Jangan lupa mainkan Instrumen di atas untuk menambahkan suasana chapter kali ini🔝
Di awal bulan Februari obat yang diminum Minho semakin banyak untuk membantu mengatasi rasa sakit yang harus ditanggungnya. Dosis yang lebih tinggi itu membuatnya pusing, dan lelaki itu terjatuh dua kali saat berjalan menuju kamar mandi, sekali kepalanya membentur wastafel. Setelah itu ia bersikeras agar para dokter mengurangi jumlah obatnya, dan dengan enggan para dokter terpaksa menuruti keinginan itu. Meskipun Minho kemudian bisa berjalan dengan normal, sakit yang dideritanya semakin menjadi-jadi, dan kadang-kadang bahkan mengangkat lengannya saja sudah membuat ia mengernyit kesakitan.
Dalam minggu pertama bulan Februari, berat lelaki Lee itu turun tiga kilogram, dan tak lama setelah itu berjalan pun menjadi semakin sulit baginya, kecuali hanya untuk jarak yang pendek. Itu, tentu saja, kalau ia dapat menahan rasa sakitnya, yang pada waktunya juga semakin sulit baginya. Ia mulai meminum obat-obatnya lagi, dengan menerima rasa pusing untuk mengatasi sakitnya.
***
Tiga hari kemudian, di saat suhu udara mulai terasa sedikit lebih hangat, Seungmin menunjukkan sesuatu yang indah sekali pada Minho. Sesuatu yang ia yakin tidak pernah dilihat lelaki Lee itu sebelumnya, sesuatu yang sangat ingin dilihat.
Gimpo merupakan bagian terindah dan paling istimewa di wilayah mereka, dengan udaranya yang bersuhu sedang dan letak geografisnya yang menakjubkan. Minho yang berpakaian ekstra tebal berdiri di sebelahnya di tepi dermaga saat malam yang sempurna di daerah selatan di kejauhan dan meminta kekasihnya untuk menunggu. Lelaki Kim itu bisa melihat uap napas mereka. Dan napas lelaki Lee itu lebih cepat daripada napasnya.
Seungmin harus menopang Minho saat mereka berdiri di sana. Sepertinya, kekasihnya itu lebih ringan daripada daun-daun pohon yang berjatuhan di musim gugur, namun ia tahu bahwa ini tidak akan sia-sia. Waktunya bulan yang berkilauan mulai tampak seakan terbit dari laut, memantulkan suatu kilasan cahaya di atas hamparan air yang perlahan-lahan berubah gelap dan menyemburatkan ribuan nuansa berbeda, yang satu lebih indah daripada sebelumnya.
Lee Minho tertegun menyaksikan semua ini, lengan Seungmin merangkul pinggangnya dengan erat, napasnya pendek-pendek dan lelah. Sewaktu langit akhirnya menjadi gelap dan kilau bintang pertama mulai bersinar di langit sebelah selatan, lelaki Kim itu memeluknya. Dengan lembut mencium kedua belah pipinya dan setelah itu bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒊𝒔𝒕𝒂𝒄𝒉𝒊𝒐 𝑴𝒐𝒐𝒏
Fiksi RemajaCast: Kim Seungmin, Lee Minho and others Aku mau pergi denganmu ke pesta osis," kata Lee Minho akhirnya, "tapi dengan satu syarat." Seungmin menguatkan diri, sambil berharap syaratnya tidak terlalu berat. "Ya?" "Kau harus berjanji bahwa kau tidak...