masalah

708 52 3
                                    

P.O.V youngmin

Setelah gue sadar guanlin sudah sadar dari pentakutnya gue mulai gelisah. Sementara setiap pagi gue cuman bisa lihat cewek yg gue suka mondar-mandir nyiapin makanan buat guanlin dan dirinya. Apakah menanti seeorang harus sesakit ini tidak dianggap.

Gue bosan padahal hanya dalam waku 4 hari gue merasa dia asing.

Jadi gue memutuskan buat pindah dideket rumah woojin.

Terlalu sakit bagi gue lihat dia bersama dengan orang lain. Tapi gue sudah berjanji..

Gue pengen meluk dan cium dia. Gur pengen melakukan hal yg biasa kita ributkan.

Sekarang gue cuman bisa lihat rambut pendek sebahunya yg berjalan didepan gue.

"Gue balik dulu."
Gue pamitan sama dia dan pergi begitu saja.

P.O.V you

Gue lihat sikap aneh Youngmin. Mendadak minta pindah dan mendadak mulai jauhin gue.
Apa mungkin dia sudah....?

Gue bisa menghelah nafas.

Drsssssssssss

Sial


Hujan !

Gue berlari menujuh toko kecil dekat tempat gue berdiri.

Hujan ini menambah kesialan gue selanjutnya.

Drssssssss

Semakin deras




Gue cuman bisa celingukan didepan karena nggak ada payung.

Tap.... tapp.... tap....

Seorang lelaki datang





Membawa payung




Youngmin




Dia berjalan mendekati gue. Dia sekarang tepat di hadapan gue. Menurunkan payungnya dan menarik tengkuk leher gue, mencondongkan wajahnya. Seketika bibir dia dan gue bersatu dan.. gue menutup mata gue sambil merasakan kembutan lidah Youngmin.

Hmm... mmphh..

Youngmin melepas ciumannya.

"Gue kesel sama lo. Lo cuman perhatian sama guanlin! Gue terabaikan."

"Mianhae." Gue meraih wajah youngmin lagi dan menciumnya.

"Apa tempat woojin jauh dari sini?"

"Kenapa ?" Tanya youngmin.

"Bisa gue mampir?"

"Bisa."

Gue dan youngmin berjalan menujuh tempat youngmin tinggal. Memakai payung bersama.

Sesampai nya di rumah sementara Youngmin gue cuman bisa lihat tempat yg kecil dan sempit. Apa tidak apa dia tinggal disini. Cuman ada satu kasur dapur kecil dan kamar mandi.

Padahl sudah disuruh pergi kerumah gue tapi malah tinggal disini.

Gue menarik nafas dalam-dalam.

"Ramyeon mokkogalle?"
Tanya Youngmin.

Gue cuman ngangguk senyum karena emang laper juga.

Youngmin nyiapin air dan memaskkan untuk kita berdua.

"Lepas bajumu!"

"Apa?"

WHAT MAEN NGOMONG AJA NIH ANAK.
GUE BELOM SIAP.

"Cepat lepas!"

"Tap..tapi.. gue." Gugup.

"Pake baju gue, itu baju lo basah."

Huft sial gue mikir apa sih?








Gue ganti baju pake kemeja youngmin yg kegedean dan bisa gue pake rok. Hujan diluar juga masih sangat deras. Gue nunggu sambil Ngeringin rambut gue jugaPake handuk. Gue ngelihat youngmin memaki baju straps warna merah maroon dan hitam menggosok rambutnya yg basah.

"Sini gue bantu." Gue dateng deketin Youngmin.

"Menunduklah. Gue nggak nyampek." Maklum aja youngmin lebih tinggi daripada gue. Youngmin ngangkat gue ke meja dapur. Jadi gue bisa nggosok rambut youngmin.

Selama nggosok rambut gue nggak ngerasa apa-apa sih cuman bahagia aja.

Lalu handuk itu jatuh tanpa sengaja tepat ketika nggosok bagian rambut depan youngmin. Sekali lagi wajah kita berdekatan. Gue bisa ngerasain nafas Youngmin. Bibir youngmin yg memuasin hasrat gue sebagai seorang cewek tulen yg haus kadang sama bibir dia. Kali ini gue yg deketin wajah gue. Sementara Youngmin diem.

Gue nempelin bibir gue ke binirnya dan mulai menggerakan lidah gue kelidahnya. Ciuman kami dimulai. Ini hanyalah ciuman kecil.

Gue ngerasa tangan Youngmin melingkar di pinggang gue. Wajahnya turun ke buah dada gue, memciuminya. Gue udah mulai terangsang.
"Ah."

Gue pengen lagi. Waktu malam itu...

Mendadak ciuman Youngmin berhenti dan membuat perasaan gue yg penuh dengan hasrat berhenti.

"Mari kita tidur. Lu ga bakal bisa pulang. Hujan bener-bener lebat."

Gue cuman bisa mengangguk.

Tapi gue cuman lihat ada satu tempat tidur kecil.

"Lu tidur disofa? "

Youngmin memincingkan alisnya.

"Siapa yg bilang?"

Youngmin mengendong tubuh gue dengan bridal style. Membawa gue ke ranjang. Lalu tidur disamping gue.
Tak ada yg terjadi seperti yg gue kira.

Youngmin tidur sembari memeluk tubuh gue.

Hangat sekali tubuhnya dan wangi bubblegum yg nggak pernah hilang darinya.

Kami terlelap bersama.





Ughh..

Ugh...

Aniya..

Malam hari gue denger youngmin yg mulai ngigo lagi. Gue bangun dan keringetnya banyak banget.

"Youngmin-ah."

Gue berusaha ngebangunin dia tapi dia nggak bangun.

"Youngmin."

Lalu youngmin membuka matanya. Dengan wajah bingung lagi.

"Gue.." menelan ludah perihnya. "Mianhae."

"Mari kita cari masalahmu." Ucapku.

"Gue.." menelan ludahnya lagi.

"Gue benci.. sama nyokap gue."
Lanjut Youngmin.

" but that's your mother."

"Karena itu gue benci dia karena gue nggak bisa benci dia."

Youngmin bangun dari tidurnya.

"Sepertinya kita nggak bakal ketemu lagi."

DEG...


DEGG....



"Gue, bakal pergi ke amerika."

"Kenapa?"

"Karena... gue pikir lu bakal menderita selamanya jagain gue. Dengan keadaan seperti ini."

"Gue nggak ngerasa keberatan——"

"Guanlin" Youngmin memotong pembicaraan gue.

"Ibu guanlin adalah nyokap gue."












Gue nggak nyangka apa yg gue denger


"Karena itu, gue batalin apa yg gu———"

"Tidurlah!" Gue langsung berbaring munggungin Youngmin. Gue tau apa yg bakal dia omongin dan gue nggak pernah pengen denger.




Im Young min Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang