Hari ini hari minggu, hari molor gue. Tapi semuanya hancur sudah saat tadi pagi sekitar jam 4, Bang Suho ngetuk-- nendangin pintu kamar gue, membuat mimpi gue tentang bias langsung ancur.
Dan kini jam sudah menunjukan pukul 7 pagi saat Mama nganter bubur ke kamar Bang Suho.
"Suho, makan dulu ya, nanti kita ke Dokter." Ucap Mama penuh kasih sayang-- anjae.
Bang Suho buang muka dari Mama, "Byul yang suapin, dan Byul yang jadi dokter, Abang."
Gue melongo, ingin sekali gue tampar itu pipi mulus si Abang yang hanya berjarak sekitar 70 cm dari gue.
"Suho, jangan gitu dong. Byul kan mau jogging bareng Jaehyun. Kasian tuh Jaehyun nunggu di ruang tamu dari jam lima." Ucapan Mama membuat gue kaget.
"Serius, Ma? Jaehyun nunggu dari jam lima?"
Mama ngangguk "Iya, tadinya mau Mama ajak ke sini. Tapi kata Jaehyun dia nunggu aja."
"Ya Tuhan, kasian Jaehyun, nunggu tanpa kepastian." Lanjut Mama membuat gue mengernyit jijik.
"Ma, Byul kan udah bilang jangan suka main sosmed. Mama jadi lupa diri, ew." Ujar gue setengah bercanda.
"Ck, bubur Suho keburu dingin, nanti bisa menyebabkan perut melitit, apalagi kalau buburnya terbuat dari beras gak bermutu." Bang Suho tiba-tiba buka suara dengan sok-nya membuat gue dan Mama hanya mendelik.
"Ini beras yang kamu beli, Suho. Dari Jepun." Kata Papa sambil ikutan nimbrung di ranjang Bang Suho. Entah kapan Papa ada di kamar Bang Suho, gue pun gak tau. Keberadaannya patut dicurigai, eh apaan sih, hh.
"Ma, Byul mau nyamperin Jaehyun dulu ya, kasian cogan nunggu, hehe." Ucap gue sembari melangkah keluar dari kamar Bang Suho.
Namun sebelum kaki gue mencapai pintu, Bang Suho menginterupsi gue.
"Dek, abang sakit."
"Udah tau. Kan abang yang tadi subuh nendang-nendang kamar adek." Ujar gue dengan menekan kata subuh.
"Jadi Dokter Abang dong, please..." Mohon Bang Suho sembari memasang puppy-eyes nya.
Gue menghela nafas, "Bang, Diluar Jaehyun nunggu Byul daritadi. Gak kasian apa?"
Bang Suho dengan polosnya menggeleng, "Enggak."
"Byul, turutin apa mau Abang kamu dulu deh. Biar Jaehyun papa ajak mancing."
***
"Dek,"
"Hm?"
"Minum."
"Nih," Ucap gue sembari memberikan segelas susu kepada Bang Suho.
"Dek,"
Gue menghela nafas, "Apa lagi?"
"Kompresin Abang."
"Bang, kenapa gak ke Dokter aja sih? Gak mahal 'kan?"
Bang Suho tersenyum lalu mengusap puncak kepala gue, "Buat apa Abang ke Dokter kalau Abang punya kamu."
"Bang--"
"Yang bisa Abang jadiin kacung, hehe." Potong Bang Suho membuat gue menjitak kepalanya.
Bang Suho meringis, "Duh Adek sekarang galak ya, serem."
"Abisnya Abang kalau ngomong suka gak di saring."
"Hehe," Bang Suho terkikik.
"Abang mulai sekarang mau manfaatin sekitar aja, Dek."Gue sontak langsung melotot "ABANG INSYAF DARI JIWA SONGONG ABANG?! AKHIRNYA!!"
Bang Suho nyentil jidat gue, "Ck, bukan gitu. Soalnya uang Abang mau Abang pake buat beli jet."
"Lah, jet Abang yang itu aja belum pernah Abang pake."
"Kemarin itu jet kena kotoran burung, Abang buang deh."
"O SE-GEDE BULAN!"
****
Hae gaes, maapkeun daku yang menghilang selama beberapa hari-- asek, wkwk.
Semoga kalian gak lupa ya sama Byul-Suho, apalagi sama aing, eh? Wkwk.
Menurut kalian, chapter ini gimana?
Papay~
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang X Suho ✔
Fanfiction[ He is My Lovely Brother ] "Abisnya abang bingung mau digimanain ini uang abang yang cukup buat 17 turunan nanti." 2017, December Rain. Start : 9 June 2017 #95 in fanfiction [03-Sep-2017]