Kejutan Pertama

407 17 0
                                    


          Metthew merasakan sakit yang teramat sakit di dadanya, ia kesusahan bernafas seakan ada segumpulan benda yang menghalangi pernafasannya. Yap manusia tidak ada yang sempurna , Metthew kuat tapi tidak di dalamnya, ia rapuh sangat rapuh.

          Metthew masih mencari dimana obatnya dan akhirnya di temukan di dekat meja komputernya ia segera mengambil alat bantuan yang diberikan dokter padanya, memang sudah lebih dari 4 bulan setelah pemeriksaan terakhirnya dan di yakini semakin parah di tambah hobi barunya yaitu merokok, tapi siapa peduli? Orang tuanya saja tidak pernah mengingatkan kapan jadwalnya hanya sepupunya yaitu Jessica yang berjabat menjadi dokter specialis di salah satu rumah sakit terkenal itu lah yang selalu mengingatkan dan memarahi Metthew jika ia telat apalagi sampai drop.

                                                                                          ************

          Lagi – lagi sophia harus dibangunkan dengan air ilahi yang muncul dari ember kesayangan mamanya, ini sudah kali ke berapa mamanya menyiramnya dengan air , ia melihat jam dan menunjukan pukul 6 pas , ia langsung buru – buru masuk ke dalam toilet ia ingat bahwa ia ada janji dengan Metthew dan ia tak mau pikir panjang palingan Metthew hanya bohongan.

          Tak butuh waktu lama akhirnya ia turun dan dilihatnya tidak hanya mama dan papa nya yang ada di meja makan tetapi ada satu orang laki – laki tubuhnya membeku saat ia ketahu bahwa cowok yang dimeja makan bersama mama papanya itu pasti Metthew, mereka terlihat sangat akrab satu sama lain. Ia bergegas turun dan mengambil tempat duduk tepat disamping Metthew.

" Kok anak mama ga bilang kalo udah punya pacar" Tanya Mama Dilla.

          Pertanyaan Mama Dilla membuat roti yang sedang di makan sophia tersendak ,dengan cekatan Metthew menuangkan minuman dan memberikannya ke Sophia sambil menggosok – gosokan punggungnya

" Malah keselek , mama kan nanya sayang" Sahut mama lagi

"Apaan sih mama papa , udah ah Sophia berangkat dulu." Bergegas ngambil tas lalu mencium tangan mama papanya , " lo kok diem aja? Jadi nganterin gue ga?" Ucap Sophia judes

"Tante, Om Metthew pamit ya, makasi sarapannya Tante, Om." Ucap Metthew sambil mencium tangan kedua orang tua Sophia.

" Carmuk amat sih" gerutu Sophia sambil berjalan keluar.

          Metthew mulai mengikuti sophia yang sudah beranjak keluar dari tadi.

"Orang tua lo baik juga ya" Ucap Metthew yang sudah berada tepat di depan motor kesayangannya

"hm.." Jawab Sophia singkat dan padat

"Kalo gini terus seneng juga gue jadi pacar lo, tiap pagi gue jemput ya." Sahut Metthew antusias sambil memasangkan helm ke Sophia

"EH! Enak aja persedian roti gue cepet abis tau , lo makan dirumah lo sendiri aja tuh sama kedua ortu lo" Jawab Sophiaa dengan nada nyolotnya

"Asalkan lo tau Soph , jangan kan makan nginjekin kaki sendiri di rumah aja gue bisa dipukul." Sahut Metthew dalam hatinya

" Lah malah bengong ayo berangkatt." Jawab Sophia menyadakan Metthew yang tiba – tiba melamun

           Tak ada jawaban dari Metthew. "aneh" satu kata yang menggambarkan Metthew, namun Sophia enggan bertanya. Di perjalanan pun tak ada satu pun yang memulai sebuah pembicaraan , mereka berdua asik dengan pandangan mereka masing – masing. Sesekali Sophia melirik Metthew dari kaca spionnya , dilihatnya wajah laki – laki tersebut tertutup oleh helm yang hanya menyisakan mata dan hidung dari laki – laki tersebut. Dilihatnya dengan sangat detail , entah mengapa Sophia merasa bahwa dari matanya ada sesuatu yang di sembunyikan olehnya, tapi apa?

The TruthWhere stories live. Discover now