Abiu POV
Itu si rambut blonde, Lisa Indriyani pemilik akun Lisa Chubby, cewe yang katanya calon tunangan Bagas karna dijodohkan. Baru kali ini aku melihat cewe genit itu secara langsung , aku menatapnya dengan pandangan mengobservasi.
Benar-benar selera Ny. Pratama sangat rendahan.
"Salam kenal, Abiu." Sapa Lampir itu, tersenyum manis, dia tipe cewe lemah lembut sepertinya. "Ternyata kamu kelihatan lebih tampan daripada yang ada di foto, ya."
Aku mengerutkan dahi. Oh. Aku lupa kalau Bagas memang selalu bercerita kepada setiap orang dekatnya jika dia sudah punya kekasih. Wajar saja, tidak ada yang tidak tau kalau aku adalah kekasihnya. Ia selalu membawa fotoku kemana-mana untuk di edarkan. "Katanya kalau cowok terlalu tampan kaya kamu ini, orientasinya selalu diragukan lho."
Eh? Apa?
Lisa menyelipkan rambutnya dibelakang telinga.
"Ya. Ya. Apa kamu bener-bener gay?" Matanya memutar ke penjuru caffee, "Hmm...coba Abiu-ah lihat deh cowo itu. Apa menurut kamu dia menggoda?"
Apa-apaan ini? Tempat yang ditunjukan Lisa kebetulan berada disudut, ada beberapa orang pria, yang tertangkap olehku adalah pria dengan tubuh gemuk yang sedang memakan ice cream dengan rakus.
Saat pria itu menoleh, ia tersenyum dan giginya nampak bersinar seperti emas tertimpa cahaya matahari . Aku merinding.
"Abiu gak suka ya?" Kata si Lampir itu, terlihat kecewa, "Bagaimana kalau yang disana?" Katanya lagi.
Kali ini apa lagi? Lampir itu menunjukan Pria kekar dengan kumis tebal berbentuk seperti sayap burung, mencuat kekanan dan kekiri "Uh, gak suka juga ya." Gerutunya.
Lalu Ia memajukan wajahnya kearah ku, "Psstt...Psstt, apa Abiu mau jadi selingkuhanku aja? Nanti kamu jadi selingkuhan termuda setelah Bagas lho."
Aku langsung melotot dengan wajah jijik, memperlihatkan hidungku yang melebar seperti sumur.
"Duh, Abiu kalau pasang ekspresi seperti itu makin tampan aja."
Aku melongo, ini benar-benar aneh, sepertinya kali ini diagnosisku salah. Cewe ini bukan genit, tapi gila. Sebelas-duabelas sama Cindy.
"Bagas, apa ini pesanan kita?" Si Lampir itu mengubah topik, menunjuk kopi hitam yang mengepul dihadapannya.
Bagas menoleh kearahku, tangannya masih berada diatas paha ku sambil meraba-raba, "Kamu pesan ini untuk kita Say--Abiu?"
"Hnn, ada diskon. Beli dua dapat satu. Jadi aku ambil aja padahal niatnya beli dua." Bagas mengangguk-angguk, tidak menyadari kalau aku sedang menyindir calon tunangannya. Haaaahhhh dia memang gak peka!
"Bagas, aku gak suka kopi hitam." Lampir itu mengeluh , semakin aku melihatnya semakin aku bernafsu mencekokinya dengan sianida. Lihatlah matanya yang sok polos itu. Aku yakin itu adalah jurus yang sering digunakan gadis macam dia untuk merayu cowo mudah horny--seperti Bagas. Maaf...aku terpaksa buka aib, Bagas kalau melihat kucing telanjang suka langsung tegang soalnya.
"Kalau begitu aku aja yang minum, ka--"
"Jangaaannnn!!!!" Aku berteriak, refleks. Si bodoh itu mau mengambil minuman sianida milik Lisa.
"Kenapa?"
"Itu terlalu manis, aku sudah ngasih banyak gula."
Bagas memasang wajah innocent-nya, "Aku kan suka manis, sayang."
Oh. Iya. Lupa.
"Jangan Bagas sayangku, cintaku. Nanti kamu diabetes." Aku bersikeras.
"Gak akan kalau cuma satu gelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted(Hombreng).
Short Storyoneshoot HOMBRENG 18+ 😁jangan tertipu sama cover tercipta karna tekanan kerja dan ujian yang membuat pusing kepala.