Fire In The Rain

547 29 0
                                    

Laki-laki itu masih menutup matanya tanpa mengetahui dimana Ia berada. Sebuah ruangan gelap dengan ventilasi kecil yang membebaskan secercah cahaya dan udara untuk masuk kedalam ruangan. Lantainya tidak terawat dan ada banyak lumut di dinding, serta barang-barang tak terpakai dan rusak dibiarkan berantakan.

Tak lama kemudian pria itu membuka matanya, onyx pekat itu memandang di sekelilingnya dengan seksama. Di dalam otak cerdasnya terdapat suatu kesimpulan bahwa dirinya sedang duduk di sebuah gudang lama dengan tangan dan kaki terikat diatas kursi. Sasuke mencoba untuk melepaskan ikatan itu, namun apa yang Ia dapat hanyalah rasa sakit di tangannya. Tubuhnya tak berdaya dan energinya hilang entah kemana.

"Hhhhh...." helaan nafasnya terdengar disela-sela mulutnya yang terbekap. Matanya menatap silau cahaya matahari dari ventilasi.

Sasuke kembali mengingat-ngingat kejadian yang terjadi. Saat Ia pulang setelah mengantar Sakura, orang misterius yang mengikutinya, hingga dua orang pria yang menculiknya. Ya, Sasuke merekam semua itu didalam otaknya, dan bodohnya lagi dirinya tidak kuat dalam pengaruh obat bius.

Sialan, Sasuke harus menemukan petunjuk secepatnya sebelum semuanya bertambah rumit. Terlebih lagi Itachi akan mencium kejanggalan jika Ia tak bisa pulang, Sasuke tak ingin kakaknya bertambah khawatir.
##

"Kaa-san, kita perlu bicara."

Mebuki yang sedang menonton TV menolehkan kepalanya kearah sumber suara  dan melihat putrinya seperti meminta suatu kejelasan entah tentang apa itu. Dengan rasa penasaran akhirnya sang Ibu mengangguk mempersilahkan Sakura bicara dan duduk berhadapan dengannya.

"Aku butuh penjelasan"

Sesuai dugaan.

"Apa tujuan Sasori-nii pulang?"

Mebuki terlihat terkejut sesaat, namun Ia kembali dapat menguasai dirinya dengan baik.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Kau tahu bahwa sikapnya sangat berbeda? Aku benci mengakuinya tapi dia telah mengatakan sesuatu yang aneh kemarin."

"Apa yang dia katakan?"

"I..itu... Akh, sudah! Lupakan! Yang penting kenapa dia harus ada disini? Dan tak biasanya dia akan pulang mendadak. Apakah ada sesuatu yang Ia rencanakan?"

"Sakura... Kau terlalu menuduhnya."

"Ibu pasti tahu sesuatu, kan? Apa yang terjadi selama ini, kepulangan Sasori-nii tidak masuk akal."

Mebuki menghela nafasnya perlahan. Matanya menatap Sakura penuh arti dalam diam, terdapat kesungguhan yang terpancar dari sinar matanya.

"Malam itu Sasori menghubungiku"

Flashback on

"Baa-san, besok aku akan segera menemuimu dan Sakura."

Mebuki mengernyit. Sungguh ini tak biasa terjadi pada Sasori, biasanya anak itu pulang saat cuti kerja. Namun apa yang membuatnya berubah pikiran saat jam kerjanya yang lumayan sibuk?

"Bukankah kau bekerja?"

"Aku sudah menyuruh sekeretarisku mengurus semuanya, ada yang harus kulakukan disana."

"Apa itu?"

"..."

"Aku yakin sekali ini ada hubungannya dengan Sakura."

"Baa-san benar. Aku memang menginginkan Sakura tetap di sisiku. Apapun yang terjadi dan bagaimanapun caranya."

"Sakura hanya menganggapmu kakak, Sasori."

"Dan aku akan mengubah anggapannya itu. Baa-san tahu? Aku selalu mendapatkan apa yang kuinginkan."

