Yohan pov
Malam ini seperti biasa aku datang ke klub XLarge untuk bekerja. Melayani pelanggan. Tapi bukan sebagai DJ, pemandu karaoke, waiters, ataupun Bartender. Orang awan sangat meremehkan dan memandang rendah pekerjaanku ini. Pelacur. Ya-Aku bekerja sebagai pelacur, istilah zaman sekarang disebut "kucing/ gigolo". Sebagai pelampiasan menyemprotkan sperma om-om berduit yang haus belaian dari seorang wanita.
Ting!
Suara gantungan pintu berbunyi.
Aku menyapa Jojo, Bartender berwajah maskulin. Ia tersenyum ramah. Tanpa diminta dia meletakan sebotol wine didekatku yang langsung aku tegak. Disini aku tak perlu bayar seberapa banyakpun aku minum alkohol, yahh--Madam sendiri yang membebaskan itu untuk pekerja prostitusinya. Uang muka dari pelanggan saja sudah lebih dari cukup untuk menjamin berpuluh-puluh alkohol.
"Dante dimana, Jo?"
Jojo menunda pekerjaannya mengelap gelas, "Mungkin diatap."
Aku paham, langsung bergegas menemui Dante --teman sejawat-- ditempat biasa kita merokok. Disini pun ada peraturannya, Madam melarang kita merokok diruang ganti, kecuali kalau sedang menemani pelanggan, sama sekali tak ada larangan.
Tap. Tap. Tap.
Cklak!
Aku tersenyum melihat orang yang kucari ternyata sedang sibuk merokok. Dengan cuek aku merebut rokok yang sedang dihisapnya, Denta terkejut melihatku datang untuk mengganggu kesenangannya.
"Gay tidak bisa lama bekerja seperti ini." Beritahunya padaku, tangannya mengapit rokok baru. Fokus ku menatap langit diatas sana dengan taburan bintang kerlap-kerlip, indahnya~
"Mengapa kau bicara seperti itu?""Karena Gay biasanya terlibat hubungan dengan pelanggan lalu melarikan diri."
Aku tersenyum kecut, perkataannya seolah menyindirku. Semua orang di bar pun tau, saat ini-- Ada seorang lelaki yang terus membuntuti ku, Sebenarnya dia pernah jadi pelanggan ku, dia mengaku kalau dia jatuh cinta padaku tepat setelah kita berhubungan sex.
"Kita bekerja disini semata-mata untuk menghasilkan uang. Ah, orang-orang sialan!" Denta masih saja bicara, "Meski begitu aku takkan pernah menjajakan pantatku." Dia menyikut bahuku karena aku sedari tadi tidak banyak bicara.
"Bagaimana pengalaman pertamamu menemani pelanggan?"
"...."
"Jangan bilang kau sudah melakukan anal?"
"....."
"Kenapa kau melakukan pekerjaan ini?"
Kali ini aku menatapnya balik, "Kau sendiri kenapa?"
Denta menghembuskan nafas berat, pandangannya sempat menunduk sebentar. "Ibuku menderita kanker darah. Hanya aku satu-satunya yang dapat bekerja."
"Benarkah?" Tiba-tiba aku merasa iba.
"Astaga, bodoh! Kenapa kau percaya? Itu cuma omong kosong." Katanya masih bisa nyengir, "Ibuku sudah meninggal bertahun-tahun yang lalu."
Aku mengetuk jari diikuti jatuhnya abu rokok yang sudah terbakar setengahnya.
"Kudengar kau yatim piatu. Aku juga yatim piatu.....dari Panti Asuhan remaja bermasalah."
Aku tergelak mendengarnya, sudah bisa ditebak tampang seperti Denta ini memang tampang orang-orang bermasalah.
Tut Tut Tut....
Hp Denta berdering tanda panggilan masuk.
"Madam memanggil kita." Beritahu Denta setelah melihat ID dilayar hp. "Kurasa para pelanggan sudah datang. Ayo!!"
![](https://img.wattpad.com/cover/107917898-288-k468988.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted(Hombreng).
Short Storyoneshoot HOMBRENG 18+ 😁jangan tertipu sama cover tercipta karna tekanan kerja dan ujian yang membuat pusing kepala.