Sakura POV
Aku tengah menikmati secangkir kopi pagi ini. Bahkan semakin hari, hubunganku dengan ibu semakin dekat. Kami semakin sering menghabiskan waktu bersama dengan memasak atau berbelanja. Seingatku sudah lama sejak tatapan itu menjadi lebih lembut dan teduh. Aku menyukainya. Ibu sangat cocok dengan sorot mata yang ramah.
"Sakura, Kaa-san akan pergi ke kantor sebentar, ada yang harus Kaa-san lakukan."
"Ne, hati-hati."
Suara pintu yang tertutup mengalihkan kembali fokusku ke televisi yang sedang menyala. Aku kembali menyesap kopi, sambil menonton anime terbaru yang sedang booming akhir-akhir ini.
Drrrrt
Ponselku bergetar mengejutkanku. Kulihat nama yang tertera di layar benda persegi panjang itu.
Sasuke-senpai.
Tumben sekali, apakah dia kemasukan cupid?
"Moshi moshi?"
"Sakura, bisakah kita bertemu?"
"O..oh? Tentu, tapi kenapa tiba-tiba sekali?"
"Tidak ada, aku hanya ingin melihatmu."
Good, wajahku sudah seperti kepiting rebus sekarang.
"Perpustakaan Kyuubi, sekarang."
Tuuut
Lihatlah pria egois ini, memutuskan sesuatu secara sepihak, lalu menutup telepon sebelum aku angkat bicara.
Namun yang lebih aneh lagi, kenapa harus dia yang ada di hatiku?
Sakura POV end
##Sementara itu, Sasuke melirik ponselnya di nakas. Benar-benar... Apa yang telah kau lakukan Sasuke? Bahkan Sakura sempat terkejut karena tiba-tiba kau meneleponnya. Uchiha Sasuke tak pernah menelepon seseorang hanya untuk bertemu dan hanya untuk melihat orang itu, apalagi seorang gadis.
Sasuke merasa dia sudah gila sekarang.
'Oh, ayolah. Kau hanya menelepon seorang gadis, dan tak ada alasan kau harus merasa terganggu.'
Diam kau, inner sialan.
##Hari yang cerah berpadu dengan langit biru yang indah. Semua orang sangat menikmati hari ini, dan kali ini Sakura harus berterima kasih kepada stasiun TV yang menayangkan perkiraan cuaca yang sangat tepat dan akurat. Tuhan sedang berbaik hati kepadanya.
Sakura memakai dress biru selutut dan sepatu berheel 5 cm berwarna mocca untuk pertemuannya dengan Sasuke hari ini. Baiklah, kau terlihat sangat manis. Dan Sakura berharap Sasuke akan menyukainya dan jika perlu memujinya.
What the... Kenapa tiba-tiba dia berpikir seperti itu? Sejak kapan Sakura menjadi sangat haus akan pujian seorang pria? Sangat bukan Sakura sekali.
Ia melangkahkan kakinya menuju perpustakaan yang tak terlalu banyak diisi oleh orang-orang. Yah, Sasuke punya alasan tersendiri untuk mengajaknya ke tempat yang sangat tidak romantis untuk berken- berbicara. Ia memilih untuk menelusuri bagian buku-buku fiksi. Menatap buku-buku bercover menarik itu dengan mata berbinar. Sakura memang menyukai hal-hal yang berbau fantasi, karena menurutnya itu bisa menghiburnya lebih dari apa yang Ia lihat di dunia nyata. Karena itulah Ia terlalu terpesona dengan buku-buku itu sampai melupakan seseorang yang berada di belakangnya sejak tadi.
"Oi."
Sakura tersentak. Dengan segera Ia menoleh kebelakang.
"E...eh? Senpai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
True, This Is My Feelings...
FanfictionHei, siapa sangka aku bertemu denganmu? Hingga tiba-tiba aku terjebak dalam pandangan itu, Walaupun aku tahu, kau sangat sulit untuk kugapai, Namun, apa artinya jika aku hanya berdiam diri? Karena inilah apa yang kurasakan... AU, sasusaku fanfiction.