"Sasori, Baa-san tak ingin semuanya bertambah rumit. Sakura baru saja pulih dari luka di hatinya karena kesalahanku. Kau hanya akan menambahnya."

"Jika Baa-san menentangku, aku akan membuat hatinya lebih sakit dari sebelumnya."

"Sasori..."

"Aku menginginkannya, Baa-san."

"Kau hanya menginginkan Sakura. Kau tidak mencintainya."

"Aku mencintainya, karena itulah aku menginginkannya."

Tuuuutt

Flashback off

"Itulah yang terjadi"

Sakura mengerjap sesaat. Ia tak tahu ambisi Sasori yang sangat menginginkannya. Bahkan pria itu berjanji bahwa dia akan mengubah anggapan Sakura yang menganggapnya hanya sebatas seorang kakak.

Oh Tuhan, Sakura sangat membutuhkan Sasuke sekarang. Ia takut. Sangat takut. Bagaimana jika sesuatu terjadi dan dia tak menginginkannya? Ada banyak hal yang terjadi di kehidupannya dan dia sangat tak ingin menambah daftar itu lagi.

Sakura terdiam di tengah pembicaraannya. Perasaan bercampur aduk Ia rasakan di balik ubun-ubunnya. Sakura tak pernah tahu bahwa Sasori mencintainya, tapi Ia tahu semua ini akan berubah menjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Tok tok tok

"Siapa itu?"

"Biar aku yang membukanya, Kaa-san."

Sakura berlari kecil menuju pintu utama dan membukanya. Sosok Itachi tertangkap oleh matanya dengan wajah kelelahan bercampur cemas.

"Itachi-nii, ada apa?"

"Sakura..."

Itachi mengatur nafasnya hingga Ia dapat berbicara dengan baik, dengan wajah penuh rasa cemas itu Ia menatap Sakura dibalik onyxnya yang telah kehilangan harapan.

"Aku tak bisa menemukan petunjuk apapun lagi, hanya kau yang bisa membantuku."

"Apa maksud Nii-san? Petunjuk apa?"

"Sasuke hilang."

Kata-kata itu berhasil membuat pertahanan Sakura runtuh seketika. Dan kali ini, Ia sangat yakin dengan pelakunya.
##

Krieeeet

Sasuke mendengar pintu berderit terbuka, sehingga secara refleks kepalanya mendongak mencari tahu siapa pembukanya. Kaki yang tampak panjang dibaluti celana jeans hitam, dan tubuh tegap yang tampak segar dengan rambut merah yang nampak sedikit berantakan.

Dia menolehkan wajahnya kearah Sasuke yang sedang dilanda penasaran. Mata karamel pemuda itu menatap Sasuke tak terbaca, Ia menggigit bibir bagian dalam, dengan segera maju kearah Sasuke yang terikat dan membuka simpul tali yang menyatukan kedua tangan Sasuke dalam satu ikatan dan melepas pembekap mulutnya.

Sasuke mengambil nafasnya dalam. Memfokuskan pandangan matanya dan menyeimbangkan tubuhnya.

"Kau tak apa?"

Sasuke menoleh.

"Siapa kau?"

Pria itu menatap Sasuke sebentar sebelum menjawabnya.

"Perkenalkan, Sasori Haruno. Aku kakak sepupu Sakura."

"Jadi kau menyelamatkanku?"

"Begitulah."

"Kenapa? Apa Sakura yang memintanya."

"Tidak, karena aku yang menginginkannya."

"Apa maksudmu?"

Sasori menghela nafasnya.

"Sasuke, kita harus pergi sebelum 'dia' menemukan kita disini. Seseorang yang akan menghancurkan segalanya."

To be continued...

Pendek? Ya
Lama update? Ya

Maapkan author yang begitu sibuk dengan dunianya.

Tetap support ok? Gak pemaksaan tapi buat penyemangat :D

Phlegmatics-chan

True, This Is My Feelings...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang