Bagian Dua : (Gambaran Seorang Minho)

844 98 8
                                    

Play to music 🔝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Play to music 🔝

Itu tidak berarti bahwa Lee Minho tidak menarik-jangan salah sangka. Lelaki itu sama sekali tidak jelek atau semacamnya. Untungnya lelaki itu mewarisi penampilan Ibunya, yang lumayan cantik berdasarkan foto-foto yang pernah Seungmin lihat, terutama mengingat siapa Ayah Lee Minho, si tua Lee yang bahkan jauh dari kata tampan.

Namun Minho juga tidak bisa dianggap menarik. Selain kenyataan bahwa ia tidak pandai bergaya, bertubuh kurus, dengan rambut beawarna cokelat dan mata cokelat lembut, sering kali ia kelihatan... sederhana, itu pun kalau orang-orang secara kebetulan memperhatikannya.

Selama Seungmin mengenal lelaki itu dan ingat, mengenalnya sudah sejak lama seekali-rambutnya model sederhana dengan cardigan cokelat dan celana kotak-kotak, Minho selalu tampak seakan sedang melamar pekerjaan sebagai pustakawan atau kutu buku akut.

Seungmin dan teman-teman dulu menganggap itu hanya suatu fase, dan pada akhirnya lelaki Lee itu akan melewatinya, namun kenyataannya tidak begitu. Bahkan selama tiga tahun pertama di SMA. lelaki berambut cokelat itu tidak berubah sama sekali. Satu-satunya yang berubah hanyalah ukuran pakaiannya.

Bukan hanya penampilan Minho yang membuatnya berbeda; tapi juga caranya bersikap. Lelaki rambut cokelat itu tidak pernah melewatkan waktunya dengan nongkrong di cafe, main dengan teman sebaya atau pergi berpesta menginap bersama teman-teman lain, dan setahunya, lelaki Lee itu tidak pernah punya pacar seumur hidupnya.

Si tua Lee mungkin akan mendapat serangan jantung kalau anaknya sampai punya pacar. Namun jika entah ada angin apa yang menyebabkan tua Lee mengizinkan putranya punya pacar, hal itu tetap tidak ada bedanya.

Lee Minho selalu membawa Alkitab ke mana pun ia pergi, dan jika bukan penampilannya atau si tua Lee yang membuat orang-orang menjauh, penyebabnya pastilah Alkitab itu. Minho sepertinya menikmatinya dengan cara yang sama sekali asing bagi Seungmin. Lelaki itu tidak hanya mengikuti pelajaran Alkitab selama masa liburan bulan Agustus, tapi juga membaca Alkitab selama istirahat makan siang di sekolah. Menurut pendapat Seungmin ini tidak normal, bahkan untuk putra seorang guru pendalaman kitab sekalipun.

Namun keanehan Minho tidak sampai di situ saja. Berkat kebiasaannya membaca Alkitab, atau mungkin karena pengaruh Si tua Lee, Lelaki itu meyakini pentingnya menolong orang lain, dan itulah yang dilakukannya.

Kim Seungmin tahu Minho menjadi relawan di panti asuhan di Gimpo, tapi untuk lelaki Lee itu saja tidak cukup. Lelaki itu selalu ikut serta dalam kegiatan pengumpulan dana, membantu semua orang mulai dari kegiatan Pramuka sampai kegiatan amal lainnya. Ia juga tahu ketika Minho berusia empat belas tahun, lelaki itu melewatkan sebagian liburan musim panasnya dengan mengecat bagian luar rumah seorang tetangga yang sudah tua.

Lee Minho adalah orang yang akan mencabuti ilalang di kebun seseorang tanpa diminta atau
membantu anak-anak menyeberangi jalan. Ia akan menabung uang sakunya untuk membeli sebuah bola basket baru untuk anak-anak yatim piatu, atau memasukkan uangnya ke dalam keranjang sedekah pada hari Minggu.

Dengan kata lain, Bagi Kim Seungmin seorang Minho adalah tipe laki-laki yang akan membuat orang semua tampak buruk. Setiap kali Minho meliriknya, mau tidak mau ia akan merasa bersalah, bahkan di saat ia tidak melakukan kesalahan apa-apa.

Minho juga tidak hanya membatasi perbuatan baiknya kepada manusia. Seandainya ia berpapasan dengan seekor binatang yang terluka, ia juga akan berusaha menolong. Kelinci, tupai, anjing, kucing, katak... baginya tidak ada bedanya.

