Dibalik Senyumnya

329 16 6
                                    

"Sophia" Panggil Oppa Leon lembut sambil menatap Sophia. "Oppa sejujurnya tidak tau apa yang lagi di tutupi Metthew, yang Oppa ketahui bahwa sekarang Metthew sedang menutupi sesuatu yang besar. Oppa sudah berusaha mencari tau dari selaga macam cara namun nihil." Ucap Oppa Leon yang terdengar sedih. " Oppa takut jika terjadi sesuatu dengan Metthew, sejak kecil Metthew adalah anak yang selalu menyimpan masalahnya sendiri, ia tidak pernah menceritakan penderitaan paling terberatnya kepada semua orang walau penderitaan itu benar – benar melukai dia. Yang ia pikirkan adalah untuk membahagiakan orang yang dia sayang dan tetap terlihat tidak apa – apa walau sebanarnya ia terluka." Ucap Oppa Leon

     Pikiran Sophia melayang di mana ia mengetahui punggung Metthew yang penuh luka, ia tidak menceritakan apapun kepada Sophia . Jadi benar kalau "Metthew menyimpan masalahnya sendiri" batin Sophia menyimpulkan.

"Oppa, Sophia janji Sophia akan jaga Metthew baik – baik" Ucap Sophia menenangi Oppa Leon yang terlihat sangat khawatir

"Terimakasih Sophia" Ucap Oppa Leon sedikit lega

    Tak lama Metthew balik dari kamar mandi, mukanya terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Namun tangannya terlihat sedikit memerah, Sophia ingin bertanya namun takut jika Oppa Leon akan khawatir jadi ia memilih untuk diam dan bertanya pada saat perjalanan pulang.

***

    Setelah selesai makan, mereka tertawa dan bercanda sejenak. Membicarakan tentang lucunya kelakuan Metthew saat ia kecil, senyum lebar terlukis di wajah Metthew. Sophia terus memperhatikan laki – laki di sebelahnya, sangat jarang ia melihat senyum lepas dari laki – laki sebelahnya, ingin rasanya ia memberhentikan waktu agar bisa lebih lama memperhatikan Metthew dengan senyum manisnya itu.

"Oppa, aku antar Sophia pulang ya" Ucap Metthew ijin kepada Oppanya

"Iya sayang, hati – hati dijalan ya. Nak Sophia, terimakasih udah ikut makan ya" Ucap Oppa Leon

"Iya terimakasih kembali Oppa" Ucap Sophia. "Sophia pamit ya Oppa" Lanjut Oppa lalu mencium tangan Oppa Leon

***

"Soph, kita ke taman dulu ya gak papa?" Ucap Metthew

"Hmm" Ucap Sophia lalu melihat jam yang menunjukan pukul setengah 7 malam. "Iya gak papa" lanjut Sophia

      Metthew melajukan mobilnya ke taman biasa mereka diam. Entah setelah oppanya menanyakan tentang keluarganya , hatinya sakit. Rasa ia ingin menangis selepas – lepasnya dan bercerita bahwa dia kenapa – kenapa namun ia tidak bisa. Bibirnya terlalu takut untuk berkata jujur, ia tidak mau menyakiti kedua orang tuanya dan saudara kembarnya namun apa badan ini masih bisa menahan rasa sakit yang tidak hanya datang dari luar namun juga di dalam mengingat penyakit yang semakin parah.

"Hmm, Meth" Ucap Sophia mencairkan suasana

"Iya?" Tanya Metthew lembut

"Tangan kamu?" Tanya Sophia menggantung

"Oh. Ini" Ucapnya sambil menunjukn tangannya. " Tadi kejedug pintu" Ucapnya dan diakhiri dengan tawa hambar Metthew.

"Jangan bohong!" Gretak halus Sophia " Jujur tadi ngapain?" Tanyanya lagi

"Hm a..aku mukul tembok" Ucapnya dengan nada yang nyaris tak terdengar

"Ah? Ngapain? Berhenti sebentar!" Ucap Sophia yang langsung di ikuti oleh Metthew

"Iya tadi pengen aja mukul tembok" Ucapnya santai

"Kamu apa – apaan sih? Kalo sampe kenapa – napa gimana? Kalo sampe patah gimana? Kamu boleh kesel tapi jangan sampe lukain diri kamu dong!" Ucap Sophia kesal

The TruthWhere stories live. Discover now