The Unwanted Meeting

626 39 1
                                    

Wanita itu memasuki rumah besarnya.

Sebenarnya itu adalah rumah yang menjadi saksi kepergiannya.

Ia menarik koper besar menuju ke kamar lamanya itu yang akan kembali menjadi miliknya sebentar lagi.

Tak lama seorang pria berambut hitam yang diikat satu kebelakang menuruni tangga. Memandang tak percaya terhadap apa yang dilihatnya.

"Ibu?"
##

"Bagaimana keadaanmu?" tanyanya.

Kini mereka sedang duduk berhadapan di sofa ruang tengah.

"Aku sudah lebih baik dari sebelumnya."

Pandangan Itachi begitu menusuk. Api kemarahan masih membara di dalam hatinya.

"Kenapa kau pulang?"

Wanita itu mengerlingkan pandangannya, menatap putra sulung yang kini terlihat begitu marah padanya.

"Memangnya kenapa? Kau tak suka?"

"Kepulanganmu hanya akan menguak kenangan buruk di rumah ini? Kau kira ayah akan menerima kedatanganmu?"

"Benarkah? Tapi sayangnya kepulanganku tidak dibantah oleh ayahmu."

"Lalu bagaimana dengan Sasuke? Apakah kau yakin dia akan menerimamu disini? Dia membencimu."

"Aku tahu itu. Dan aku akan membuatnya tunduk padaku. Cepat atau lambat."

Itachi menggeram, buku-buku tangannya memutih karena menahan amarahnya.

"Kau... Iblis."

Wanita itu tersenyum simpul. Seolah tak ada ketegangan dan kekahawatiran di dalam ucapannya.

"Ya, kau benar. Bukankah dari dulu memang seperti itu? Aku memang iblis."
##

Sasuke memijit pelipisnya. Kini dirinya sedang dihadapi oleh banyaknya tugas OSIS dan pr dari Orochimaru-sensei. Bukannya tak kuat, Sasuke hanya merasa pekerjaannya bertambah banyak minggu ini.

Kelas terasa sangat membosankan. Anak-anak itu sedang berkeliaran tak tentu arah sehingga membuat Sasuke pusing. Salahkan rapat guru yang diadakan mendadak. Surga bagi setiap siswa yang mengaharapkan hal itu terjadi.

Bahkan jika perlu, mereka akan berdoa bersama agar guru yang mengajar mengalami kecelakaan.

Oke, itu berlebihan.

Ia mengeluarkan earphone hitamnya untuk mendengarkan musik. Lantunan melodi penuh makna itu mengalun pelan di telinganya. Sasuke menutup matanya, membawa dirinya mengingat gadis pink yang tadi pagi ia rengkuh kedalam pelukannya.

Suara emas Jeon Jungkook memanjakan tulang-tulang pendengaran pria itu. Alunan piano yang lembut dan menenangkan. Dirinya mengabaikan keramaian di ruang kelasnya yang tak diisi oleh seorangpun guru didalamnya.

No limit in the sky that I won't fly for ya...

Ya, begitulah. Anggap saja Sasuke sudah gila sekarang. Gila karena gadis itu.

No amount of tears in my eyes that I won't cry for ya, oh no...

Sasuke tak mengerti. Sejak pertemuannya dengan Sakura membuatnya terjerat dalam pesona gadis itu. Hingga Ia mau berbagi kegundahan dan kesedihan bersamanya.

With every breath, that I take, I want you to share that air with me...

Kembali lagi ke hatinya yang tenang seperti dulu, ketenangan yang tak bisa Ia dapatkan selain dari gadis itu.

True, This Is My Feelings...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang