14

869 122 28
                                    

Jungkook berteriak kaget ketika debaman pintu apartemen terdengar memekakkan telinga. Taehyung juga segera menekan ujung rokok yang baru dihisapnya ke dalam asbak. Ia berdiri dari duduknya, merengut heran pada sosok manis yang saat ini menggerutu dengan keningnya yang berkerut.

"Hyung!" Taehyung berlari mendekati Jisoo yang masih melepas sepatunya, diikuti Jungkook yang menatap khawatir pada adik sang atasan.

"Taehyung-ah, kau masih disini? Eoh? Kookie?" Tanya Jisoo sembari meletakkan sepatu yang telah terlepas ke dalam rak.

Jungkook mensejajarkan dirinya dengan Jisoo, berjalan menuju ruang tengah dan melihat Jisoo yang membanting tubuhnya ke atas sofa. "Tuan Lee mencarimu." Cicit Jungkook.

"Dan aku tidak bisa keluar dari sini begitu saja jika hyung ingin tahu."

Jisoo tidak mempedulikan jawaban-jawaban itu. Ia menoleh ke arah dua pemuda yang masih berdiri di sampingnya. Tampak canggung dan tidak nyaman. Perlahan, Jisoo menggeser bokongnya, menepuk sisa sofa untuk di duduki kedua pemuda itu. Dengan sekuat tenaga, Jungkook menyerobot Taehyung untuk duduk di samping Jisoo, mengundang geraman tertahan dari Taehyung.

"Apa ada masalah?"

Jungkook cukup mengenal Hong Jisoo. Pemuda manis itu selalu enggan menceritakan masalahnya. Memiliki hobi memendam dan menjadi luka tak terobati. Kebiasaan yang buruk, Jungkook mengakui.

Jisoo menghembuskan nafasnya dengan berat. Ia menegadah, memandang lurus ke arah langit-langit. "Kenapa aku harus sehat?"

Taehyung berjengit dan keningnya berkerut. Tangannya menyikut Jungkook yang tak kalah herannya. Pertanyaan macam apa itu tadi? Jungkook menggigit bibirnya, mencoba berpikir untuk mencairkan suasana yang begitu tidak nyaman. Otaknya berputar tentang apa yang ingin di sampaikan Seokmin hingga menyuruhnya menjemput Jisoo.

"Ah matta! Jisoo-ie, Tuan Lee ingin merayakan ulang tahun mu berdua."

Benar juga. Jisoo hampir melupakan hari lahirnya yang akan datang besok lusa. Seokmin memang selalu memaksanya untuk merayakan ulang tahun Jisoo hanya bertiga dengan Jeonghan tiap tahunnya. Dirinya mendadak ragu. Tahun ini adalah ulang tahunnya yang ke 20. Dia sudah dewasa, dan sebentar lagi akan mengambil alih perusahaan ayahnya yang masih dipimpin Seokmin.

Jisoo sangat ingin merayakan ulang tahunnya yang ke 20 ini bersama Seungcheol. Kekasihnya. Hanya membayangkannya saja sudah membuat mood Jisoo membaik. Ia melupakan kejadian dimana Seungcheol mengumpat padanya dengan Jeonghan yang sedang sakit dalam rengkuhannya.

"Kau akan ulang tahun? Kapan?" Taehyung menginterupsi Jisoo yang sedang bergulat dengan pikirannya. Pemuda manis itu hanya tersenyum manis. Entah kenapa dirinya mempunyai proteksi otomatis ketika berhadapan dengan Taehyung. Ada aura dominan dari Taehyung yang membuat Jisoo berusaha untuk tidak berurusan dengannya.

Di lain sisi, Jungkook begitu enggan untuk melihat interaksi kedua pemuda di hadapannya itu. Setelah kepindahannya ke Korea untuk melanjutkan karir dengan Seokmin, memang telah membuka pikirannya untuk berhenti menjadi sasaeng Kim Taehyung. Tapi dirinya tidak bisa berbohong jika Taehyung masih memikat Jungkook dengan seluruh pesonanya yang semakin level up.

"Jadi bagaimana? Jika kau setuju dengan permintaan Tu-"

"Panggil dia hyung saja."

Jungkook tersenyum malu dengan kata-kata Jisoo. Benar juga. Dirinya sedang berbicara non formal sekarang. "Ah kau benar. Jadi, jika kau menyetujui permintaan Seokmin, aku akan menyiapkan semuanya."

Jisoo menggigit bibirnya dan menggeleng pelan. Kepalanya menunduk diikuti tubuhnya yang bangkit dan berjalan menuju lemari pendingin di dalam dapur. Membukanya dan menangkap sekaleng beer. Jika saja Seungcheol melihatnya, entah seberapa banyak lagi benci yang dapat pemuda tampan itu produksi untuk dikonsumsi Jisoo.

Snow Song [Cheolsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang