Play to Instrument untuk mendukung suasana chapter ini🔝
SEWAKTU Kim Seungmin berusia 17 tahun, hidupnya berubah untuk selamanya. Saat ia menyusuri jalan-jalan kota Gimpo sekitar empat puluh tiga tahun yang lalu, sambil mengenang kembali tahun itu dalam kehidupannya, ia mengingat segalanya dengan jelas.
Seakan semua itu baru saja terjadi di hadapannya. Seungmin ingat Minho menjawab "ya" menanggapi pertanyaannya yang emosional dan bagaimana mereka berdua mulai menangis bersama. Ia ingat saat berbicara dengan si tua Lee dan kedua orangtuanya, dan menjelaskan apa yang perlu dilakukan.
Semua orang mengira ia melakukannya semata-mata hanya untuk Minho. Si tua Lee dan orang tuanya berusaha mempengaruhinya agar mau mengubah pikiran, terutama setelah menyadari bahwa Minho telah menerima lamarannya juga. Semua orang tidak menyadari, dan bagi lelaki Kim itu terpaksa menjelaskan kepada semua orang, bahwa ia harus melakukannya demi dirinya sendiri.
Ia sedang jatuh cinta pada Minho, cintanya begitu dalam sehingga ia tidak peduli apakah kekasihnya itu sedang dalam keadaan sakit. Ia tidak peduli jika mereka tidak punya waktu lama.
Semua itu tidak penting baginya. Saat ini ia hanya ingin melakukan apa menurut hatinya merupakan hal yang benar untuk dilakukan. Seingat Seungmin pada saat itulah Tuhan untuk pertama kalinya berbicara secara langsung. Lelaki Kim itu tahu ada orang-orang yang mungkin bertanya-tanya apakah ia melakukannya karena rasa iba. orang-orang yang lebih sinis mungkin bahkan bertanya-tanya apakah ia melakukannya karena Minho sebentar lagi akan meninggal sehingga ia tidak perlu terlalu lama berkomitmen. Jawaban untuk kedua pertanyaan itu adalah tidak.
Kim Seungmin tetap akan menikahi Lee Minho apa pun yang akan terjadi. Ia tetap akan menikahi lelaki itu seandainya doanya untuk meminta keajaiban ternyata tiba-tiba dikabulkan. Ia yakin saat melamar kekasihnya itu dan ia masih yakin hingga hari ini.
Minho memang lebih daripada sekadar orang yang Seungmin cintai. Tahun itu, lelaki itu membantunya menjadi dirinya yang sekarang. Dengan bimbingan lelaki Lee yang menunjukkan betapa pentingnya membantu orang lain. Dengan kesabaran dan kelembutan kekasihnya juga menunjukkan padanya apa arti hidup ini yang sebenarnya. Sikap gembira dan optimis kekasihnya juga, bahkan di saat-saat sakit, merupakan hal paling menakjubkan yang pernah lelaki Kim itu saksikan.
Ia ingat mereka dinikahkan di gereja, Ayahnya berdiri di sampingnya sebagai pendamping mempelai. Itu satu hal lagi yang telah dilakukan Minho. mempersatukannya dan Ayahnya kembali, dan entah bagaimana caranya lelaki Lee itu juga telah berhasil mengobati sebagian luka di antara keluarganya.
Setelah apa yang dilakukan oleh Ayah untuknya dan untuk orang ia cintai, Seungmin tahu pada akhirnya bahwa Ayah adalah seseorang yang selalu dapat ia andalkan.
Kekasihnya juga mengajarkannya makna pemberian maaf dan kekuatan perubahan dari maaf itu. Ia menyadari hal ini ketika Changbin dan Hyunjin datang berkunjung ke rumah. Minho tidak menaruh dendam sama sekali. Lelaki itu memang bukan hanya malaikat yang pernah menyelamatkan Hanggi, tetapi juga malaikat yang telah menyelamatkan mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒊𝒔𝒕𝒂𝒄𝒉𝒊𝒐 𝑴𝒐𝒐𝒏
Teen FictionCast: Kim Seungmin, Lee Minho and others Aku mau pergi denganmu ke pesta osis," kata Lee Minho akhirnya, "tapi dengan satu syarat." Seungmin menguatkan diri, sambil berharap syaratnya tidak terlalu berat. "Ya?" "Kau harus berjanji bahwa kau tidak...