Problems

667 35 0
                                    

Bulan telah menampakkan cahayanya, menyinari ditengah kegelapan malam, sehingga cahaya lembut itu telah memandu Sakura dan Sasuke yang tengah dalam perjalanan pulang. Sasuke yang menawarkan mengantar Sakura pulang, dengan alasan tanggung jawabnya sebangai seorang laki-laki.

Baiklah, lalu aura macam apa yang tengah menyelimuti mereka? Bahkan mereka tidak berbicara satu sama lain sejak ciuman itu. Sakura yang malu-malu dan Sasuke yang menatap kearah lain (sangat jelas ia menutupi rasa malunya mati-matian). Sasuke benar-benar menyesali sekaligus sedikit bahagia dengan apa yang telah terjadi barusan, jantungnya perlu sesuatu agar tidak meledak.

Suasana terasa sangat canggung, bahkan Sakura yang biasanya agak berisik lebih memilih diam. Tak ada yang membuka pembicaraan diantara mereka, keduanya kelihatan kalut dalam diam.

'Kenapa aku tidak menolaknya tadi?'

'Aku tak percaya ini'

'Seharusnya aku mendorongnya'

'Aku tak pernah semalu ini'

'Astaga, rasanya sangat canggung'

'Aku lebih baik pingsan sekarang.'

Inner masing-masing berbicara, mereka tetap seperti itu hingga sampai di rumah Sakura. Ini merupakan kecanggungan luar biasa, seakan Sakura harus mengerjakan 100 soal fisika di papan tulis oleh Orochimaru-sensei. Bahkan itu lebih baik daripada harus seperti ini.

Dengan ragu dan tatapan kearah sepatunya, Sakura membuka mulutnya,

"Arigatou, Sasuke-kun."

"Hn."

"Ha...hati-hati di jalan."

Gadis itu baru saja akan masuk, namun tangan Sasuke menahannya untuk berhenti. Sakura menoleh, akhirnya Ia menatap wajah laki-laki itu.

"Apakah kau terganggu?"

"Te..terganggu? Apa maksudmu?"

"Kau bahkan diam disaat kita berjalan tadi?"

"Bukankah kau juga begitu?"

"Tapi kau juga."

"Ah, aku tidak terganggu."

Sasuke menyeringai,"benarkah? berarti kau bersedia melakukannya lagi denganku."

"He, hey, ucapanmu terlalu vulgar!"

"Aku tidak merasa terlalu vulgar."

"Hentai!" Sakura berlari memasuki rumahnya dengan wajah yang kembali memerah, dan lagi-lagi itu karena Sasuke.

Sedangkan pria itu hanya tersenyum geli melihat kelakuan gadisnya.

Gadisnya, eh?
##

Setelah pintu tertutup, Sasuke berbalik arah untuk kembali pulang. Ia mengeratkan jaketnya karena hawa dingin yang semakin menusuk. Bulan pun semakin tak tampak karena tertutupi awan hitam, dan entah mengapa perasaanya tidak enak.

Sasuke mempercepat jalannya, ia sengaja melewati jalan yang ramai agar kekhawatirannya tidak terlalu memuncak. Namun hal itu tidak terlalu berhasil, karena Ia bisa merasakan bahwa ada seseorang yang mengikutinya, entah itu hanya perasaannya saja atau itu memang benar.

Sasuke semakin mempercepat langkahnya, seiring dengan langkah orang itu yang juga mempercepat langkahnya, Sasuke bisa mendengarnya. Telinganya semakin tajam. Namun Ia berusaha untuk tetap tenang dan berpikiran positif, buktinya sekarang keringatnya bercucuran membasahi pelipisnya, perasaannya juga ikut cemas bercampur tegang.

Di persimpangan, Sasuke membelok. Lima meter didepannya ada dua gang kecil yang gelap. Sejenak Ia bisa bernapas lega karena orang yang mengikutinya sudah tak terdengar lagi langkahnya. Kini pikirannya lebih tenang walaupun dihatinya masih mengganjal sesuatu.

True, This Is My Feelings...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang