Sasuke tengah berjalan di sekitar lorong sekolah, membawa sebuah gunting kecil di tangannya. Bisa diprediksi bahwa kegiatan hari ini adalah menginspeksi para siswa yang menggunakan cat rambut mencolok dan rok kependekan. Inspeksi mendadak selalu terjadi di Konoha High School, seluruh panitia OSIS turut ikut serta tak terkecuali bagi ketua OSIS tampan kita ini. Mata tajamnya mengawasi setiap pergerakan setiap orang yang berada di sana.
Ah, ketemu. Ia berjalan cepat menuju laki laki berambut, tunggu apa itu? hmmm... spike? dengan warna mencolok. Entah itu warna apa yang Sasuke tahu hanyalah ia harus menggunting rambut yang seperti badai tornado kesiangan itu. Model yang aneh. Merusak mata indahnya.
Sasuke menarik telinga laki laki itu menuju ke tengah lorong, hingga orang orang dapat melihat apa yang dia lakukan.
"Hei! Apa yang- KETUA OSIS?"
"Hn?"
"Ma... Maafkan aku... Aaa... Aku akan mengubah rambutku tapi... Tolong, lepaskan telingaku- AAAAHH"
Sasuke menjewer telinganya tanpa memedulikan permohonan siswa malang ini. Yah, takdir adalah takdir (setidaknya itulah yang selalu ia katakan) Sasuke hanya menjalankan tugasnya. Dan dalam gerakan cepat, rambut tornado itu telah berubah menjadi seperti rumput yang baru dipangkas. Hanya tersisa 1 cm diatas kepala.
"Tidaaaaak" teriaknya
"Lain kali kau harus memperhatikan peraturan sekolah. Dan jangan lupa bersihkan bekas rambutmu." Katanya sambil berjalan tegap seperti tak terjadi apapun, meninggalkan laki laki tadi yang meringkuk memegangi bekas potongan rambutnya.
"Hmph, mendokusai."
"Hebat, Temeeee!"
Sebuah tangan mengalungi bahunya. Sasuke sangat tahu pemiliknya. Naruto-dobe. Orang paling berisik di hidupnya dan ia bahkan tak tahu bagaimana dirinya bisa berteman dengan idiot seperti Naruto. Walaupun dia tahu terkadang Naruto bisa menjadi seorang penyemangat dan yang paling mengerti tentang dirinya.
"Apa kau berniat membuka Barber shop?"
"Hentikan leluconmu, Dobe! Aku sibuk!"
"Dasar! Siapa juga yang menyuruhmu menjadi ketua OSIS?"
Sasuke memilih diam tanpa membalas ucapan Naruto. Hingga matanya menangkap sosok seorang gadis yang sedang berdiri di depan lokernya. Terlihat sedang mencari sesuatu yang hilang. Namun, bukan itu yang membuat Sasuke mengernyitkan dahinya melainkan rambut si gadis itu yang berwarna pink. Sangat mencolok untuk dilihat, bahkan sangat menyakiti matanya sendiri (sekali lagi ia mengeluh seperti itu). Tanpa aba aba, ia melepas rangkulan Naruto dan memilih tak memedulikan teriakan ultrasonik milik sahabatnya itu. Sasuke memutar tubuh gadis itu hingga ia menatap mata jade yang tampak bingung.
"Apa kau tahu peraturan tentang rambut di sekolah ini?" tanya Sasuke dengan pandangan tajam dan aura mengerikan yang bahkan membuat Naruto bergidik dibelakangnya.
"Tentu, peraturan no. 36, siswa tidak boleh mengecat, membuat bentuk yang mencolok, dan memotong rambutnya secara sembarangan hingga tak sesuai dengan karakter seorang pelajar." katanya polos.
"Aku terkejut kau bisa mengetahuinya sementara kau sendiri mengecat rambutmu."
"Ini bukan cat. Sejak lahir rambutku memang seperti ini."
"Tak ada orang yang memiliki rambut berwarna pink sejak lahir"
"Tentu saja ada, dan orang itu adalah aku."
"Kau-"
DING DONG
Sasuke ingin sekali menceramahi gadis pink ini, namun bel telah berbunyi dan ia harus segera pergi ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
True, This Is My Feelings...
FanfictionHei, siapa sangka aku bertemu denganmu? Hingga tiba-tiba aku terjebak dalam pandangan itu, Walaupun aku tahu, kau sangat sulit untuk kugapai, Namun, apa artinya jika aku hanya berdiam diri? Karena inilah apa yang kurasakan... AU, sasusaku fanfiction.