Seorang gadis tengah memandang sahabatnya dengan seksama. Wajah tampan yang membuat semua gadis berteriak saat dia lewat. Dialah namja yang bernama Ooh Sehun.
Namja yang berhasil membuat luluh semua yeoja termasuk sahabatnya yang bernama Kim Yoon Hee. Yoon hee sudah mengagumi Sehun sejak pertama kali mereka bertemu. Saat itu murid murid lain tidak berani untuk berbicara dengan sehun, mereka sedikit mendiskriminasikan sehun karena sehun memiliki kewarganegaraan yang berbeda. Hanya yoon hee saja yang dengan percaya diri mendekatinya. Mungkin karena yoon hee juga merasa agak berbeda dari yang lainnya karena dia blasteran korea-indonesia.
Awalnya ia mendekati sehun hanya untuk dijadikan teman, namun seiring berjalannya waktu semuanya sudah berbeda. Mereka kemudian bersahabat dan salah satu di antaranya mempunyai perasaan, dialah Yoon Hee.
"wae?" tanya namja itu pada Yoon hee.
"ada sesuatu di wajahku?" ia kembali bertanya.
"a-aniya.. Aku hanya melihat pemandangan yang ada di belakangmu" sahut yoon hee.
Sehun menengok ke arah belakang, melihat bunga yang bermekaran di belakangnya. Sehun mengangguk dan kemudian kembali membaca buku yang ia baca tadi. Tentu saja yoon hee berbohong mengatakan itu. Ia tidak mungkin berbicara sejujurnya, mengucapkan apa isi hatinya pada Sehun.
"Bunny, apa kau tahu? Besok lusa temanku akan datang" ujar yoon hee.
Sehun hanya berdehem. Ia terlalu fokus pada buku yang ia baca. Buku dengan judul 'Waiting For Love by Unknown'. Namja itu sudah mengoleksi banyak karya milik Unknown. Menurutnya buku itu terasa sangat nyata dan familiar. Bahkan terkadang ia sering deja vu saat membacanya.
"Ya! Bunny-ya!! aku lapar" teriak yoon hee yang menggagalkan imajinasi Sehun .
"Mwo? Mwo?" tanya Sehun kesal
Kruuyykk
Terdengar suara dari perut yoon hee. Suara yang hampir sama dengan suara petir, sontak yoon hee langsung memegang perutnya. Malu. Bukan salah yoon hee kan? Sejak tadi gadis itu sudah mengajak Sehun makan tapi Sehun malah tidak menggubrisnya sama sekali.
"padahal niatku kan baik... Aku tau kau juga belum makan dari tadi siang. Sudahlah, aku-mau-makan-sendirian" kata yoon hee dengan penuh penekanan di kata terakhir.
Sehun melihat punggung gadis itu semakin menjauh. Ia berdecak kesal melihat yoon hee yang meninggalkan ia sendirian.
"apa salahku? Kenapa pria selalu salah dan wanita selalu benar?" Sehun menggerutu sambil membereskan buku-bukunya dan mengejar yoon hee.
SEHUN POV
Dimana kau, yoonie?
Mataku mulai mencari-cari sosok gadis itu. Gadis yang menyebalkan namun bagiku dia menggemaskan. Siapa lagi kalau bukan yoon hee.Dia sahabatku sejak aku pindah ke Korea 5 tahun yang lalu. Aku tidak tahu kenapa aku bisa dekat dengannya, aku lupa. Yang aku tahu, dia selalu ada saat aku sedih maupun senang.
Mataku menangkap sosok yang aku kenal masuk kedalam kedai ramen di dekat universitas kami. Aku langsung mengikutinya dan memarahinya karena telah meninggalkanku sendirian tadi di taman.
"kenapa kau selalu meninggalkanku, huh? Bagaimana kalau tiba-tiba ada fangirl atau sesaeng fans yang menculikku? Kau mau tanggung jawab?" tanyaku
"memangnya ada yang akan menculikmu? Bahkan kau bukan artis atau seleb sosmed. Kau juga sudah dewasakan?" balasnya
Alhasil dari pertengkaran ini yoon hee yang mengalah. Aku bersorak atas kemenangan telak ku ini. Dia meminta maaf terlebih dulu karena tadi ia menggangguku membaca. Tapi ya sudahlah, aku takkan mengungkit hal itu lagi.