Dr. Kang, si dokter hewan, akan langsung mengenali lelaki rambut cokelat itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya begitu melihat lelaki itu berjalan menuju ruang prakteknya sambil membawa sebuah kardus yang berisi seekor binatang. Ia akan melepaskan kaca matanya dan membersihkannya dengan sapu tangan, sementara lelaki Lee itu menjelaskan bagaimana caranya menemukan makhluk malang itu dan apa yang telah menimpanya.

"Ia ditabrak mobil, Dr. Kang. Kurasa sudah merupakan rencana Tuhan agar aku menemukannya dan berusaha untuk menyelamatkannya. Anda mau membantuku, kan?" Jelasnya dengan nasa cemas dan lembut

Dengan Minho, segalanya merupakan rencana Tuhan. Itu merupakan suatu hal lagi. Ia selalu menyebut rencana Tuhan setiap kali orang berbicara dengannya, tidak peduli apa pun topiknya.

Pertandingan sepak bola batal karena turun hujan? Tentunya sudah rencana Tuhan untuk mencegah terjadinya sesuatu yang lebih buruk lagi. Ulangan mendadak trigonometri sehingga seluruh kelas mendapat nilai jelek? Tentunya rencana Tuhan untuk memberikan tantangan pada kita. Kemudian, tentu saja, masih ada kendala lain berupa si tua Lee, yang tidak membantunya sama sekali.

Posisi Lee Minho sebagai putra seorang guru pendalaman kitab yang religius bukan hal yang mudah, namun ia membuatnya menjadi sesuatu yang sangat wajar dalam hidup ini, dan ia merasa amat beruntung diberkati dengan cara itu.

Minho biasa berkata, "Aku begitu beruntung memiliki Ayah seperti Ayahku."

Setiap kali lelaki rambut cokelat mengatakan itu, Seungmin dan temannya hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala. Dalam hatinya bertanya dari planet manakah Minho sebetulnya berasal.

Namun, di samping semua ini, hal yang paling membuat Seungmin kesal mengenai diri Lee Minho adalah kenyataan bahwa lelaki itu selalu tampak begitu ceria, tidak peduli apa pun yang terjadi di sekitarnya. Kim Seungmin berani bersumpah, Lelaki Lee itu tidak pernah mengucapkan sesuatu yang buruk mengenai apa pun atau siapa pun, bahkan kepada orang-orang yang tidak selalu begitu baik padanya. Minho akan bersenandung sendiri saat berjalan, melambai ke arah orang-orang yang tidak dikenalnya yang kebetulan lewat dengan mobil mereka. Kadang-kadang ibu-ibu akan lari ke luar rumah untuk menawarkan roti atau teh hijau di saat matahari bersinar terik. Sepertinya semua orang dewasa di kota ini menyayangi lelaki itu.

"Dia lelaki yang begitu manis," puji mereka setiap kali nama Minho muncul dalam percakapan.

"Dunia ini akan jadi tempat yang lebih baik kalau ada lebih banyak orang seperti dia."

Namun lelaki Kim itu dan teman-temannya tidak melihatnya seperti itu. Dalam pandangannya, seorang seperti Lee Minho sudah cukup banyak.

Seungmin sedang memikirkan semua ini sementara lelaki rambut cokelat berdiri di hadapannya pada hari pertama di kelas drama itu, dan Seungmin akui bahwa ia tidak merasa begitu tertarik untuk melihat lelaki itu. Namun anehnya, ketika Minho berbalik ke arahnya, ia langsung terkejut, seakan duduk di atas kabel listrik yang terbuka atau semacamnya. Minho memakai celana kotak-kotak dengan blus putih di balik cardigan cokelat yang sama seperti yang biasa dia lihat jutaan kali, namun ada yang berbeda.

Kim Seungmin berani sumpah Minho tidak pernah memakai makeup seperti liplam dan masih tidak memakainya, namun kulitnya tampak segar, dan untuk pertama kalinya ia tampak-hampir cantik dan manis.

Tentu saja, lelaki bemarga Kim itu langsung menyisihkan pikiran itu dari kepalanya. Namun saat dia melihat Minho melayangkan pandangan ke sekelilingnya lalu berhenti sebentar dan tersenyum padanya, jelas-jelas senang melihatnya ada di kelas itu. Lelaki berambut hitam itu tampak binggung akan hal itu.

𝑷𝒊𝒔𝒕𝒂𝒄𝒉𝒊𝒐 𝑴𝒐𝒐𝒏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang