CHAPTER 6

1.7K 159 16
                                    

Saranghae? Dia c-ci-cint-a padaku? Sejak kapan?

Namja ini membalikkan badannya dan menatapku. Aku bisa melihat jauh kedalam mata indahnya.

"sejak awal.. Kau seperti magnet yang terus menerus menarikku. Kita punya satu kutub yang sama. Bukankah benar? Ah shitt!! Aku tidak bisa mengatakannya"

Sehun mengacak pelan rambutnya, frustasi. Aku suka melihatnya, aku suka semua yang dia suka.

"intinya,, saranghae... " lanjutnya menatapku

" na-nado" balasku sedikit gugup.

Sudut bibirnya tertarik keatas, ia tersenyum mendengar jawabanku. Oh Tuhan, hari ini aku sangat bahagia. Kalau bisa, aku ingin waktu berhenti berputar saat ini juga. Senyumku pun tak jauh berbeda darinya.

"apa dia akan berkata begitu?" tanyanya masih dalam posisi tersenyum.

Tunggu, 'dia' ? Dia siapa yang kau maksud Sehun-ah?

"apa dia akan menjawab seperti jawabanmu?" dia kembali bertanya padaku.

"siapa yang kau maksud?" aku memberanikan diriku untuk bertanya

"tentu saja joohyun, siapa lagi?"

Deg

Jantungku rasanya mau copot. Tidak hanya ribuan jarum yang menusuk hatiku, melainkan ribuan pedang. Rasanya sakit sekali. Bahkan kakiku rasanya kaku, ah tidak maksudku seluruh tubuhku rasanya tidak mau bergerak. Ya Tuhan, baru saja aku bahagia, baru saja aku mengepakkan sayapku, namun sang pemburu menembakku hingga aku terjatuh dan tidak bisa bangun.

"kita ulangi lagi, aku masih gugup saat berada di sampingnya" lanjut Sehun

Dia mengulangi ucapannya. Aku hanya menganggukkan kepalaku. Yang bisa aku lakukan hanya menyengir. Aku mencoba melihat ke dalam matanya barangkali ia bohong , namun didalam sana aku tak menemukan apapun. Hasilnya nihil.

"nado, saranghaeyo Bunny-ah" aku mengkonfirmasinya. Menjawab pertanyaannya dengan sepenuh hatiku meskipun kata kata itu tidak diperuntukkan kepadaku.

Dia memelukku. Pelukannya terasa hangat. Namun meskipun begitu, aku masih saja tidak bisa menahan bendungan air mata ini. Aku terus menerus bertahan, aku tidak mau ia melihatku menangis.

Sehun-ah, kapan kau akan melihatku? Kapan kau akan menyukaiku? Apakah ini artinya cintaku ini adalah cinta sepihak? Eomma, rasanya perih... Eomma aku ingin menceritakan semuanya padamu.. Eomma!!

Selepas kejadian tadi, kami berdua mampir sebentar di sebuah cafe bergaya clasik milik Baekhyun. Cafe ini belum lama dibuka namun pelanggannya selalu ramai dan memenuhi setiap sudut ruangan ini hingga Baekhyun sendiri bingung.

"dimana Baekhyun?" tanyaku pada salah satu pegawai yang berdiri di kasir.

"ah, dia sedang keluar. Mungkin ia sedang mengisi perutnya dengan makanan saat ini" jawabnya

Aku dan Sehun duduk di dekat jendela, tempat VVIP yang biasa kami gunakan. 5 menit kemudian minuman yang kami pesan datang.

"um~ tolong jangan beritahu joohyun tentang ini" ujarnya

Aku mengangukkan kepalaku, malas. Jebal, jangan kau bahas nama joohyun didepanku untuk hari ini.

Untuk beberapa saat kami berdua terdiam satu sama lain, melakukan aktivitas kami masing-masing.

"jadi, kapan kau akan mengatakannya, huh?" aku mencoba memecah keheningan yang ada. Ah shit! Aku harus membahasnya demi suasana ini tidak canggung.

"secepatnya. Sebelum salju disini cair, sebelum daun daun itu kembali hijau, dan.... Sebelum perasaan joohyun hilang" balasnya.

Aku tersenyum seperti biasanya. Senyuman palsu yang bisa membuatnya lega. Aku memegang tangannya yang berada di atas meja. Memegang dengan erat karena aku yakin suatu saat tangan ini tidak akan pernah kugapai lagi. Sehun menatapku. Aku pun membalas tatapannya.

"berjanjilah kau jangan pernah menyakitinya. Buat ia terus tersenyum setiap harinya, jangan biarkan satu tetes air mata jatuh membasahi pipinya... Hanya dia orang yang mengerti aku, kau menyakitinya sama saja kau menyakiti perasaanku juga... Percayalah, dia sangat sangat mencintaimu. Buat ia menjadi prinsip di hidupmu, arrachi?" kataku

Ia menumpukkan tangan satunya lagi keatas genggaman kami. Meyakinkan hatiku bahwa dia dan joohyun akan bahagia selamanya.