Dia hanya menatapku dengan seksama seperti tadi. Dia melamun? Pikirku. Aku melambaikan tanganku di depan matanya, kemudian dia tersadar."Ya! Ramennya sudah datang yonnie" seruku.
Dia terlihat bersemangat saat makan. Hal yang paling aku suka saat melihat pipinya menggembung seperti ikan karena terlalu banyak makanan yang masuk kemulutnya.
"kenapa kau tertawa? Ada yang lucu?" tanyanya
Aku hanya menggelengkan kepalaku dan mulai menyumpit mie yang hampir mengembang ini.
Di sungai Han hari ini banyak sekali pasangan yang ingin menikmati keindahannya. Tunggu, apa ini yang dinamakan kencan?
"yoonie, kenapa kau mengajakku kesini? Apa ini termasuk kencan? " tanyaku memecah keheningan diantara kami.
Dia terdiam sejenak untuk memberikan jeda. Dan aku hanya bisa menunggu jawabannya. Aku bisa melihat samar samar warna kemerahan di pipinya. Apa dia malu? Jadi, apa itu benar? Dia menyukaiku? Batinku.
"um aniyo... Hanya saja.... Aku ingin pergi kesini sejak dulu, karena eomma bilang padaku kalau aku sedang sedih aku harus menghanyutkan perasaan sedihku bersama aliran sungai ini" jawab yoon hee cukup jelas bagiku.
"dan saat ini kau sedih?" sahutku mencoba menerka nerka perasaannya saat ini.
Dia menoleh kepadaku, kemudian tersenyum.
"aniya.. Kajja kita pulang. Matahari sudah mulai hilang, aku tak mau mengkhawatirkan appaku" kata yoon hee sembari jalan perlahan mendahuluiku.
Hal yang paling aku benci pada seorang wanita adalah mereka tidak akan mengatakan hal yang membuat mereka sedih. Mereka lebih suka untuk memendamnya sendirian, kenapa? Ada yang bisa menjelaskannya? Semakin aku pikiran, semua itu tidak masuk ke dalam logika.
AUTHOR POV
Di pagi hari seperti ini biasanya yoon hee sudah melakukan banyak pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dan hal hal lainnya meskipun sebenarnya banyak sekali pelayan di rumah sebesar ini. Dan kini ia sedang makan di meja makan berdua bersama appanya. Sungguh rasanya sepi tanpa kehadiran eommanya.
"uhm~ appa.... Apa makanannya enak?" tanya yoon hee pelan
"tentu saja.. Masakanmu sama seperti eommamu" jawab appa tersenyum.
"jinjja? Tapi appa... Apakah eomma disana baik-baik saja?" sahut yoon hee
Tuan Kim terdiam. Dalam hatinya juga berharap bahwa istrinya akan baik-baik saja disana.
Sebenarnya Ny. Kim saat ini sedang berada di LA, menjalankan cabang dari perusahaan yang tn. dan ny. Kim dirikan bersama. Perusahaan 'THE MOST'. mungkin sebentar lagi tuan kim juga akan menyusulnya sekedar mengontrol perusahannya yang ada disana.Perusahaan yang termasuk dalam 5 kategori perusahaan besar. Perusahaan mereka memperoleh tingkat ke 2 se Korea setelah perusahaan octagon.
Tok tok tok
Ketukan pintu yang keras membuat yoon hee harus menghentikan aktivitas mencuci piring. Ia segera membuka pintu dan mendapai sahabat lamanya berdiri didepan pintu sambil tersenyum.
"kya! Joohyun-ah! Kapan kau sampai disini? Kupikir masih besok" kata yoon hee memeluk erat yeoja di hadapannya itu.
"aku mempercepatnya agar aku bisa bertemu denganmu.. Bogoshipoyo yoonie!" pelukan joohyun juga sama eratnya.
Sesekali mereka merenggangkan pelukannya dan mengambil oksigen sebanyak banyaknya."mungkin aku akan lebih lama disini karena aku akan melanjutkan studyku di Korea... Aku sudah diterima di universitas s" ujar yeoja bermarga Shin itu.
"jinnja? Aku juga disana. Itu artinya kita bisa berangkat bersama, istirahat bersama dan melakukan apapun bersama seperti dulu" sahut yoon hee sambil merekahkan senyumannya.