12

908 122 21
                                    

Suara bebatuan yang saling bergesek memenuhi pendengaran Jisoo. Menginterupsi pikiran pemuda manis itu yang penuh dengan Seungcheol. Matanya melirik ke arah Seungcheol yang berada di sampingnya. Berjalan beriringan melewati taman bunga Snowdrop yang Jisoo tanam di halaman rumah Jeonghan, menginjak jalan setapak penuh bebatuan di antara taman.

Jisoo menghela nafas kecil. Menenangkan jantungnya yang tak berhenti gugup. Tangannya mengeratkan genggamannya pada gitar kesayangannya.

Seungcheol menekan bel di depan pintu berkayu hickory yang berwarna cokelat kemerahan. Berdiri tegap menunggu sang punya rumah yang langsung membuka pintu rumahnya dengan cepat. Jisoo sedikit terperangah. Menatap iri pada Jeonghan yang terlihat begitu cantik dari yang terakhir ia lihat. Ini adalah pertemuan pertamanya dengan Jeonghan setelah kepergiannya ke pulau Jeju.

"Ah- Akhirnya kalian datang. Masuklah."

Seungcheol tersenyum lembut pada Jeonghan. Menarik lengan pemuda cantik itu dengan posesif, melupakan sosok ringkih di sampingnya. Jisoo tersenyum kecut, mengikuti keduanya masuk ke dalam rumah yang telah dihadiri Myungho, Jun, Wonwoo, dan Mingyu.

Mata hazel Jisoo bergerak-gerak. Mencari Seokmin di antara keramaian teman-temannya. Nihil. Jisoo benar-benar khawatir sekarang.

"Ku letakkan kado-kado dariku di bawah pohon natal." Ucap Seungcheol yang langsung disetujui Jeonghan dengan anggukannya.

"Kau ingin menghias?" Jeonghan menoleh ke arah Jisoo. Menjulurkan gunting dan cutter ke arahnya. Jisoo mengangguk kecil. "Sisa bahannya ada di sana." Lanjut Jeonghan dengan mengarahkan telunjuknya ke arah beranda.

"Bagaimana denganmu?" Jeonghan tampak berpikir sejenak. Lalu tersenyum lebar, menampakkan deretan giginya yang membuat senyum itu sangat menawan.

"Aku menunggu Seokmin-hyung. Natal kali ini aku yang akan memasak."

Jisoo terkekeh. Benar. Ia tidak perlu peduli pada kekhawatiran yang menghujani pikirannya. Jeonghan tidak berinteraksi dengan Seungcheol. Jisoo melirik ke arah kekasih nya yang saat ini tengah membantu Jun membersihkan ruang tengah Jeonghan. Sesekali melemparkan beberapa sampah ke arah Mingyu yang memegang trash bag bersama Wonwoo.

"Eoh? Kau membawa gitar."

Jisoo hanya tersenyum menanggapi ucapan Jeonghan yang terdengar seperti basa-basi.

"Aku akan menghias bersamamu, Soo-ie. Bye Hannie." Myungho menarik lengan Jisoo dengan paksa. Matanya berkilat sebal pada Jeonghan yang mengulum senyum canggung. Pemuda berambut indah itu melangkahkan kaki jenjangnya ke arah dapur. Mulai mengeluarkan bahan-bahan masakan dari dalam lemari pendingin.

.

Seokmin baru saja datang beberapa menit yang lalu. Semua orang terlihat canggung ketika mengetahui Seokmin tidak datang sendirian. Di belakangnya ada Jungkook, yang terus-menerus mengusap kedua telapak tangannya akibat dinginnya salju di luar rumah.

Baru saja Seokmin menitipkan mantelnya pada Jungkook, ia langsung beralih menuju Jeonghan. Memulai perannya sebagai kepala juru masak yang dibantu dengan semangat oleh Jeonghan.

Jisoo harus menggigit bibirnya ketika mendapati Seungcheol yang terus menatap nanar ke arah kedua sejoli di dalam dapur terbuka itu. Ia bahkan telah melupakan sampah yang berada di kedua telapak tangannya. Membiarkan Mingyu yang memungutnya dengan gerutu-gerutuan beruntun.

Hal itu tak pelak membuat Jisoo tersudut. Ia kembali menengadah. Memperhatikan hiasan yang baru setengah tertempel, lalu menggeser tubuhnya, sedikit menyamankan dirinya di beranda.

Snow Song [Cheolsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang