Curiga

790 46 0
                                    

P.O.V Guanlin

Kreekkk... pintu rumah sakit terbuka. Gue ngelihat sosok yg udah lama gue tunggu. Pria dengan tinggo 178 cm yg berdiri dibibir pintu. Memakai kemeja berwarna putih fan topi berwarna hitam. Dia terlihat rapi daripada sebelumnya saat terakhir gue dan dia berantem bareng.

"Noe wasseo ? "

Dia menutup pintu. Membuak topinya. "Hmm.."
Lalu duduk disamping gue.

"Gue bawain lo, buah!" Nunjukin sekantong buah ditangannya terus naruh buah itu di atas meja.

"Tumben. Kenapa ?"

"Nggak ada apa-apa. Emang salah kalo orang sakit nggak di kasih makanan sehat. Lagian gue lagi baik."

"Tapi gue mau jjangmyeon."

"Lu kate gue tukang pesana anter? "

"Kali ini aja pesenin gue jjangmyeon."

"Eh, sejak kapan gue akrab sama lo ya? Males!"

Youngmin memakai topinya lagi. Terus berbalik.

"Hyung." Panggil gue. Youngmin berbalik. "Anterin gue ke kamar mandi."

Wajahnya kaget dan dimatanya kelihatan tulisan what da Fuck!

"Hyung, gue nggak bisa jalan kan gue diinfus."

"Pake corong aja. Itu disamping elo."

"Yaudah ambilin tolong hyung."

"Aish!." Youngmin menggaruk kapalanya frustasi.

"Tapi hyung nggak enak, mau ke kamar mandi."

Youngmin melirik kesal tapi akhirnya menyerah. Dia bantu gue jalan ke kamar mandi. Nyampek di dalem dia nutup pintu gue.

Gue mau buka celana,

Tapi kok ada yg aneh













YAKKKKKKKKKK!!!!




KECOA!!






WAHHHHHHH!!!!





Sontak gue teriak sampek bikin Youngmin kaget diluar. Dia langsung masuk.

"Kenapa ???"

Gue nunjuk kebawah.

WHAT!!!

WAHHHHHHHHHH!!!

-_-



Ternyata Youngmin Juga takut kecoa jadi kami berteriak bersama.
Gue keluar dari kamar mandi sama youngmin. Eh ternyata kecoa nya malah ikut keluar dari kamar mandi.

Kekonyolan semakin terjadi karena kita sama-sama sembunyi dibawa selimut kasur.

"Hyung, lu kan lebih tua usir dong jangan teriakkan kek gini."

"Lu fak! Udah tau ini rumah sakit nggak jaga kebersian lu sempak!"

"Hyung, panggil suster."

"Lu yg bener aje entar kita di kira cowok-cowok keker tapi cucok gegara ginian."

Gue lihat sekaliling gue. Dari bawah ada sendal.

"Hyung pukul dia pake sendal."

"Tapi sendalnya ada dideket si kecoa."

"Hyung, sekali aja! Beranikan dirimu."

"Males lah elu dong. Gue geli."

Kraaaaakkkkkkkk.....

Tiba-tiba seseorang masuk.

"Ngapain lu pada teriak-teriak dari luar."
Ratu ular sudah datang. Daewhi...
Ngelihat gue dan youngmin yg selimutan diatas kasur ketakutan. Keknya salah deh kalo yg dateng si daewhi pasti yg ada di bakalan sama kek kita ketakutan.

"Jangan mendekat!" Ucap gue.

"Kenapa sih kalian?"

"Itu"

Daewhi ngelihat kebawah. Dengan muka bete dia lihat ke gue dan Youngmin.

Daewhi mengambil sebuah sendal lalu mengangjat kecoa itu dengan sendal dan membuangnya.

"Jadi, kalian berdua takut kecoa? Huh! Dasar cowok ganteng ga tau terong. Udah sana turun."

"Itu buang aja itu sendal." Ucap youngmin.

"Itukan sendal gue."

"Lu mau pake itu lagi?"

"Iyelah."

"Ih jorok."

"Udah sana turun lu berdua dari kasur!" Ucap daewhi.

Youngmin turun dari kasur sementara gue masih berada dikasur.

"Lu ngapain nggak turun."

"Lah kan dia sakit." Bela Youngmin.

"Oh my god gue lupa."

"Daewhi Hyung, ngapain kesini."

"Dititipin si cabe deket pasar katenye ini makanan buat elo. Habis ini gue mau cabut. Udah kalian nggak usah pada ribut yang akur. Bye!"

Daewhi nibggalin gue dan youngmin. Suasan jadi kaku lagi.

"Gue rasa lu bener gue kalah." Youngmin memecah keheningan.

"Hmm, gue selalu bener."

"Baiklah gue mau ke amerika. Lu jaga dia baik-baik. Bye!"

"HYUNG!" Teriak gue. Tapi youngmin nggak mau denger jadi yasudah. Gue cuman bisa lihat dia keluar dari pintu kamar tumah sakit gue.

Gue lihat tangan gue yg diinfus, gue pengen ngelepas infus ini. Gue capek. Gue pengen segera pulang.




Finally after 2 weeks nunggu gue pulang.

Dan sambutan pertama gue adalah cewek gue, siapa lagi. Dia udah nge hias kamar gue sedemikian rupa.


"Lu suka nggak ? Hmm?"

Gue ngeliat seluruh ruangan kamar gue yg diberi pernak-pernik apik. Gue sedikit tersenyum.

"Gomawo noona."

Hati seseorang mungkin tidak akan berubah dengan cepat seperti yg gue kira. Mungkin Youngmin bener, jika cewek yg ada dihadapan ini adalah cewek gue seutuhnya.

"Noona, mau nggak liburan?"

"Apa? Kemana? "

"Mari menginap dan melakukan pesta barbeque bersama."

"Bukan kah lu baru pulang?"

"Siap kapan aja buat kamu noona."

"Aniya, lu harus istirahat dulu."

Dia menyuruhku duduk.

Tapi gue baru sadar sesuatu.

"Mana cincinmu ?"

Dia tegang.

"Oh, tiap kali gue mandi gue melepaskannya agar tidak hilang tapi karena gue buru-buru jadi gue nggak pakek."

"Baiklah, lain kali pakailah."



Im Young min Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang