Play to Instrument🔝
CUACA di malam pementasan itu sejuk dan segar, langitnya terang tanpa segumpal awan pun. Seungmin harus tiba satu jam lebih awal, dan sepanjang hari ia merasa tidak enak karena caranya berbicara pada lelaki Lee itu di malam sebelumnya. Minho tidak pernah melakukan apa-apa kecuali bersikap baik padanya, dan Seungmin tahu bahwa ialah memang bersikap tolol. Lelaki Kim itu melihat Minho di lorong sekolah sewaktu pergantian mata pelajaran, dan berniat menghampiri untuk meminta maaf atas apa yang telah ia katakan, namun lelaki itu menghilang di antara orang banyak sebelum sempat menghampirinya.
Tetapi lelaki berambut cokelat itu sudah ada di panggung pementasan sewaktu Seungmin sampai di sana. Ia melihat Minho berbicara dengan Guru Park dan si tua Lee di sisi dekat layar panggung. Semua tampak sedang bergerak, berusaha meredakan ketegangan, namun Minho kelihatan begitu letih dan juga belum mengenakan kostumnya. Lelaki Lee itu akan memakai setelan putih yang menjuntai untuk memberikan kesan seperti malaikat. Dan sekarang masih mengenakan sweter yang sama yang dikenakannya di sekolah tadi.
Meskipun Seungmin merasa cemas menanggapi reaksi lelaki itu, dia tetap menghampiri mereka bertiga.
"Hai, Minho," sapanya. "Halo, Pak... Guru Park."Lee Minho menoleh ke arahnya.
"Halo, Seungmin," sahutnya perlahan."Bisakah kita berbicara berdua? Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu"
Lelaki berambut cokelat itu mengangguk mengiyakan ajakan itu.
Kim Seungmin bisa melihat bahwa Minho masih belum melupakan peristiwa malam sebelumnya, karena lelaki Lee tidak tersenyum padanya sebagaimana yang biasa dilakukan begitu melihatnya. Seungmin bertanya apakah bisa berbicara dengannya berdua, lalu meminta diri. Ia bisa melihat si tua Lee dan Guru Park mengawasi mereka saat menjauh dari jarak pendengaran mereka.
Lelaki Kim itu melayangkan pandangan ke arah panggung dengan gelisah.
"Maafkan aku atas segala perkataanku padamu tadi malam," ujarnya memulai. "Aku tahu bahwa semua itu mungkin melukai perasaanmu, dan aku salah karena telah mengatakannya."Minho menatap Seungmin seakan bertanya-tanya apakah dapat mempercayai ucapannya.
"Kau serius mengenai ucapanmu tadi malam?" tanya lelaki Lee itu akhirnya.
"Suasana hatiku sedang tidak baik, itu saja. Emosiku kadang-kadang meledak begitu saja."
Kim Seungmin tahu bahwa ia tidak secara langsung menjawab pertanyaan itu.
"Aku mengerti," sahut lelaki Lee itu. Nadanya saat mengatakan itu persis seperti pada malam sebelumnya, kemudian Minho berpaling ke arah kursi-kursi penonton yang masih kosong ekspresi sedih di matanya kembali tampak.
"Dengar," ujar Seungmin, sambil meraih tangan lelaki Lee itu. "Aku berjanji akan menebus kesalahanku."
Jangan tanya padanya mengapa ia mengatakan itu. rasanya itulah yang harus lelaki berambut hitam itu lakukan pada saat ini. Untuk pertama kalinya malam itu, Minho mulai tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒊𝒔𝒕𝒂𝒄𝒉𝒊𝒐 𝑴𝒐𝒐𝒏
Teen FictionCast: Kim Seungmin, Lee Minho and others Aku mau pergi denganmu ke pesta osis," kata Lee Minho akhirnya, "tapi dengan satu syarat." Seungmin menguatkan diri, sambil berharap syaratnya tidak terlalu berat. "Ya?" "Kau harus berjanji bahwa kau tidak...