"aku berjanji" kata katanya melegakan hatiku. Aku sudah terbiasa terluka, tapi joohyun? Dia baru pertama kali jatuh cinta. Aku tidak mau cinta pertamanya bertepuk sebelah tangan. Akan aku relakan apapun agar sahabatku bahagia.

YOON HEE POV END

SEHUN POV

Drrttt drrtt drrt

Aku melihat layar milik yoon hee hidup, ah ternyata ada telepon. Segera ia ijin sebentar, keluar dari khalayak ramai ini agar ia bisa mendengar jelas suara si penelpon.
Sementara yoon hee pergi, aku pun membuka layar kunci ponselku dan menatap gambar joohyun. Dia sangat manis. Aku jadi semakin suka setiap kali melihatnya. Tiba tiba saja Baekhyun datang dan mengagetkanku.

"sendirian?" tanyanya padaku sembari ia melepaskan mantelnya dan ia taruh di pegangan kursi.

"ani, aku kesini dengan yoon hee" jawabku.

"lalu, dimana dia? Sedang ke toilet? Atau sedang memesan makanan?" dia kembali bertanya.

"dia sedang menerima telpon.. Mungkin sebentar lagi dia akan kemba-" kata kata Sehun terputus saat ia melihat yoon hee sudah kembali.

"ah Baekki! Darimana saja kau, huh? Kami sudah menunggumu.. Hubungi yang lain.. " dengan penuh antusias yoon hee menyapa Baekhyun. Haish, orang ini memang terlalu ramah.

Satu persatu datang dan meramaikan setiap pokok pembicaraan kami. Sejak tadi yoon hee mendominasi topik pembicaraan ini. Dia benar benar moodboster bagiku dan yang lain. Pernah suatu hari saat yoon hee sedang sedih karena merindukan eommanya, kami juga ikutan sedih. Aku dan yang lainnya tidak tahu akan sebosan apa jika tidak ada yoon hee.

Dua jam pun sudah berlalu. Kami sudah terlalu lama disini. Sebagian pulang, dan sebagiannya lagi tetap tinggal untuk beberapa menit. Aku dan yoon hee berpamitan dengan yang lain.

"ah, sehun-ah! Kenapa kau selalu mengambil yoon hee saat sedang asik seperti ini, huh?" umpat Kai padaku

Aku menunjukkan senyum ejekkanku. Sedangkan yoon hee, dia juga tersenyum kemudian mendekat ke arah Kai dan sedikit memeluknya.

"Kai, aku juga tidak mau berpamitan sekarang tapi sayangnya aku harus... Kita bertemu lagi besok ne? Di kelas?"
Sebelum pergi yoon hee menghibur Kai terlebih dahulu. Memang kedua orang itu seperti kakak dan adik, ah ani.. Kurasa hubungan mereka lebih mengarah ke ibu dan anak. Meskipun yoon hee dan Kai sering melakukannya, entah kenapa dada ini terasa sesak. Apakah aku sakit?

Karna terasa lama, aku sedikit menarik yoon hee. Rasanya aku seperti mengambil permen dari bayi. Dan kini, kami berdua berjalan melewati jalan yang hampir di penuhi oleh salju.

".... Bunny-ya, aku ingin kau... "
Aku sedikit tidak mendengarkan apa ucapan yoon hee. Aku terlalu sibuk dengan ponsel yang ada di tanganku ini. Sedari tadi aku memang terus menerus memegang ponselku. Membaca semua komentar dari penggemarku dan ternyata komentar joohyun terselip di antara fans fansku.

"KYA! BUNNY!....... SEHUN! AWAS" terlihat yoon hee kembali berbalik dari sebrang jalan dan berlari ke arahku. Yoon hee mengatakan sesuatu tentang mobil. Entah kenapa, reflekku langsung menoleh ke arah kanan dan aku melihat sebuah mobil warna merah melaju kencang kearahku.

Yoon hee mendorongku hingga kami berdua terpental ke sisi jalan dan selamat dari mobil tadi.

Mataku berkunang-kunang. Aku hanya melihat yoon hee yang menyengir kesakitan. Ia memegang pelipisku dengan tangannya kanannya. Sedangkan kulihat tangan kirinya terus memegangi kakinya. Sepertinya pelipisku mengeluarkan darah. Aku mulai pusing dan tidak bisa berkonsentrasi pada apa yang terjadi saat ini. Tubuhku lemas, bahkan salah satu anggota tubuhku, aku tak kuat mengangkatnya. Aku hanya bisa melihat yoon hee yang meringis kesakitan.

"Bunny-ya, bertahanlah" dia terus meyakinkan bahwa nantinya aku akan baik-baik saja.

Lama kelamaan kesadaranku mulai hilang dan sebelum itu, banyak orang orang yang mengerumuni kami. Setelah itu, aku tidak tahu kelanjutannya. Semuanya menjadi gelap gulita.

SEHUN POV END

~~~~~

Love For Ooh Sehun 💕 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang