3

1.2K 174 22
                                    

Jisoo kembali mencium bau gosong. Membuatnya kembali bangun dari lamunannya. Ini sudah ketiga kalinya Jisoo menggosongkan telur untuk sarapan, hingga kembali membuang telur naas tersebut dan memutuskan untuk tidak sarapan untuk hari ini.

Ancaman Seungcheol terbayang-bayang dalam pikirannya. Menjadi teror sepanjang malam hingga siapapun dapat melihat lingkaran hitam yang terlukis apik di bawah matanya.

Jisoo menuangkan segelas air mineral ke dalam gelas kaca, lalu meminumnya dengan terburu-buru. Kemudian meletakkan gelas yang telah kosong itu ke atas mini bar sebelum ia menghembuskan nafasnya kasar.

Jisoo sangat tidak ingin ke kampusnya saat ini. Firasat buruk kembali menyergapnya. Namun hari ini ada ujian komposisi musik yang sangat penting untuknya. Jisoo mengerang frustasi. Masa bodoh dengan Seungcheol, nilainya lebih penting dari pada ancaman laki-laki itu sekarang.

Jisoo menyambar tas punggung dan tas gitar nya yang ada di atas sofa sembari memakai sepatu hitamnya. Lalu melesat keluar dari apartemennya. Sesekali Jisoo melirik arloji yang tersemat manis di pergelangan tangan kirinya. Pukul 8.34 pagi. Ujian akan di mulai semenit lagi, dan Jisoo yakin butuh 15 menit untuk berjalan dari apartemen ke kampusnya.

Ia memutuskan untuk berlari. Menerpa dinginnya udara di penghujung musim gugur. Keringat dingin mulai muncul di permukaan pori-pori kulitnya, dan tenggorokannya terasa perih. Ia kelelahan, tapi sekarang dirinya sudah tertinggal 5 menit dari jadwal ujian.

Baru saja Jisoo mendesah lega ketika kakinya berhasil menginjak gerbang kampus sebelum erangan kesal memenuhi pendengarannya sendiri. Ruangan ujian ada di lantai 5, sedangkan ada satu lift yang dalam perbaikan dan satu lift lainnya penuh sesak. Butuh waktu sekitar 3 sampai 5 menit sebelum lift itu kembali turun ke lantai dasar.

Dengan sisa kekuatan yang ada, Jisoo menarik nafasnya kuat-kuat dan segera berlari menaiki tangga yang terlihat sangat panjang. Ia dapat merasa dirinya hampir pingsan jika saja ia tidak menyadari akhirnya telah sampai di lantai 5. Jisoo kembali menarik kaki-kakinya yang bergetar kelelahan menuju ruang ujiannya.

Jisoo menetralkan nafasnya sebelum memutuskan untuk membuka pintu dengan 1 kaca panjang di hadapan wajahnya. Itu adalah studio musik. "Permisi, maaf atas keterlambatanku." cicitnya. Profesor Hwang menatap malas ke arah Jisoo, menggedikkan dagunya untuk menyuruh pemuda manis yang masih berdiri gugup itu untuk segera mengambil tempat duduk.

"Hong Jisoo, absenmu telah terlewat. Kau setuju untuk mengambil giliran terakhir?" Terang Profesor Hwang yang disusul anggukan Jisoo.

Semua mahasiswa disana tampak berhasil dengan lagu-lagu hasil buatan mereka sendiri. Jisoo dapat melihat senyum puas Profesor Hwang ketika melihat satu persatu anak didiknya membawakan lagu ciptaan mereka dengan apik. Jisoo melirik ke arah sosok tampan yang duduk di samping Hansol. Absennya telah terlewat, apalagi Choi Seungcheol. Jisoo mendesah kecil, sayang sekali dirinya tak bisa melihat lelaki itu membawakan lagu ciptaannya yang selalu menjadi harta jurusan musik.

"Terima kasih atas penampilanmu, Yook Sungjae. Berikutnya, Choi Seungcheol?"

Jisoo membulatkan mulutnya. Perkiraannya meleset. Jadi Seungcheol juga terlambat seperti dirinya. Oh- Jisoo berteriak girang membatin, kesempatan yang bagus untuk mendengar Seungcheol membawakan lagu ciptaannya.

Seungcheol hendak menyerahkan lembar musik pada Profesor Hwang, namun pria berkepala 3 itu menolaknya. Membuat seisi studio kembali tercengang, yakin kejadian penolakan sang profesor adalah salah satu dari banyaknya keajaiban milik Seungcheol. Apresiasi tak kasat mata.

Seungcheol memangku gitarnya. Jisoo kembali takjub. Itu adalah gitar keluaran terbaru yang ia perhatikan kemarin lusa di toko musik dekat rumahnya. Aish. Kali ini Jisoo begitu iri dengan Seungcheol, sekaligus menatapnya bangga. Harga gitar itu tidak terlalu mahal, sekitar 160000 won. Harga yang cukup murah untuk seorang komposer muda seperti Seungcheol.

Snow Song [Cheolsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang