40. And

7K 648 36
                                    

Tolong baca author's note dibawah nanti. Ada yang penting soalnya, okd.

________

Hari udah mulai sore saat gue melangkahkan kaki kedalam sebuah kafe minimalis yang letaknya gak jauh dari Sekolah.

Setelah memesan, gue langsung mengambil duduk didekat jendela kafe yang menampilkan keadaan jalan diluar sana.

Tiga hari.

Tiga hari yang lalu, bang Mingyu dan Bang Suho memperjelas tentang hubungan mereka dan Jin Gi. Dan kata-katanya masih saja terus terngiang dikepala gue.

Dan sudah tiga hari pula gue menghindari semua orang-- terutama Bang Suho.

Gue bangun pagi banget dan pergi ke Sekolah saat orang rumah belum pada bangun.

Tentu saja gue ga langsung ke Sekolah, mau jadi penjaga Sekolah dateng pagi banget? G.

Jadi gue selalu nongki di kafe ini dulu, baru saat lima menit lagi bel, gue berangkat ke Sekolah. Dan pada saat jam pulang Sekolah, gue pulang paling akhir dengan nongki di kantin lalu nongki lagi di kafe ini.

Sukses mungkin cara gue. Karna selama tiga hari ini gue ga bertatap muka sama Bang Suho.

Selama tiga hari ini pun gue harus tutup kuping sama kegaduhan yang Mark & Jaehyun buat cuma untuk bikin gue narik sudut bibir dan ketawa.

Tapi entah kenapa susah banget bagi gue cuma buat nampilin senyum samar.

Entah kenapa.

   "Byul?" suara seseorang mengembalikan gue dari pikiran gue yang melayang jauh.

Gue mengangkat wajah, dan-- sial. Dia.

Kenapa dia muncul lagi?

Gue baru aja mau bangkit berdiri dan berniat meninggalkan kafe saat tangannya meraih pergelangan tangan gue dan menatap mata gue sendu seakan meminta gue untuk tidak pergi.

Gue menghela nafas, dan kembali duduk bersama dia depan gue.

Mungkin gue emang harus mencoba denger apa yang dia ingin bicarakan. Mungkin.

   "Kamu... A-a-apa kabar?"

Gue melengos. "Baik. Jauh lebih baik dari waktu terakhir kali kita tatap muka."

Dia. Taeyong. Mantan pacar gue-- abang Jin Gi. Cinta pertama gue.

Taeyong menghela nafas. "Kamu masih gak maafin aku ya?"

Gue diam dan memilih untuk menatap keluar jendela.

   "Byul, kamu udah ketemu sama Jin Gi?"

Gue menghela nafas dan menoleh kearah Taeyong. "Udah. Dia pacaran sama Abang gue."

   "Bang Mingyu?"

Gue menggeleng. "Udah putus,"

Taeyong mengernyit. "Terus sama siapa? Setau aku waktu kamu tinggal di New York, kamu cuma sama Abang kamu-- Mingyu aja."

Flashback on.

   "Waktu kamu pindah ke sini dan ninggalin Abang Di NY, abang jadian sama Jin Gi sebulan kemudian." ucap Bang Mingyu.

Bang Mingyu meneruskan. "Abang tadinya gak tau kalau Jin Gi sebelumnya pacaran sama Taeyong. Abang minta maaf. Dan jujur, Jin Gi cinta pertama Abang. Abang masih sedikit ada rasa sama dia."

   "Kalau Suho, dia kan selama ini tinggal di sini. Jadi dia gak tau tentang Jin Gi. Dia cuma tau cinta pertama kamu gagal karna sahabat kamu. Dia gak tau Jin Gi." kata Bang Mingyu yang malah membuat Bang Suho bangkit dari sofa dan melenggang pergi menuju ruang baca.

Gue memperhatikan punggung Bang Suho.

   "Dek, abang tau kamu sayang Suho. Kamu kecewa karna Suho lebih milih Jin Gi daripada kamu. Tapi tolong, relain Suho kalau Jin Gi bisa bikin Suho bahagia."

Gue tercekat. "Tapi-- tapi adek sayang Abang."

   "Sayang Adek udah lewat batas. Lebih baik Adek coba sadar sama kehadiran seseorang yang selalu ada buat Adek."

Flashback off.

   "Jin Gi jadian sama Abang kedua gue, Suho."

Taeyong kayak kaget gitu, tapi dia langsung menetralkan wajah dia. "Byul, aku mau kasih tau kamu sesuatu."

   "Apa?"

   "Setelah kamu pergi dari New York, Jin Gi langsung ngurung diri dan gak mau makan. Seminggu dia kayak gitu. Sampai akhirnya dia cerita sama aku kalau dia sadar.

   "Dia sadar rasa dia ke aku cuma sebatas rasa posesif Adik ke Kakaknya. Gak lebih. Dia sadar kalau dia udah kehilangan sahabat terbaiknya hanya karna sifat posesifnya."

Gue tercekat. Jin Gi...

   "Tapi kenapa pas Jin Gi ketemu gue, dia bertingkah buruk gitu?"

   "Sifat posesifnya udah berlebihan dan susah buat dia kendalikan. Dan kemarin sore, dia nelfon aku. Dia bilang kalau dia ketemu kamu dan malah bersikap jahat ke kamu. Dia kehilangan kontrol diri. Dan dia nyesal."

   "Aku harap kamu gak tutup mata ataupun telinga setelah ini, Byul. Kamu baik, aku yakin itu."

Gue berkaca-kaca. Selama ini gue salah paham. Gue-- gue ngerasa rendah banget. "Jin Gi dimana?"

Taeyong senyum. "Aku ada janji mau ketemu sama dia disini, katanya mau ngenalin seseorang-- yang aku gak tau ternyata dia Abang kamu. Mungkin dia bentar lagi sampai-- oh itu mereka!" kata Taeyong sambil nunjuk kearah dua orang yang baru turun dari mobil disebrang jalan.

Tanpa babibu, gue langsung berdiri dan berlari keluar kafe.

Entah apa yang gue rasain, tapi setelah denger penjelasan Taeyong membuat gue ingin memeluk Jin Gi sekarang juga.

Gue meneteskan air mata saat hendak menyebrang, entah kenapa semakin lama semakin deras. Dan di ujung sana Jin Gi dan Bang Suho lagi ngeliat kearah gue.

Kaki gue melangkah cepat menyebrangi jalan. Namun sial, gue lupa untuk memperhatikan kanan-kiri.


BUGH!

Tubuh gue terasa melayang hingga kemudian jatuh dengan keras.

Pusing, dan sakit.

   "...BYUL..."

   "...BYUL ASTAGA. MAAFIN ABANG..."

Lalu semuanya gelap.

END

_____________













BOONG:P

Part selanjutnya baru end

sekian, tq.

Papay~

P.s : nge-feel ga?:(

Gajelas? Ga ngefeel?:(

P.s : ada yang mau ditanya? Tanya disini. Bakal aku jawab di part selanjutnya.

P.s : HBD Taehyung🎉🌈

Papay, egen~

Abang X Suho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang