38. Rapat pt. A

5.5K 623 56
                                    


   "Byul,"

Gue menolehkan kepala saat seseorang memanggil nama gue. Itu Mama. Didepan kamar gue dengan senyum lebarnya.

Gue sontak berlari dan langsung meluk Mama sambil berbisik pelan. "Mama, kangen."

Mama membalas pelukan gue lalu terkekeh. "Tumben kangen Mama. Biasanya kalau Mama sama Papa keluar Kota, kamu senengnya diluar batas normal."

   "Ish Mama. Emang gak boleh aku kangen sama Mama sendiri?"

Mama mengelus ujung kepala gue. "Gaboleh kalau ada mau nya."

Gue langsung melepas pelukan dan mencebikkan bibir. "Mama, aku gak ada mau nya ish!"

   "Haha iya iya. Ayo turun, makan malem bareng-- walau udah lumayan telat waktunya." ujar Mama lalu berjalan duluan kebawah diikuti gue dibelakangnya dengan langkah gontai.

Daritadi sebenarnya gue kunci pintu kamar, tapi emang dasar Mama, bisa aja buka pintu kamar gue.

Jujur, gue males buat keluar kamar. Males buat ketemu sama 2 makhluk absurd yang menyandang status Abang gue itu.

Dan tada, itu mereka. Duduk rapi di ruang makan sambil natap gue.

Apasih.

   "Sini Byul samping abang!"

   "Dek, samping abang ya!"

Seru 2 abang gue itu bersamaan.

Gue memilih untuk buang muka dan duduk disamping Mama, berhadapan sama Bang Suho dan Bang Mingyu.

Sedangkan di sisi kiri gue ada Papa yang lagi natap gue dengan dahi berkerut.

   "Gak biasanya kamu duduk disini, Byul. Kenapa?" tanya Papa.

   "Lagi pengen aja. Kalau gak boleh, mending aku naik keatas aja. Ga ikut makan malam."

Mama berdehem. "Udahlah duduk dimana aja terserah kamu. Asal jangan gak makan malam. Nanti kamu kurus kecil kayak anak ga keurus. Ih jijik Mama bayanginnya. Gak banget."

   "Ma, udah." peringat Papa membuat Mama langsung menutup mulutnya.

Kami pun langsung mengambil makanan dalam diam. Gak kayak biasanya. Biasanya sih meja makan bakal rame karna gue yang selalu ngotot ambil makanan dengan porsi double tapi maunya yang punya Bang Suho.

Tapi gak kayak sekarang.

   "Dek mau ini?"

   "Dek, gak ambil porsi yang Abang?"

Ucap Bang Mingyu dan Bang Suho barengan. Okei, dua kali. Satu kali lagi dapet piring cantik-- eh apasi.

Gue memilih diam dan mulai makan dengan pelan.

Sumpah, gue gak nafsu banget makan karna keinget terus percakapan Bang Suho dan Bang Mingyu siang tadi. Di tambah ngeliat muka ke-duanya bikin gue tambah pengen muntah aja.

Saat gue mau ambil sayuran, Bang Suho tiba-tiba menangkap tangan gue dan ngambil sesendok sayur dan naruh itu di piring gue.

Okei, gue diemin.

Gue kembali makan. Tapi entah karna apa, gue tiba-tiba keselek dan sumpah itu sakit banget.

Gue yang emang dasarnya bego, bukannya ambil air ini malah mengap-mengap gajelas.

   "Dek kenapa?!"

   "Adek?!"

Pekik Mama dan Papa.

Gue tetep mengap-mengap.

   "Ini minum, Dek!" kata Bang Suho dan Bang Mingyu barengan sambil ngasih gue segelas air minum.

Gue langsung ambil air asal dan meminumnya. "Huh, lega."

   "Pelan-pelan makannya, Dek." lagi-lagi Bang Suho dan Bang Mingyu berucap bersamaan.

Gue melengos. "Berisik deh,"

   "Abang cuma ngingetin." kata Bang Mingyu.

Bang Suho malah coba megang tangan gue yang tentu saja gue sambut dengan tepisan keras. "Gak usah pegang-pegang."

   "Kalian kenapa?" tanya Mama.

Kita bertiga sontak menggeleng.

Papa menatap gue, Bang Suho, san Bang Mingyu tajam. "Abis makan jangan ke kamar dulu. Kita rapat."

Mati.

*****

Ini pt. A, pt. B nya nyusul. Kalau lagi mood, up besok pagi. Kalau lagi ga mood, kayaknya besok siang atau sore.

Happy holiday~ /tau kok ini telat/

P.s : mulmednya seger:))

P.ss : AKU SUKAK BANGET LAGU RUN THIS, FALL, DAN BEEN THROUGH. ARGH GILAA, LAGU NYA KEREN BANGET.
Papay~

Abang X Suho ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang