You Are The Happiness (END)

872 40 9
                                    

Sakura POV

Musim telah berganti dengan butiran putih yang telah menggunung memenuhi jalan perkotaan. Pemandangan putih tanpa cela ibarat tumpukan kristal suci yang belum tersentuh apapun. Lonceng-lonceng musim dingin telah dibunyikan, seiring dengan jatuhnya setiap butir salju dari langit yang teduh, seperti air mata sang dewi.

Layaknya sebuah pengharapan, terkadang hal itu adalah sesuatu yang hidup di dalam diri manusia. Baik ketika jiwa seseorang telah mati ataupun tidak, namun kenangan adalah sesuatu yang berharga. Meski kenangan buruk sekalipun, aku telah belajar banyak darinya. Guru terbaik dalam hidupku, meskipun pahit dan getir kenangan itu. Tetaplah menjadi suatu hal yang mengubah pemikiranku tentang masa depan. Tak segalanya yang kudapatkan di masa lalu akan terus terjadi nantinya. Bahagia adalah sebuah pilihan, entah itu yang manusia inginkan atau tidak, jalan yang ditempuh akan selalu terjal dan berliku.

Apapun yang terjadi nantinya, takdir tak pernah salah.

Dan aku telah meyakini itu.

Dengan langkah yang sedikit ragu, aku melangkah menuju sebuah rumah besar yang pernah kumasuki dulu seingatku. Dan kini secara tak terduga, aku diundang oleh sang pemilik.

Bisa dibayangkan betapa gugupnya aku?

Masih belum terbayang olehku bagaimana kesan mereka padaku nantinya, akankah semuanya berjalan dengan lancar? Ataukah aku akan membuat suatu kesan yang buruk dan membuat mereka tak merestui hubunganku dengan Sasuke? Pikiran buruk itu selalu terbayang di kepalaku seiring langkah kakiku yang semakin ragu saja.

Dan akhirnya aku telah sampai di depan pintu.

Benar-benar sulit bagiku untuk memencet bel. Rasanya seperti jari telunjukku mendorong batu, baiklah, aku sedang gugup sepenuhnya. Sangat wajar bagiku untuk menggigit bibir bawahku dan untungnya tak berdarah. Apalagi untuk memencet bel sialan ini.

Pintu terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya yang masih mempertahankan kecantikannya.

Mikoto Uchiha berdiri dengan anggun di hadapanku.

"Sakura-chan? Apakah kau Sakura-chan?"

"Eh? I-iya, aku Sakura."

Demi kalung mutiara ibuku yang telah hilang, wanita anggun ini memelukku secara tiba-tiba. Dan jni terasa sangat sesak.

"E-eh? Mikoto obaa-san?"

"Ara... Aku tak pernah menyangka akan bertemu dengan gadis secantik dirimu. Sasuke sangat beruntung..."

Dia melepaskan pelukannya. Dan aku sangat bersyukur diberi waktu untuk bernapas.

"Ayo, semuanya sedang menunggumu."
##

Dan disinilah aku.

Duduk diatas sofa dengan rasa gugup karena diperhatikan. Aku tak pernah menyangka ibu Sasuke sebaik ini. Berkebalikan dengan ayahnya, wajah tegas bak militer itu benar-benar membunuhku-secara tidak langsung-dan tanganku benar-benar bergetar saking takutnya.

"Jadi, kau Haruno Sakura?"

Aku terperanjat, dengan cepat aku mengangguk kuat.

"Sudah berapa lama kau mengenal Sasuke?"

"Se-sekitar beberapa tahun lalu sejak aku masuk sekolah."

"Dan berapa lama kau dekat dengannya?"

"Se-sejak setengah tahun ini."

Dan lagi, aku merasakan mata onyx yang serupa dengan Sasuke itu menatapku lagi, dengan sangat menegangkan.

"Hahaha"

True, This Is My Feelings...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang