Ingin Menghilang

28 3 1
                                    


Sampainya dirumah Sophia tak ada satu patah kata pun keluar dari bibir mereka berdua, hingga sampainya Metthew dirumah juga taka da percakapan yang dilakukan mereka berdua

"Apa gue terlalu jahat ya sama dia"Ucap Sophia yang dari tadi tak henti menggerutu. "Tapi kan gue gitu gara – gara dia" Bantah Sophia sendiri

"Ya madsut gue ga gitu juga sih, selama pacaran sama dia hidup gue ga menderita banget sih." Ucap Sophia sambil melihat hpnya yang dari tadi tak ada satu pun pesan dari Metthew

Disisi lain

Metthew yang tengah terduduk di balcony kamarnya, bersama gitar yang ia peluk dari tadi, sakit di dadanya pun tak kunjung menghilang. Air matanya terjatuh dengan tatapan yang terus menatap bintang di langit. Jam menunjukan pukul 10.30 malam.

"Kak, Metthew boleh ikut Kak Joseph aja disana?" Dengan mata yang terpejam dan air mata yang tak kunjung berhenti. "Metthew capek kak, kenapa semua yang Metthew sayangin akan selalu pergi ninggalin Metthew?" Tanya Metthew pelan. "Kenapa dari awal gak Metthew aja yang pergi kak? Kenapa kakak yang malah ninggalin Metthew duluan?" Ucap Metthew dengan tangis yang tak kunjung henti, dan perlahan kesadarannya menurun.

Metthew akhirnya memberikan izin untuk terlelap di atas dinginnya lantai dengan angin malam yang berhembus kencang. Ia sudah sangat lelah dengan apa yang ia jalani, pikirannya untuk hidup perlahan menghilang.

Drrt drtt *suara hp Metthew yang tadi ia lempar saat ia sampai rumah

Sophia "Lo baik – baik aja kan?" *delete*

Sophia yang sudah mematang kan hatinya untuk mengirim pesan kepada Metthew mendadak gengsi dan langsung mendelete pesan yang ia kirim ke Metthew. Akhirnya Sophia mengikuti gengsinya dan tertidur dengan rasa bersalah yang tertutup gengsi.

**

Pagi datang dengan amat semangat, belum rasanya Sophia tertidur nenyak namun matahari sudah datang juga. Ia setengah terbangun dengan mata yang masih tertutup setengah. Teringatnya seseorang di benaknya membuatnya buru – buru menyerbu hpnya. Namun tak ada satu pesan dari orang yang ia tunggu.

"Yaudah kalo gitu, gue juga bisa diem – dieman" Ucap Sophia tak mau kalah dan langsung berjalan ke kamar mandi.

*

Metthew yang masih tertidur di balcony rumahnya, walau matahari sudah mulai menyilaukan matanya namun tak sedikitpun gerakan ia lakukan. Ia tetap pada posisinya meringkuh memeluk dirinya yang kedinginan.

Dok dok dok *Suara gedoran pintu berbunyi

"Den, bangun den sudah pagi" Ucap Bi Inah dari luar

Lama tak ada sautan, akhirnya Bi Inah memberanikan diri untuk masuk kedalam

"Aden" dilihatnya dikasur masih rapi tak tersentuh, perlahan ia berjalan ke arah kamar mandi namun tidak ada tanda – tanda Metthew sedang mandi, ditambah lampu kamar mandi yang masih mati. "Aden Metthew" Panggil Bi Inah lalu menoleh kearah balcony.

"Aden!" Ucap Bi Inahkaget,

*
*
*
*
*
*
Hai im back, kali ini fix ak bakal selesain cerita ini soalnya ak mau publish cerita baruu:) 

tapi jujur ak masih bingung, menurut kalian lebih suka happy ending atau sad ending? 

ily3000 everyone, jangan lupa voting karena gak bayaarr.. 

The TruthWhere stories live. Discover now