18

996 124 28
                                    

"Kau benar-benar serius pada keputusan mu, Soo-ie?"

Seokmin terlihat frustasi setelah mendengarkan penuturan Jisoo setelah adik manisnya itu membuka laptop dan membuka mulutnya tak percaya. Sekarang mereka telah berada di apartemen Jisoo, dengan Jihoon yang menonton televisi di ruang tamu. Mereka memang memutuskan untuk pulang, beristirahat sejenak setelah tragedi Jeonghan. Membiarkan Taehyung dan Seokmin yang menjaga Jeonghan secara bergantian tiap harinya.

"Eoh. Aku tidak bisa melepaskan kesempatan ini, hyung." Ucap Jisoo dengan penuh semangat. Pandangan matanya tak beralih dari layar besar di pangkuannya.

Seokmin menghela nafas berat. Ia berkacak pinggang seraya mengarahkan pandangannya pada Jihoon, mencoba menginteruksi pemuda mungil itu untuk membantunya meyakinkan Jisoo. "Kapan kelas musim semi itu dimulai?" dan Jihoom akhirnya bersuara. Ia telah mengecilkan volume televisi dan menghadapkan tubuhnya ke arah Jisoo yang ada di salah satu sofa lainnya.

"3 hari setelah festival kesenian, aku akan berangkat. Menjalani pra kelas selama seminggu sebelum memulai kelas sebenarnya." Jelas Jisoo. Ia menatap Seokmin dan Jihoon secara bergantian. Pandangannya penuh harap untuk diberikan izin dari kedua orang yang telah dianggapnha sebagai kakak kandungnya itu.

Jihoon melirik Seokmin bingung, sedangkan Seokmin sendiri mengulum bibir bawahnya dan kembali mengaduk kari di dalam panci besar. Jisoo merengut tak senang. "Pendaftaran ulang masih dua minggu lagi, ku harap kalian memikirkannya karena ini sungguh untuk kebaikanku."

Setelah itu, hanya suara debaman pintu kamar Jisoo yang begitu menyayat telinga. Bahkan ia meninggalkan laptopnya di sofa masih dalam keadaan menyala. Jisoo benar-benar merajuk.

.

Seungcheol menatap dirinya sendiri di kaca spion. Membetulkan rambut kelamnya berkali-kali. Sebetulnya, semua orang tahu jika tidak ada yang salah dengan rambutnya. Tapi entah kenapa Seungcheol begitu berusaha kelihatan apik di pagi ini. Matanya terus-menerus melirik ke arah pintu lobby apartemen. Mengawasi jika sosok yang ditunggunya itu seketika datang.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Gamchagiya!" Sontak Seungcheol terperanjat. Ia hampir meloncat histeris ketika suara nyaring dari belakang tubuhnya. "Eoh? Kau-"

"Kau kenal aku?"

Seungcheol menggeleng ragu. "A-ani."

Dalam sekejap Seungcheol dapat merasakan panas di sekitar dahinya. Apa-apaan? Seungcheol menatap pemuda pendek di depannya yang baru saja menyentil dahi Seungcheol dengan kuat. Tenaganya benar-benar berbanding terbalik dari fisiknya.

"Kau kekasih Soo-ie, bukan?"

Seungcheol merengutkan dahinya. Bagaimana pemuda di depannya ini bisa tahu tentangnya? Apa dia kenalan Jisoo? Seungcheol memperhatikan pemuda pendek itu dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dan kembali lagi ke kepala. Rambut pirang, mata sipit, pipi tembam, dan apa itu? Stetoskop? Seungcheol mengangguk ragu untuk sejenak sebelum suara pekikan menginterupsi kegiatannya men-scan pemuda pendek itu.

"Soonyoung-hyung!"

Seungcheol terperanjat. Itu Jisoo-nya yang tengah berlari dengan langkah sempitnya. Seungcheol melirik ke arah pemuda pendek tadi yang melambaikan tangan kanannya penuh semangat ke arah Jisoo. Soon-young?

Snow Song [Cheolsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang