20). Luky X Abil (3)

2.5K 102 2
                                    

Selama ini, dari apa yang Luky lihat dinovel-novel young adult dan film-film romansa remaja, 'pengakuan cinta' seharusnya jadi akhir dari sebuah plot yang berbelit-belit berisi kesalahpahaman antara dua insan hormonal pemabuk cinta. Lalu pasangan lovey-dovey tadi akan 'hidup bahagia selamanya' ya, paling nggak sampai dirilis sebuah sekuel. (Cerita baru-masalah baru)

Dalam kehidupan nyata, okelah ini agak sakit, tapi jujur- tidak semua orang yang dicintai, mencintai balik. Nggak semua penembakan berakhir semanis madu, boi. Salah sedikit bisa-bisa kamu yang 'dimadu'.

Luky sangat mengerti hal ini. Contoh jelasnya bahkan ada didepan mata- tengok saja Abil dan Arum yang sebusuk  madu kadaluarsa.

Apa yang tidak Luky mengerti adalah, bagaimana dirinya sendiri. Si deuterogonis yang 'normalnya' jadi pihak ketiga-malah terpaksa jadi korban collosal damage, aftermath dari penolakan fatal si cewe. Critical damage yang menimpa Luky berupa 'harus-mendengar-celotehan-galau- Abil'

Namun hari ini, selama seharian penuh. Luky hanya nangkring dikusen jendela selagi menata rambut, sangat berkebalikan dengan  Abil yang sepanjang waktu berceloteh tentang Arum.

Abil-sohibnya, tentu, tapi Luky juga punya limit kesabaran, coeg!

Disaat-saat seperti sekarang ini-sumpah- Luky rasanya menyesal pernah berkenalan dengan Abil. Pasalnya isi otak Abil hari ini gak bisa jauh-jauh dari nama Arum, Luky gumoh.

Perasaan pas diputusin Bella aja dia nggak segininya amat, dah. Luky bersungut-sungut.

"Jadi menurut lu, apa maksud jawaban Arum tadi malem, Ky?" Abil bertanya lagi untuk kesekian kalinya hari ini, membuat Luky yang sudah cemberut semakin bete.

Dengan segala daya dan upaya, Luky menahan amarah dan menjawab dengan jawaban datar yang sama setiap kali Abil bertanya, "Nggak ada artinya."

"Pasti ada artinya, Ky!"

Luky mengerang kesal, rindu berat pada diri Abil yang ngelucu dan gak diplomasi kaya begini. Cowo itu meloncat turun dari kusen jendela, lalu duduk disebelah Abil, menaruh tangan pada bahu sang sahabat.
"Bil, gini ya." Membuat suara serendah dan sebijak mungkin, Luky mulai menepuk-nepuk bahu temannya, "Sebagai temen lo, gue ngerti lu lagi ngejer cewe. Itu wajar, gue support lo. Masalahnya, gue ngerasa ini udah berlebihan, sob. Relain dikit, lah."

"Siapa bilang gue nggk rela?" Abil membalas tertawa kecil, "Gue respect banget sama semua keputusan Arum. Tapi, gue ngerasa ada yang ketinggalan."

Luky meringis, "Itu namanya lo nggk rela, goblok."

"Beda!"

"Au ah." Luky memijat-mijat kepalanya sendiri, acuh tak acuh mendengar Abil. Jujur, Luky gak ngerti kalau bicara dengan hal-hal percintaan, jadi mau sekhusyuk mungkin dengerin Abil pun, nggak bakal ada gunanya.

Selama ini Luky sering mendengar cewe-cewe menyebutnya ganteng. Mulai dari dibilang keren, sudah makanan sehari-hari buat cowo itu.

Kedengarannya sombong banget ya?

Padahal kenyataannya tidak juga, karena...begini deh. Semua orang juga tau kalau rasa suka ada 2. Ada rasa suka yang tulus. Dan ada rasa suka yang iseng-aja-lumayan-kan-cakep.

Selama karir percintaanya, Luky selalu merasa disukai oleh cewe yang berada dalam golongan kedua. Bahkan mantan pacar Luky sendiripun, menerima Luky cuma gara-gara Luky cakep. Luky brokenheart, bro!

"Ky!oi-!lu masih dengerin gue kagak?" Mendengar gertakan sebal Abil, Luky tersadar dari lamunannya, ia menguap lebar, "Nggak juga,sih."

Hidung si cowo melankolis kembang kempis pasal tahu pendapatnya soal Arum nggak dihayati Luky. Mau ngambek tapi nanti kaya banci, maka langsunglah ia keluarkan jurus andalan berupa sok-sok disuruh pulang.

"Duh disuruh nyokap pulang, nih." Ucap Abil, nggak ada angin nggak ada hujan. "Duluan, Ky."

Luky berdecak  melihat temannya yang meninggalkannya buat nyetop angkot. Sementara ia sendiri beranjak pergi ke parkiran motor. Batinnya, punya temen kok nggak tau diri bener, ya

Belum lama Luky berjalan tanpa disangka Hpnya berbunyi, tanda notifikasi masuk ditilik ternyata dari Abil.

Abil  : "Mau ikut gak lu, jalan ke     
           Gancy?"
Luky: "hah🙄?"
Abil  : "Lah, Gancy, masa lu gak tau                  Gancy?
Luky: "Bukan, maksud gua tumbenan
            lu ngajak jalan."
Abil  : "Lu butuh jalan."
            "Dan Lisa bakal ngajak Arum     
              juga."

Luky cukup menaikan sebelah alisnya dengan datar, Arum bejaaatt, cewe bejat!

Bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Addicted(Hombreng).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang