Tears of His Regrets

709 43 0
                                    

Sakura memandang takjub bangunan megah di hadapannya.

Astaga, ini bukanlah rumah. Ini istana.

Sakura sangat tahu bahwa Sasuke adalah anak orang kaya. Tapi... Hei, apakah sekaya inikah dia? Sakura tak menyangka kekuasaan Uchiha Corp sangat mengerikan.

"Masuklah." Sasuke membuka pintu pagar rumahnya.

Sepanjang perjalanan, Sakura hanya merasa takjub dan terkejut. Rumah bergaya klasik itu benar-benar indah. Dapat dilihatnya taman di halaman rumah yang sangat luas dan dipenuhi dengan bunga berwarna-warni yang sangat terawat. Ditengahnya ada air mancur dengan patung seorang dewi yunani yang memegang kendi.

Didalamnya juga sangat luas, dan juga beberapa lukisan yang bernilai seni tinggi dipajang di dinding koridor. Dominan warna putih memberi kesan eropa klasik yang sangat kental.

Sakura merasa dirinya sedang berada di Istana Buckingham.

Dan Sakura merasa bersyukur karena rumah ini lebih kecil dari tempat bersejarah itu (setidaknya Ia bisa menyadarkan dirinya bahwa ini bukan Inggris).

"Ini kamar kakakku." gumam Sasuke memandang pintu sebuah ruangan.

"Apa...kakakmu baik-baik saja?"

Sasuke hanya diam. Dan itu membuat Sakura semakin penasaran.

"Kau lihat saja."

Sasuke hanya memberikan jawaban yang bagi Sakura sangat tidak memuaskan. Ia memegang kenop pintu itu. Membukanya. Serasa gerakan itu seperti slow motion.

Setelah masuk, kini apa yang dikatakan Sasuke terbukti dengan apa yang Sakura lihat. Seorang pria 20 tahunan yang sedang duduk di atas kasurnya, memandang kosong selimut hitam yang menutupi kakinya. Tubuhnya sangat kurus, bahkan tak terawat dengan baik.

"Nii-san, ini Sakura."

Sakura membungkuk hormat, meskipun tidak digubris oleh Itachi.

"Dia gadis yang selalu kuceritakan padamu. Apa kau menyukainya?"

Itachi tetap diam, pandangannya masih kosong. Walaupun Sakura merasa hal ini terlalu menjengkelkan saat kau bertanya namun tak ada jawaban dari orang itu seolah kau hanya tembok datar. Namun Ia terkejut Sasuke sangat sabar diperlakukan seperti itu oleh kakaknya sendiri. Helaan nafas pasrah terdengar dari Sasuke. Sakura tahu bahwa ini sangat berat bagi kekasihnya.

Terlebih lagi, seorang kakak yang disayanginya.

"Sakura, tolong jaga kakak sebentar, aku akan segera kembali dengan membawa makanan."

Sakura mengangguk. Ia tahu Sasuke tidak hanya pergi untuk mencari makan. Tapi juga untuk melampiaskan rasa bersalahnya, Sakura tahu itu. Dari wajah sempurna itu, terdapat kesedihan tersirat didalamnya.

Sakura hanya mencoba memakluminya.

Sasuke melangkahkan kakinya keluar. Menutup pintu dan meninggalkan Sakura sendirian bersama Itachi.

Gadis itu mengambil kursi di dekat meja kecil. Kemudian meletakkannya disamping ranjang dan mendudukinya. Sakura memandang Itachi yang memprihatinkan. Matanya menunjukkan kekhawatiran kepada kakak kekasihnya.

"Ne, Itachi-san."

Sakura mencoba bersuara.

"Aku tak tahu apakah kau bisa mendengarkanku atau tidak, tapi...
Kurasa aku bisa berbicara denganmu agar tidak bosan."

Itachi tetap tidak menjawab, bibirnya masih terkatup rapat.

"Sasuke...dia pria yang sangat baik. Meskipun sikapnya sangat dingin, tapi aku tahu dia memiliki kehangatan yang membuatku merasa nyaman ketika di dekatnya.

True, This Is My Feelings...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang