Click to instrument 🔝
KEESOKAN harinya Seungmin berbicara dengan Guru Park untuk mendapatkan peran sebagai Hanggi dan ikut pementasan teater tahun ini.
"Bu Park" ucap Seungmin menghampiri Bu Park yang sedang berada di ruang osis.
"Seungmin ada apa?"
Lelaki Kim itu terdiam sebentar mengatur pernapasannya karena sejak tadi mencari Bu Park.
"Ayo duduk dulu dan minum ini" tawar Bu Park sambil menarik kursi untuk diduduki siswanya yang terlihat sangat kelelahan sambil menenteng segelas air putih lalu ditaruh di atas meja.
"Terima kasih Bu" ucap Seungmin yang sudah duduk dan selesai meminum air pemberian gurunya. sejujurnya ia sangat haus dan untungnya bu park memberikannya minum kalau tidak, ia yakin bibirnya akan kering saat ini.
"Apa ada perlu sama Ibu?"
Lelaki berambut hitam itu mengangguk " Iya Bu, ini mengenai teater yang Ibu bentuk minggu lalu. Saya tidak ikut dalam anggota yang sudah ditetapkan, tetapi saya ingin berperan sebagai tokoh Hanggi... saya tahu Woohyun yang sudah menunjuk dirinya untuk peran itu, tetapi saya harap Ibu Park mau mempertimbangkan saya dalam peran itu juga?"
Seketika wajah Ibu Park terlihat bahagia, ia menepuk pundak Seungmin dengan antusias " kau boleh mengambil perang Hanggi dan malah Ibu senang kau mengambil peran itu"
Omong-omong, Woohyun sama sekali tidak kecewa. Malah Seungmin bisa melihat temannya itu merasa amat lega dengan situasinya sekarang. Ketika Guru Park bertanya pada Woohyun apakah ia tidak keberatan kalau Seungmin yang berperan sebagai Hanggi. seketika wajahnya langsung tenang dan matanya melebar. "T-t-tidak, s-sama sekali tidak," ujarnya tergagap. "A-a-aku m-mengerti." Ia butuh waktu sepuluh detik untuk mengucapkan kata-kata itu. Berkat kemurahan hatinya, Guru Park memberi Woohyun peran sebagai si gelandangan, dan semua tahu bahwa ia mampu memerankannya dengan cukup baik. Tokoh gelandangan dalam drama itu bisu, namun si peran malaikat yaitu dimainkan Minho selalu tahu persis apa yang ada dalam pikiran Woohyun.
Latihan akan dimulai minggu depan, dan mereka berlatih di ruang kelas, karena teater tidak boleh digunakan sebelum mereka dapat mengatasi semua "kecanggungan". Kecanggungan di sini maksudnya kecenderungan untuk secara tidak sengaja merusak properti panggung. Properti itu dibuat sekitar lima belas tahun yang lalu oleh Tuan Hong, ketika drama itu pertama kali dipentaskan. Seorang pekerja serabutan yang tidak punya pekerjaan tetap dan sudah pernah mengerjakan beberapa proyek untuk teater sebelumnya.
Jadi, meskipun itu tidak terlalu kelihatan. Setelah beberapa tahun berbagai properti panggung itu mulai rontok, dan si tua Lee yang berusaha memperbaikinya sendiri. si tua Lee memang ahli dalam membalik-balik halaman Alkitab, tapi ia tidak cukup mahir memalu paku. Properti-properti itu penuh dengan paku bengkok dan berkarat yang menonjol ke luar dari mana-mana, menembus permukaan kayu di begitu banyak tempat sehingga semua orang di panggung harus waspada dalam melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒊𝒔𝒕𝒂𝒄𝒉𝒊𝒐 𝑴𝒐𝒐𝒏
Fiksi RemajaCast: Kim Seungmin, Lee Minho and others Aku mau pergi denganmu ke pesta osis," kata Lee Minho akhirnya, "tapi dengan satu syarat." Seungmin menguatkan diri, sambil berharap syaratnya tidak terlalu berat. "Ya?" "Kau harus berjanji bahwa kau tidak...