepalanya sehingga salju yang menumpuk di wajahnya berjatuhan dengan elegan. Dari kejauhan, Jisoo dapat melihat Seungcheol yang memainkan gitarnya di tepi jalan. Memainkan lagu yang baru menjadi kesukaannya. Bukan lagi lagu ballad yang dulu menjadi identitasnya sebagai Choi Seungcheol, seorang mahasiswa yang bergelut menjadi komposer.

Kali ini lagu aransemen Hong Jisoo yang membahagiakan, perkiraannya tidak meleset untuk sekedar mix up dengan sedikit dari kemampuan rap nya yang terbilang lebih dari baik.

Kepalanya bergoyang, mengikuti alunan musik dari gitar yang dipetiknya. Gitar milik Jisoo, yang sudah dijaganya selama 3 tahun belakangan. Matanya terbuka, menilik wajah-wajah yang melontarkan senyum kagumnya pada Seungcheol.

Perlahan tapi pasti, kaki kurus Jisoo melangkah membelah jalanan bergaris-garis putih dan puluhan orang yang berjalan cukup santai. Atensinya terus menuju ke arah Seungcheol. Pemuda tampan itu masih sibuk menghibur para penontonnya. Kesederhanaan yang tidak mengambil keuntungan. Hanya sekedar menghibur.

Tinggal beberapa langkah lagi, Jisoo akan berada dalam satu kerumunan yang mengelilingi Seungcheol. Tepat saat itu, mata hitam sekelam malam menangkap sosok yang sangat dicintainya. Membulat tak percaya. Tangannya berhenti memetik gitar yang saat ini telah lepas dari pangkuannya. Bersandar apik di kursi yang di dudukinya. Tubuh kekar yang saat ini bergetar hebat, bangkit. Kaki panjangnya mulai melangkah. Semakin lama semakin cepat. Hingga Seungcheol sampai pada tujuan yang baru saja dilihatnya. Matanya berair. Berusaha untuk tidak menumpahkannya. Berusaha untuk tidak terlihat lemah.

"..Soo-ya."

Suaranya begitu lirih, namun penuh kebahagiaan. Seungcheol menangkup kedua pipi tirus pemuda manis di hadapannya. "Soo-ya." panggilnya lagi.

Jisoo tersenyum. Senyum yang begitu lembut hingga seakan bisa hilang termakan udara dingin. Mata cokelatnya menatap penuh cinta pada Seungcheol yang langsung menubrukkan tubuhnya pada Jisoo. Merengkuh tubuh ringkih itu ke dalam pelukannya yang hangat.

Orang-orang di sekeliling mereka bersorak ramai. Menjadi saksi atas pelepasan kerinduan kedua insan yang masih saling merasakan kehangatan dari keduanya.

"Aku mencintaimu, Soo-ya."

Dengan penuh kelembutan dan perhatian yang sangat, Seungcheol mengecup bibir manis Jisoo. Menyesapnya dalam, merasakan cinta Jisoo selama 5 tahun yang tidak sebentar. Jisoo menutup matanya. Tangannya membalas pelukan Seungcheol dengan tulus.

Seluruh raganya menyerah pada Seungcheol.

Seluruh pikirannya menyerah pada Seungcheol.

Hatinya.. mempertahankan Seungcheol.

Keduanya saling memagut di hadapan orang-orang yang masih setia menonton mereka. Memadu kasih di padatnya jalanan Seoul, dengan salju pertama yang turun memenuhi rambut keduanya.

Jisoo sangat menyukai salju. Tidak. Jisoo sangat mencintai Salju.

Seungcheol sangat membenci salju. Tidak. Seungcheol sangat mencintai Salju.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...yang juga akhirnya dicintai sang Salju kutub selatan. Seperti magnet berbeda kutub, yang jika selaku dipisahkan akan tetap mampu saling melekat satu sama lain. Jisoo akan selalu dicintai hingga saat ini, dan masa depan nanti.




.







SNOW SONG
By: HEYHDUAMI
Choi Seungcheol
X
Hong Jisoo

End

Snow Song [Cheolsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang