Entah apa yang sedang dilihat pemuda itu di layar ponselnya--
Brakkk!!!!!
Hingga ponsel yang beberapa menit lalu digenggamnya, dibantingnya ke dinding kamar tanpa perasaan membuatnya hancur berkeping-keping tak berbentuk.
Air mata terus mengalir deras dari ujung matanya yang sipit, meski sudah beberapa kali ia usap kasar dengan punggung tangannya. Pertahannya seakan runtuh bersama hatinya yang menjerit kesakitan, dia terduduk lemas seakan kakinya tak kuat lagi menahan berat tubuhnya.
"Kenapa lo nyembunyiin ini dari gue,mas~." Isaknya sambil meracau, dia memegang dadanya yang tiba-tiba sesak. "Hiks, sakit mas~~."
Ini sudah ke seratus kalinya ia menjambak helaian rambutnya, frustasi. Ia memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya diantara lipatan tangan. Satu jam berlalu dengan posisi yang sama, sebelum akhirnya dia kembali mendongak dengan jejak air mata yang telah mengering di pipinya.
"Bajingan!pembohong!!anjing." Ucapnya memaki entah untuk siapa, dia bangkit berdiri untuk menguatkan diri. "Gue akan buktiin kalo gue bisa hidup lebih bahagia tanpa dia!!" racaunya tak jelas. Berjalan limbung kearah kamar mandi, dia hanya ingin mendinginkan isi kepalanya dan berharap air bisa membuatnya amnesia dari kenyataan yang tak mau ia ketahui.
~oOo~
Tok tok tok!!
Suara pintu kamar kost yang di tempati Vio terketuk oleh tangan seorang pemuda berperawakan tinggi kekar dan tonjolan otot tangannya tercetak jelas di kaos hitam ketat yang begitu pas ditubuhnya. Merasa tak ada respon dari dalam, pemuda berdarah Bandung pemilik nama lengkap Ricky Tardian itu menekan knop pintu yang ternyata tak terkunci, kakinya masuk dengan langkah perlahan tanpa menimbulkan bunyi gesekan sepatu dengan lantai kamar.
Ricky tau kalau prianya sedang mandi saat telinganya menangkap suara gemericik air dari kamar mandi, dia menempatkan bokongnya di ranjang tempat biasa dia bergumul dengan prianya, masih sabar menunggu, tangan kirinya meletakan sebuket bunga dan sebuah undangan diatas nakas samping ranjang.
Cklak!!
Vio sempat terkejut saat keluar dari kamar mandi, orang yang sekarang sangat dia benci dan tak ingin ia temui lagi kini ada dihadapannya dengan senyum cerah seperti biasa membuat Vio meludah, cuih!
Mata Ricky tak henti-hentinya melihat tubuh yang berbalut piyama kelabu dengan leher yang ter-ekspost jelas mampu membuat bibirnya kering hingga ia harus membasahi bibirnya dengan lidah, ia tak menangkap perubahan wajah Vio yang menggelap.
Alis Ricky bertautan heran saat Vio menolak tubuhnya dan menghempaskan tangannya kasar dari pinggang pemuda ramping itu, barulah dia menyadari ada yang salah dari kekasihnya itu.
"Kamu kenapa?" Tanya Ricky namun sebuah bogem mentah dia dapatkan sebagai respon, rahangnya sakit dan saat meludah, darah sudah bercampur dengan salivanya. Sudut bibir Ricky sobek membuktikan pukulan Vio tak main-main, tak mengerti kenapa pria yang selalu berada dibawah kungkungannya dan kerap manja ini sekarang berubah beringas.
"Itu memang pantes lo dapatkan, tapi itu belum seberapa dengan rasa sakit yang lo kasih ke gue!sekarang pergi, gue muak liat wajah pembohong kaya lo!!" Marah Vio mengungkapkan kekesalannya.
"Pembohong?" Alis Ricky berkedut heran. "Yang, kamu ini kenapa sih? Kapan aku bohong?"
"Loe anjing!! Gue tau lo akan menikah kan?!lo bakal ninggalin gue kan?! Kenapa lo nyembunyiin hal sebesar ini dari gue!!!" Vio melempari Ricky dengan apa saja, membuat pemuda itu harus mengambil tindakan lebih, dicekalnya kedua tangan Vio kebelakang punggung dan ditindihinya pemuda ramping itu agar tak semakin menggila karna amarah.
![](https://img.wattpad.com/cover/107917898-288-k468988.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted(Hombreng).
Cerita Pendekoneshoot HOMBRENG 18+ 😁jangan tertipu sama cover tercipta karna tekanan kerja dan ujian yang membuat pusing kepala.