"APAAAAAAA?!"
Sakura bahkan tak sempat memprotes apa yang Ia dengar dari Sasuke, otaknya buntu ingin mengatakan apa, karena shock akan hal yang bahkan tak bisa Ia prediksi dari seorang Uchiha yang sedingin es.
"Dan seperti biasa, aku tak menerima penolakan-"
"Tunggu tunggu, kau memutuskan hal ini secara sepihak bahkan tanpa persetujuanku terlebih dahulu. Ini bukan hal yang bisa kau putuskan seorang diri, bodoh!"
Mendengar kata terakhir Sakura membuat perempatan siku muncul di dahinya. Siapa sangka ada seorang gadis yang menyebutnya bodoh. Disaat semua perempuan berteriak histeris saat melihatnya, gadis gila ini (menurutnya) malah berbuat sebaliknya.
Baiklah Haruno Sakura, kau telah membuat harga diri seorang Uchiha terinjak.
"Kau tahu, Haruno, apa yang akan terjadi jika kau merendahkan seorang Uchiha."
Sakura tiba-tiba merasakan merinding di seluruh tubuhnya. Hal itu terjadi sangat cepat, Sasuke menghimpitnya diantara tubuhnya dan dinding dibelakangnya. Gawat, posisi ini terlalu dekat, bahkan hidungnya hampir menyentuh hidung Sasuke.
Sasuke menyentuh dagu Sakura dan menatap matanya intens. Hingga dapat Sakura lihat pandangan elangnya, dan juga ketegasan yang terpancar melalui sorot kelam itu.
Tak ada yang berbicara, kesunyian mengunci mereka di dalamnya. Hanya mata mereka yang saling berkomunikasi, mencoba menyelami pikiran masing-masing. Membuka makna tersirat di dalam pandangan itu. Dua pasang mata yang tak hanya indah dan dalam, namun terdapat sesuatu yang membekas di dalamnya, seolah menggambarkan kesedihan dan luka masing-masing.
Tanpa diperintah, tangan Sakura menyentuh pipi Sasuke. Seakan batinnya tergerak untuk membiarkan posisi mereka.
"Matamu..."
Sasuke memenurunkan tangannya yang ada di dagu Sakura. Menatap Sakura dengan pandangan yang lebih melembut.
"Kau...punya pandangan yang sama."
Sasuke memegang punggung tangan Sakura yang ada di pipinya. Menyalurkan perasaan yang seolah mengerti dengan apa yang Sakura katakan, hatinya terenyuh, perasaannya kembali sakit.
"Karena itulah, aku menemukanmu. Saat kau berkata bahwa tak ada yang menatapmu sepertiku. Aku merasakan hal yang sama terjadi juga padaku."
Sinar matahari sore menembus kaca bening ruangan, menyirami bagian yang dijangkaunya. Terlihat sangat menantikan apa yang akan mereka katakan, ataupun sesuatu yang akan diungkapkan oleh bibir masing-masing.
"Jadi..."
Sakura sangat menantikan apa yang akan disampaikan oleh Sasuke.
"Aku merasa nyaman setiap kali matamu memandangku."
Manik emerald itu menatapnya dengan pandangan tak terbaca.
"Namun aku belum merasakan apa yang mereka sebut dengan cinta."
Perlahan, tangan mereka bersatu saling menggenggam. Menyalurkan perasaan yang semakin menyatu, hingga terikat erat tak tertahankan. Batin Sakura seolah tersenyum bahagia, seakan ribuan kupu-kupu berterbangan di dunianya yang semula monoton, kini mulai berwarna seperti musim semi.
"Karena itu, aku ingin mengetahui dirimu lebih dan lebih lagi."
Sasuke melengkungkan bibirnya, sangat tipis.
"Jadilah kekasihku, Sakura."
##Sehari setelah pernyataan Sasuke, Sakura bahkan belum memberikan jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True, This Is My Feelings...
FanfictionHei, siapa sangka aku bertemu denganmu? Hingga tiba-tiba aku terjebak dalam pandangan itu, Walaupun aku tahu, kau sangat sulit untuk kugapai, Namun, apa artinya jika aku hanya berdiam diri? Karena inilah apa yang kurasakan... AU, sasusaku fanfiction.