39. Rapat pt. B

5.6K 630 9
                                    


   "Jadi?"

Kata yang keluar dari mulut Papa ngebuat gue, Bang Suho, dan Bang Minyu nunduk. Serem nih si Papa kalau udah gini.

Mama menghela nafas. "Suho, kalian ini kenapa?"

   "Kita gapapa kok, Ma." jawab Bang Suho.

   "Bohong, Ma." Sanggah Bang Mingyu cepet.

Aduh, bahaya ini.

Mama dan Papa melirik bang Mingyu dengan dahi berkerut. "Coba kamu jelasin, ada apa sebenarnya sama kalian?"

   "Jadi gini Ma--"

Belum sempat Bang Mingyu ngadu, gue langsung memotong ucapannya. "Kita gak kenapa-kenapa, Bang!"

Mata Papa menyipit. "Lebih baik kalian rapat bertiga. Kalau udah sepakat dengan alasan kalian, temuin Papa dan Mama di ruang baca."

Setelah mengatakan itu, Papa dan Mama melenggang pergi menuju ruang baca, ninggalin gue dan Abang-Abang gue yang masih duduk diam disofa ruang keluarga.

   "Pokoknya Mama dan Papa harus tau apa yang lo lakuin ke Byul!" ucap Bang Mingyu tiba-tiba ngebuat gue yang tadinya sedang sibuk sama pikiran sendiri langsung terlonjak kaget.

Berbeda dengan gue yang kaget, di depan gue-- Bang Suho malah micingin mata kearah Bang Mingyu yang duduk tepat disisi kiri gue. Lalu Bang Suho buka suara. "Kok jadi gue?"

   "Lha emang dasarnya lo. Coba aja lo gak ketemu Jin Gi. Byul gak bakal kayak gini!"

   "Lho kok lo jadi bawa-bawa Jin Gi sih?!" saut Bang Suho.

Bang Mingyu mendecih. "Gara-gara Jin Gi, lo jadi berubah, Ho. Harus berapa kali gue ucapin kalimat itu biar nempel tuh di otak lo huh?!"

   "Udah! Apaan sih kalian kayak anak kecil banget. Udahlah lupain aja ini semua. Bilang ke Mama dan Papa kita gak ada masalah.

   "Dan tolong jangan bahas masalah ini lagi. Adek muak. Adek anggap kejadian ini gak pernah terjadi. Ngerti?" lanjut gue sambil beranjak dari sofa.

Bang Mingyu nahan lengan gue. "Dek, jangan kaya gini. Duduk dulu, ayo kita selesain ini. Abang gak mau ninggalin kamu dengan keadaan kayak gini. Apalagi Suho ini udah keterlaluan akhir-akhir ini sama kamu. Abang gak tega."

Gue menghela nafas dan kembali duduk. "Lebih baik kalian jelasin semuanya ke Adek. Dimulai dari-- bagaimana bisa kalian kenal Jin Gi."



















Angin malam yang berhembus menerpa kulit gue yang cuma terbalut hoodie kebesaran dan celana pendek selutut.

Dingin. Tapi gue suka.

Setelah rapat sama kedua Abang gue, gue memilih buat cari udara segar dan gak ikut rapat lagi sama Mama dan Papa.

Semua perkataan Bang Mingyu dan Bang Suho masih sangat jelas berada di kepala gue. Terus terngiang sampe rasanya gue penhen benturin kepala aja.

   "Byul?"

Gue menoleh dan mendapati Jaehyun berdiri gak jauh dari tempat gue berdiri.

Dia pake pakaian santai, dan di tangan kirinya dia megang sebuah paper bag.

Jaehyun berjalan mendekat. "Lo ngapain disini? Dingin. Ayo gue anter pulang."

   "Gue lagi cari udara aja. Lo abis darimana?"

Jaehyun mengangkat paper bag di tangannya. "Abis ambil pesenan Mama di kafe depan komplek."

Gue manggut-manggut dan mulai jalan lagi-- entah kemana. Tapi kemudian gue menghentikan langkah dan menoleh kearah Jaehyun. "Lo ngapain ikutin gue?"

Jaehyun tersenyum. "Gue juga mau cari udara segar, hehe."

   "Itu pesanan Tante Jennie, nanti dia nunggu lho."

   "Yaudah tunggu sebentar. Gue telpon Mama dulu." kata Jaehyun.

Gue mengernyit. "Buat apa?"

   "Bilang kalau gue lagi temenin Cewek cantik cari udara segar. Dan dia jangan nunggu gue pulang cepet." jawab Jaehyun.

Cewek cantik?

Gue memerah.

Gue kembali melanjutkan jalan-- ralat, gue hampir berlari dan Jaehyun mengikuti gue dengan langkah lebarnya.

   "Jajan yuk, Byul!"

Gue mengulun senyum. "Bayarin, hehe."

Jaehyun senyum sampai matanya kayak mau ilang. Dan itu-- manis banget.

   "Iya gue bayarin."

*****

Tadinya mau post siang, sore, atau malem-- atau gak post sekalian.

Tapi karna Cahyo (read: pcy) nyogok aku pake mogu-mogu. Ya aku gak bisa nolak.

Berterima kasih kepada Cahyo:)

P.s : Bentar lagi tamat...

Papay~

Abang X Suho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang